Postpartum Depression: Kenali Gejala, Faktor Penyebab dan Cara Menanganinya

calendar icon

26 Dec 2020

author icon

Ika

category icon

Postpartum Depression: Kenali Gejala, Faktor Penyebab dan Cara Menanganinya

Ketika malam tiba dan seisi rumah sudah terlelap, seorang ibu berjongkok di sudut kamar tidur. Ia menangis, kencang, hingga pagi datang. Ia merasa bersalah terhadap bayi yang baru beberapa hari dilahirkan. Merasa sudah mengecewakan sang suami. Esok malamnya, ia kembali mengurung diri. Menangis lagi. Pada malam-malam hingga sebulan kemudian, ia selalu kembali ke tempatnya berjongkok, menarik diri dari semua orang di rumah, menangis.

Rasa bersalah disusul kemurungan berkepanjangan pascamelahirkan disebut postpartum depression. Gejalanya, seperti sudah disebutkan sebelumnya: murung, mengurung diri, menangis tanpa alasan "rasa bersalah" yang gamblang.

Ciri-cirinya secara sekilas mirip dengan sindrom baby blues atau baby blues syndrome. Bedanya, postpartum depression berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Intensitas perubahan suasana hatinya juga lebih berat. Jika dibiarkan, postpartum depression akan memicu seorang ibu melakukan hal-hal yang sebelumnya tak diprediksi. Contohnya kehilangan nafsu makan, insomnia akut, berusaha menyakiti diri sendiri, bahkan mungkin, anaknya.

Beberapa faktor penyebab postpartum depression:

- Perubahan fisik akibat kinerja hormon dalam tubuh ibu. Kinerja hormon mungkin sekali memicu Moms jadi banyak makan dan cenderung tak menakar gizi. Ketidakseimbangan gizi akhirnya berpengaruh pada mood, yang kerap berganti-ganti dan lebih banyak murungnya.

Baca juga: [Studi] Apakah Buah Blueberry Bisa Mengatasi Baby Blues?

-Perubahan psikis. Seringkali seorang ibu yang baru melahirkan anak sulung merasa mudah cemas lantaran memiliki tanggung jawab baru. Belum-belum, sudah cemas. Ketika setiap hal diawali dengan kecemasan, proses berikutnya menjadi lebih sulit. Termasuk proses merawat bayi.

-Stres. Yang kerap terjadi, stres pada ibu yang baru melahirkan dipicu masalah dengan pasangan atau persoalan keuangan.

-Kurang dukungan dari keluarga.

Postpartum depression sebetulnya bisa dicegah sedari dini. Cara terbaik adalah berkonsultasi selama masa kehamilan dan sesudah melahirkan. Jika gejala postpartum depression sudah mulai kelihatan, dokter akan mengobservasi lebih lanjut dan bisa jadi, memberikan obat antidepresan. Usahakan kembali ke keluarga besar. Sekadar meminta saran atau bercerita tentang hari ini. Paling tidak, Moms tak melakukan semuanya sendirian. Semangat, ya.

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM