27 Jan 2021
Dinda Ayu Saraswati
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Selama hamil, perubahan hormon bisa memengaruhi kadar zat kimia di otak yang berhubungan langsung dengan pengaturan suasana hati. Inilah sebabnya ibu hamil cenderung mengalami mood swing.
Perubahan mood yang naik turun adalah hal yang kerap dirasakan ibu hamil. Namun, bila Bumil terus-menerus merasa sedih, bisa jadi ini adalah gejala depresi. Jika Bumil mengalaminya, sebaiknya segera cari bantuan karena masalah psikis ini tidak boleh diabaikan.
Jika ibu hamil yang mengalami perubahan hormon ini juga menghadapi masalah hidup yang cukup berat, bisa saja terjadi depresi saat hamil. Risiko Bumil untuk terkena depresi akan meningkat bila Bumil pernah mengalami keguguran, pengalaman traumatis, atau depresi sebelum hamil.
Mengenali depresi saat hamil bisa menjadi sulit karena beberapa tandanya mirip dengan gejala kehamilan biasa, seperti perubahan nafsu makan, lemas, dan perubahan pola tidur.
Meski demikian, depresi saat hamil biasanya juga disertai tanda-tanda berikut ini:
Gejala-gejala ini bisa dikategorikan sebagai depresi jika dirasakan setidaknya selama 2 minggu.
Walaupun mungkin gejala-gejala ini disadari oleh ibu hamil, tidak banyak yang mengetahui bahwa ini merupakan hal serius. Akibatnya, sering kali gejala ini tidak segera diatasi. Padahal, depresi tidak boleh dibiarkan begitu saja, apalagi bila terjadi pada ibu hamil.
Depresi bisa membuat ibu hamil melampiaskan kesedihannya dengan mengonsumsi junk food, merokok, atau minum minuman beralkohol. Bahkan, pada depresi berat, ibu hamil bisa mencoba untuk mengakhiri hidupnya.
Dampak depresi saat hamil bisa menyebabkan janin berisiko mengalami gangguan perkembangan, lahir dengan berat badan rendah, atau lahir prematur. Selain itu, jika depresi berlanjut hingga setelah melahirkan, ibu kemungkinan besar tidak memiliki keinginan untuk merawat bayinya.
Depresi bisa merugikan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, depresi saat hamil perlu segera diatasi bila muncul gejalanya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan jika Bumil merasakan tanda-tanda yang mengarah ke depresi, antara lain:
Depresi saat hamil perlu ditangani secara profesional. Oleh karena itu, Bumil harus berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Jika Bumil berkonsultasi ke psikolog, terapi yang mungkin dilakukan adalah psikoterapi. Terapi ini dapat mengatasi depresi yang ringan atau sedang.
Namun, jika gejala yang Bumil alami dinilai termasuk dalam depresi berat, psikolog kemungkinan akan merujuk Bumil ke psikiater agar bisa mendapatkan obat di samping psikoterapi.
Pengobatan untuk depresi berpotensi menimbulkan efek samping pada janin. Namun, jika psikiater memutuskan untuk memberikan Bumil obat, artinya ia menilai bahwa manfaat mengonsumsi obat tersebut lebih besar ketimbang risikonya.
Walaupun begitu, Bumil tetap dianjurkan rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan, apalagi jika depresi juga telah memengaruhi kesehatan fisik Bumil.
Untuk mendukung kerja obat dan psikoterapi, Bumil juga bisa melakukan beberapa hal yang dapat membantu meringankan gejala depresi saat hamil, di antaranya adalah:
- Istirahat yang cukup. Usahakan untuk tidur yang cukup dan teratur setiap harinya. Kurang tidur dapat menurunkan kemampuan Bumil untuk menghadapi stres, sehingga Bumil lebih rentan mengalami gejala depresi.
- Olahraga ringan. Latihan fisik selama kehamilan diketahui mampu meningkatkan kadar hormon serotonin (hormon bahagia) dan menurunkan hormon kortisol (hormon stres). Namun, Bumil dianjurkan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan untuk mengetahui jenis latihan fisik dan olahraga yang sesuai dengan kondisi Bumil.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. Cara lain yang bisa Bumil lakukan untuk meringankan depresi saat hamil adalah mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. Mengonsumsi makanan yang tinggi gula, kafein, lemak jahat, atau terbuat dari tepung diketahui dapat memperburuk mood, bahkan bisa memperparah gejala depresi.
- Konsumsi asam lemak omega-3. Asam lemak omega-3 juga bisa digunakan sebagai mood booster alami dan bisa membantu meringankan gejala depresi saat hamil. Selain itu, nutrisi ini juga baik untuk perkembangan otak bayi. Asam lemak omega-3 bisa didapatkan dengan mengonsumsi ikan, kacang-kacangan, dan minyak nabati.
Depresi saat hamil bisa membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, gejala depresi perlu diwaspadai dan segera diatasi dengan terapi dan pengobatan dari psikolog atau psikiater.
Sayangnya, salah satu gejala depresi adalah merasa tidak berharga dan putus asa sehingga bisa membuat penderita tidak peduli akan kesehatannya dan enggan untuk mencari bantuan atau pengobatan.
(Sumber: alodokter)
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM