14 Sep 2021
Dinda Ayu Saraswati
Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh Kembang Anak
Sebagian besar bayi mulai makan makanan padat pada usia 6 bulan, dan hanya dalam beberapa bulan akan mencoba semua jenis makanan yang berbeda untuk mengenalkan makanan yang bervariasi, seimbang dan bergizi. Namun, muncul pertanyaan bolehkah bayi makan mie instan?
Menurut American Academy of Pediatrics, penting untuk memperkenalkan anak-anak pada berbagai rasa dan tekstur. Mie akan menjadi tekstur menarik yang bisa diberikan kepada bayi.
Moms, perhatikan juga beberapa hal ini untuk memastikan bayi dalam kondisi yang baik saat memakan mie. Apa saja?
1. Refleks Ekstrusi Hilang
Indikator bahwa bayi siap untuk makanan pertamanya termasuk hilangnya ‘refleks ekstrusi’, yakni refleks yang menyebabkan bayi mendorong sesuatu yang padat keluar dari mulutnya.
Ketika bayi telah beralih dari puree yang sangat halus ke makanan bayi yang lebih kental yang biasanya dilakukan pada usia 7 bulan, Moms dapat menawarkan mie yang dimasak dengan baik dan dipotong kecil atau bahkan dicampur dengan makanan lainnya.
Moms juga dapat memilih bentuk pasta kecil seperti orzo. Mie bisa polos atau dicampur dengan saus berbasis sayuran atau keju.
Sayuran matang yang dihaluskan atau dicincang merupakan topping ideal untuk pasta dan mie pada tahap ini.
2. Perhatikan Tanda Alergi
Seperti halnya semua makanan baru, Moms mungkin perlu menawarkan Mie kepada bayi beberapa kali sebelum Si Kecil ingin memakannya. Setelah bayi mulai menikmati mie yang diberikan, perhatikan jika ada tanda alergi yang terlihat.
Jika Moms memiliki riwayat keluarga alergi gandum atau intoleransi gluten, lihat tanda-tanda reaksi alergi setelah memperkenalkan bayi pada pasta untuk pertama kalinya.
Gejalanya meliputi ruam, muntah, dan diare. Jika Moms memiliki kekhawatiran tentang alergi atau gejala apapun, bicarakan dengan dokter sebelum memutuskan memberikan mie untuk bayi.
3. Lihat Reaksi Motorik
Saat memberikan mie untuk bayi, apakah Si Kecil bisa memindahkan makanan dari sendok ke mulutnya? Jika Moms memberikan mie kemudian bayi mendorongnya keluar dari mulutnya, dan menetes ke dagunya, Si Kecil mungkin belum memiliki kemampuan untuk memindahkannya ke bagian belakang mulutnya untuk menelannya.
Menurut Healthy Children, hal tersebut adalah sesuatu yang normal. Karena bayi belum pernah menelan sesuatu yang lebih tebal dari ASI atau susu formula sebelumnya, dan ini memerlukan waktu untuk membiasakan diri.
Saat bayi mulai bisa memakan mie, Moms juga harus sabar. Karena biasanya selain memakannya, bayi juga akan mengeksplorasi bentuk dan rasa hingga akhirnya hanya memainkannya saat sudah kenyang.
Berikut ini merupakan beberapa alasan mengapa mie instan tidak baik untuk bayi:
1. Makanan dengan Proses Sangat Panjang
Bahan utama mie instan adalah terigu, tepung yang melewati proses panjang untuk diolah menjadi mie sebelum akhirnya dikemas. Fokusnya bukan pada vitamin atau mineral, justru mengarah pada kandungan nutrisi yang sangat rendah.
2. Memicu kenaikan berat badan
Selain meningkatkan risiko penyakit jantung, asupan lemak berlebih akibat anak terlalu sering makan mie instan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan bahkan obesitas.
Kelebihan berat badan di usia muda berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti:
Selain menyebabkan masalah bagi tubuh, obesitas pada anak juga dapat menyebabkan masalah psikologis. Beberapa contohnya seperti anak kurang percaya diri dan cenderung menjadi sasaran bully di antara teman-temannya.
3. Berisiko hipertensi pada anak
Mie instan memiliki kadar garam yang relatif tinggi. Untuk mencari tahu, cobalah Moms periksa berapa persen kadar natrium atau sodium yang terdapat pada satu bungkus mie instan.
Jika jumlahnya sudah cukup besar untuk orang dewasa, bagi anak bisa jadi sudah melebihi kebutuhan natrium dan sodium dalam sehari. Inilah yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi bila anak sering makan mie instan.
Ibu perlu pahami bahwa hipertensi juga bisa dialami oleh anak. Bahkan, 1 dari 6 anak yang berusia 8 hingga 17 tahun memiliki tekanan darah yang tinggi.
Meskipun efeknya tidak segera terlihat, tekanan darah yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke di kemudian hari. Oleh karena itu, konsumsi garam berlebih sebaiknya sudah dihindari sejak kecil.
4. Mengandung Monosodium Glutamate (MSG)
MSG merupakan salah satu yang kandungannya cukup tinggi di dalam mie instan. Salah satu fungsinya tentu saja untuk meningkatkan rasa.
Namun, bahan kimia ini berbahaya bagi anak-anak karena diketahui dapat menyebabkan kerusakan otak, jika dikonsumsi terus menerus secara berlebihan.
Apalagi seperti Moms ketahui, anak-anak di bawah 1 tahun belum boleh mengonsumsi makanan yang mengandung perasa seperti gula, garam ataupun MSG.
Untuk itu, penting bagi Moms memerhatikan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh bayi. Dalam memberikannya MPASI atau makanan berat lainnya, Moms bisa menggunakan MUGU Feeding Set yang aman dan bebas pewarna berbahaya.
Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM