04 Jul 2021
Ika
Balita
Balita
Vitamin D3 banyak dicari selama pandemi Covid-19. Sebagai salah satu jenis mineral, vitamin D3 turut mengatur kinerja kalsium dan fosfat dalam tubuh. Keduanya dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang, gigi dan otot. Serta, yang tak kalah penting, menjaga kekebalan tubuh—hal yang diperlukan selama pandemi. Demikian pengingat Kantor Layanan Kesehatan Nasional Kerajaan Inggris atau National Health Service – United Kingdom (NHS UK).
Secara alami kulit kita membentuk jaringan vitamin D3 saat terpapar sinar Matahari. Itulah mengapa bayi disarankan untuk dijemur di bawah sinar matahari pagi, khususnya selama pandemi belum mau lewat.
“Vitamin D3 memiliki efek antinflamasi, yang mendorong tubuh memaksimalkan kinerja kekebalan terhadap serangan penyakit,” kata dokter Asif Munaf, tenaga kesehatan NHS seperti disitir dari The Independent. Penyakit itu termasuk virus korona.
Lembaga penelitian kesehatan Amerika Serikat, National Institutes of Health, merekomendasikan takaran vitamin D—induk dari vitamin D3—yang sebaiknya tercukupi bagi anak-anak selama pandemi.
Bayi berusia 0-12 bulan: 400 unit internasional atau international unit (IU) vitamin D, termasuk D3, setiap hari
Bayi berusia 1-2 tahun, dan seterusnya hingga dewasa: 600 IU vitamin D setiap hari.
Vitamin D kini tersedia dalam pelbagai kemasan suplemen pendukung nutrisi. Baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.
Gagasan bahwa suplemen yang murah, aman, dan tersedia dapat membantu melindungi orang dari infeksi SARS-CoV-2 memang sangat menarik, demikian pembuka artikel Medical News Today.
Namun, kita tak bisa sepenuhnya menggantungkan soal terpapar atau tidaknya tubuh terhadap virus korona pada vitamin D3 saja. Vitamin D3 bukanlah “tameng”, yang membuat kita lantas melewatkan nutrisi lain selama pandemi. Beberapa penelitian di berbagai negara sejauh ini juga tak pernah menyatakan “vitamin D3 dapat menangkal virus korona.”
Mengurangi potensinya, iya. Tetapi bukan melindungi sepenuhnya. Kuncinya tetap ada pada diri masing-masing. Ketika menyangkut anak-anak, kuncinya ada pada orang tua.
Vitamin D3 dapat mengurangi potensi kemunculan beberapa infeksi pernapasan, betul. Jadi, secara teoretis, vitamin D3 dapat mengurangi potensi virusnya mendekam dalam tubuh anak-anak.
Meski kita semua memahami vitamin D bersumber terbanyak dari sinar Matahari, tetapi tak bisa hanya mengandalkan paparannya saja. Menjadi penting bagi Moms untuk turut menyertakan sumber alami vitamin D3 dalam makanan anak. Pemberiannya bisa dimulai ketika Si Kecil memasuki masa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI) atau MPASI.
Sumber alami vitamin D3 yang bersumber dari makanan, misalnya:
ikan berminyak – seperti salmon, sarden, herring, dan mackerel
daging merah
hati
kuning telur
jamur
susu kedelai
makanan yang diperkaya – seperti kebanyakan olesan lemak dan beberapa sereal sarapan
Tak perlu susah-susah meracik bahan makanan itu menjadi menu yang rumit, ya, Moms. Diracik secara sederhana pun tak apa. Yang terpenting adalah, anak-anak memperoleh vitamin D—termasuk D3—yang tercukupi dalam sepiring, atau semangkuk, MPASI mereka.
Moms dapat melengkapi peralatan anak yang aman dan berkualitas terbaik lewat situs Mooimom. Di Mooimom, ada pelbagai macam peralatan makan anak dengan berbagai warna yang menarik. Kualitasnya terjamin dengan bahan yang aman untuk anak. Salah satunya produk keluaran Mugu.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM