Mengenal Tachypnea, Napas Cepat dan Cenderung Tersengal-sengal pada Bayi

calendar icon

06 Jul 2021

author icon

Ika

category icon

Mengenal Tachypnea, Napas Cepat dan Cenderung Tersengal-sengal pada Bayi

Tachypnea  didefinisikan sebagai frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali per menit pada bayi di bawah usia 2 bulan, lebih dari 50 pada bayi 2-12 bulan dan lebih dari 40 pada anak di atas 1 tahun.

Bayi baru lahir secara alami bernapas lebih cepat ketimbang orang dewasa. Bayi baru lahir normalnya bernapas hingga 44 kali per menit. Sementara kecepatan bernapas orang dewasa sekitar delapan hingga 16 kali per menit.

Pada bayi, bernapas dengan cepat dan cenderung tersengal-sengal yang tak lebih dari 24 jam disebut transient tachypnea of the newborn (TTN). “Transient” berarti “berlangsung tak lama” dan “tachypnea” artinya “bernapas dengan cepat”.

Bayi dengan gejala tachypnea biasanya diawasi dengan ketat di rumah sakit. Beberapa lainnya mungkin membutuhkan oksigen ekstra selama beberapa hari. Sebagian besar bayi sembuh total. TTN biasanya tidak memiliki efek jangka panjang pada pertumbuhan atau perkembangan anak.

 

Penyebab, Faktor Risiko dan Gejala Tachypnea

Orang Yunani kuno tahu bahwa paru-paru sangat penting dalam membawa kehidupan dari udara ke dalam tubuh. Mereka menyebut napas sebagai "pneuma", suatu kata yang juga mereka gunakan untuk "ruh" dan "angin”.

Tanpa pengetahuan medis, mereka memahami peran penting paru-paru bagi kehidupan. Begitu juga ketika mendapati bayi yang napasnya tersengal-sengal. Yang mereka tahu adalah, paru-paru Si Kecil sedang meradang. Proses peradangan itu kemudian dinamai “pneumonia”.

Tetapi tachypnea bukan tentang meradang. Sebelum lahir, janin yang sedang berkembang tidak menggunakan paru-paru untuk bernapas — semua oksigen berasal dari pembuluh darah plasenta. Selama waktu ini, paru-paru bayi dipenuhi dengan cairan.

Baca juga: Respiratory Distress Syndrome pada Bayi Bisa Dicegah, Jangan Khawatir

Saat tanggal kelahiran bayi semakin dekat, paru-paru mulai menyerap cairan. Beberapa cairan juga dapat diperas selama kelahiran saat bayi melewati jalan lahir. Setelah melahirkan, saat bayi bernapas untuk pertama kalinya, paru-paru terisi dengan udara dan lebih banyak cairan didorong keluar. Cairan yang tersisa kemudian dibatukkan atau diserap perlahan melalui aliran darah dan sistem limfatik.

Bayi dengan TTN memiliki cairan ekstra di paru-paru mereka. Bisa juga cairan keluar terlalu lambat. Jadi mereka harus bernapas lebih cepat dan lebih keras untuk mendapatkan oksigen yang cukup ke paru-paru.

Tachypnea pada bayi baru lahir lebih sering terjadi pada:

    bayi prematur karena paru-parunya belum berkembang sempurna

    bayi yang lahir melalui persalinan pervaginam cepat atau operasi caesar tanpa persalinan. Mereka tidak mengalami perubahan hormonal seperti biasanya, jadi tidak punya waktu untuk menyerap banyak cairan.

    bayi yang ibunya menderita asma atau diabetes

tachypnea

Gejala tachypnea meliputi:

    Napas sangat cepat atau esak napas lebih dari 60 napas per menit

    suara mendengkur saat bayi mengembuskan napas

    lubang hidung melebar atau kepala terayun-ayun

    kulit tertarik di antara tulang rusuk atau di bawah tulang rusuk dengan setiap napas (dikenal  sebagai retraksi)

    kulit kebiruan di sekitar mulut dan hidung (disebut sianosis)

Baca juga: Napas Bayi Berbunyi, Adakah Gangguan Medis yang Serius?

Dalam kasus tachypnea yang agak buruk, dokter akan memberikan bantuan oksigen pada Si Kecil. Jika kondisi bayi cenderung normal, Moms akan diminta menaruh Si Kecil secara hati-hati, termasuk ketika membaringkannya.

Untuk membantu Si Kecil bernapas lebih lega dan tidur lebih pulas, Moms dapat membaringkannya di atas bantal yang dirancang khusus untuk bayi. Salah satunya Mooimom Sloped Pillow. Bantal antigumoh ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, platform penyedia kebutuhan terbaik bagi ibu dan anak.

bantal bayi


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM