09 Jul 2021
Dinda Ayu Saraswati
Sawan pada bayi merupakan salah satu penyakit yang masih dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Namun, gejala yang diterima sebagai bukti adanya penyakit maupun cara-cara mengatasinya antara masyarakat yang satu dengan yang lain ada kemungkinan berbeda.
Masih adanya perhatian secara khusus masyarakat setempat terhadap kejadian sakit pada bayi dan anak balita yang dipercaya karena makhluk halus yang diungkapkan dengan istilah sawan. Namun, secara nalar ungkapan sawan pada bayi yang berkaitan makhluk halus tidak bisa diterima.
Akan tetapi dari sisi lain ada hal yang positif yaitu mencerminkan adanya kesadaran yang tinggi untuk memberi perhatian khusus terhadap anak yang masih bayi atau balita untuk dijaga keselamatan dan kesehatannya dari gangguan yang tidak diinginkan seperti sawan pada bayi.
Sawan adalah keadaan di mana anak-anak tidak sadarkan diri dan biasanya diikuti oleh kekejangan atau penyentakan kaki serta tangan hingga guncangan seluruh badan (grand mal seizure). Sawan terjadi karena proses pelepasan elektrik secara tidak normal di dalam otak dan berakibat terjadinya guncangan pada bayi. Lalu apa penyebab sawan pada bayi? Mengutip dari Orami, begini penjelasan mengenai sawan pada bayi.
Kolik sering terjadi, tangis berkepanjangan dan intens atau kerewelan pada bayi yang sehat. Kolik bisa sangat membuat frustasi bagi orang tua karena kesusahan bayi terjadi tanpa alasan yang jelas dan tidak ada penghiburan yang tampaknya membawa kelegaan.
Terkadang kolik sering diartikan sebagai sawan pada bayi juga sering terjadi pada malam hari, ketika orang tua sendiri sering lelah. Kolik pada bayi biasanya memuncak saat berusia sekitar 6 minggu dan menurun secara signifikan setelah perkembangan bayi usia 3 bulan hingga 4 bulan.
Walaupun tangisan yang berlebihan akan hilang seiring waktu, mengatasi kolik akan menambah stres yang signifikan pada perawatan bayi baru lahir terutama orang tua yang baru memiliki anak.
Penyebab kolik yang kerap dianggap sawan pada bayi ini tidak diketahui. Ini mungkin hasil dari berbagai faktor yang berkontribusi. Sementara sejumlah penyebab telah dieksplorasi, sulit bagi peneliti untuk menjelaskan semua fitur penting.
Misalnya seperti mengapa biasanya dimulai pada akhir bulan pertama kehidupan, bagaimana hal itu bisa bervariasi setiap bayi, mengapa hal itu terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari dan mengapa bisa selesai sendiri pada waktunya.
Dilansir dari Mayo Clinic, faktor penyebab yang mungkin telah dieksplorasi meliputi sistem pencernaan yang belum berkembang sepenuhnya, ketidakseimbangan bakteri sehat di saluran pencernaan, alergi atau intoleransi makanan, makan berlebihan, kurang makan, atau jarang bersendawa, bentuk awal migraine anak, atau stress pada anak.
Kolik pada bayi tidak menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek atau jangka panjang bagi anak. Tapi, Kolik membuat stres bagi orang tua. Penelitian telah menunjukkan hubungan antara kolik dan masalah berikut dengan kesejahteraan orang tua seperti meningkatkan risiko depresi postpartum pada ibu, penghentian menyusui dini hingga perasaan bersalah, kelelahan, tidak berdaya atau marah.
Kejang demam juga kerap disebut sebagai sawan pada bayi. Kejang demam adalah kejang pada anak yang disebabkan oleh demam. Demam sering kali disebabkan oleh infeksi. Kejang demam terjadi pada anak kecil dan sehat yang memiliki perkembangan normal dan belum pernah mengalami gejala neurologis sebelumnya.
Tentunya, ketika kejang demam melanda Moms dan Dads akan ketakutan. Tapi, untungnya kejang demam biasanya tidak berbahaya, hanya berlangsung beberapa menit, dan biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan yang serius.
Moms dan Dads, dapat membantu menjaga Si Kecil tetap aman selama kejang demam dan dengan menawarkan kenyamanan setelahnya. Kejang demam sederhana merupakan jenis paling umum ini berlangsung dari beberapa detik hingga 15 menit. Kejang demam sederhana tidak kambuh dalam waktu 24 jam dan tidak spesifik pada satu bagian tubuh.
Kejang demam kompleks biasanya berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam atau terbatas pada satu sisi tubuh anak. Kejang demam paling sering terjadi dalam waktu 24 jam setelah timbulnya demam dan bisa menjadi tanda pertama bahwa seorang anak sakit.
Kebanyakan kejang demam tidak menghasilkan efek yang bertahan lama. Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kerusakan otak, cacat intelektual, atau ketidakmampuan belajar, dan bukan berarti Si Kecil memiliki kelainan mendasar yang lebih serius.
Kejang demam dipicu oleh kejang dan tidak menunjukkan epilepsi. Epilepsi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kejang berulang tanpa sebab yang disebabkan oleh sinyal listrik abnormal di otak.
Gejala kejang demam pada anak yaitu Si Kecil mengalami kejang demam gemetar dan kehilangan kesadaran. Kadang-kadang karena anak menjadi kaku sehingga orang mengira ini adalah sawan pada bayi. Seorang anak yang mengalami kejang demam dapat demam lebih tinggi dari 38 derajat Celcius, hilang kesadaran, goyangkan atau hentakan lengan dan kaki.
Ketika si kecil mengalami sawan pada bayi, mungkin Moms sebagai orang tua akan kebingungan harus melakukan apa. Cara menghilangkan sawan pada bayi harus dilakukan berdasarkan penyebabnya. Jika bayi mengalami sawan karena kolik, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan Moms untuk menenangkannya dengan cara:
Sementara, jika sawan terjadi karena kejang demam, Moms harus bersikap lebih sigap karena kondisi ini bisa berbahaya. Adapun yang harus Moms lakukan sebagai cara mengatasi demam yang menyebabkan kejang adalah:
Itu dia penjelasan mengenai sawan pada bayi. Menangkan bayi dengan memberikannya bantal bayi yang berkualitas. Moms bisa memilih MOOIMOM Baby Pillow. Terbuat dari bahan yang premium, sehingga bayi akan nyaman sepanjang tidurnya.
Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM