29 Mar 2021
Dinda Ayu Saraswati
0-6 bulan
0-6 bulan
Kolik umum terjadi pada bayi. Tapi, terkadang Moms yang baru memilik anak pertama mungkin bertanya-tanya, kolik itu termasuk penyakit atau bukan? Apa sebabnya?
"Tidak ada definisi spesifik tentang kolik, tetapi umumnya berarti menangis berlebihan tanpa alasan yang dapat dijelaskan," kata Barry Lester, Ph.D., direktur klinik kolik di Brown University Center for Children at Women & Infants Hospital di Providence, dikutip dari Parents.
Dokter anak umumnya menggunakan "aturan tiga" untuk menyebut bayi sedang kolik: "Ketika bayi menangis dengan intens selama tiga jam atau lebih pada suatu waktu (biasanya pada malam hari) setidaknya tiga hari dalam seminggu, selama lebih dari tiga minggu — tanpa alasan yang jelas," kata Mary Ann LoFrumento, MD, penulis Simply Parenting: Understanding Your Newborn & Infant.
Michelle M. Karten, MD, spesialis pediatri menjelaskan dokter belum yakin apa yang menyebabkan kolik. Mungkin karena masalah pencernaan atau kepekaan terhadap sesuatu dalam susu formula bayi atau yang sedang dimakan oleh ibu menyusui. "Atau mungkin dari seorang bayi yang mencoba membiasakan diri dengan pemandangan dan suara di dunia luar," kata Karten dikutip Kids Health.
Orang tua yang putus asa telah mencoba berbagai cara menghadapi bayi kolik, seperti naik mobil tengah malam, pijat, akupunktur, hingga menggunakan ayunan yang dioperasikan dengan baterai.
Beberapa orang mungkin berhasil, namun hanya ada sedikit atau tidak ada sains yang mendukungnya, dan banyak bayi tetap menjerit.
"Beberapa bayi akan merespons banyak intervensi ini, beberapa bayi tidak akan merespons apa pun, dan banyak bayi hanya merespons kadang-kadang," jelas Larry Scherzer, MD, asisten profesor pediatri di Pusat Kesehatan Universitas Connecticut di Farmington.
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kolik ini tidak berbahaya. Kondisi ini akan menghilang dengan bertambahnya usia, setidaknya setelah 4 bulan dan tidak memerlukan obat apa pun. Dengan kata lain, kolik pada bayi akan menghilang dengan sendirinya.
Selain itu, hubungan Moms dan bayinya yang harmonis adalah kunci utama dalam pencegahan dan pengobatan kolik pada bayi. Meski tidak berbahaya, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama, Moms.
Ingin tahu apa yang harus dilakukan untuk bayi kolik? Dilansir dari situs haibunda, Moms and Dads dapat mencoba strategi "Lima S" untuk menghadapi bayi kolik.
Bungkus lengan bayi dengan erat ke sisi tubuhnya, tetapi biarkan kakinya kendur dan tertekuk sehingga pinggulnya memiliki ruang untuk bergerak.
"Di dalam rahim, suara lebih keras daripada penyedot debu," kata Harvey Karp, M.D., pencipta DVD dan buku, The Happiest Baby on the Block. Meniru suara seperti rahim membantu bayi tidur lebih lama. Dr. Karp merekomendasikan file audio white-noise atau radio statis. Rekaman hujan atau bahkan suara pengering rambut mungkin juga berfungsi.
"Meskipun Anda mungkin menemukan suara-suara ini keras, bayi merasa nyaman karena mereka mendekati apa yang mereka dengar di dalam rahim," kata Karp.
Gerakan yang lambat dan halus membuat bayi tenang. "Memeluk dan mengayun tidak akan menyakiti bayi," Dr. Karp meyakinkan.
Menurutnya, di dalam rahim, bayi digendong dan diguncang 24/7, jadi meskipun Bunda menggendong bayi Anda 18 jam sehari, bagi bayi itu pengurangan yang signifikan.
Sebuah penelitian di jurnal Pediatrics menemukan bahwa bayi yang digendong oleh orang tuanya selama sekitar 16,5 jam sehari, setengahnya menangis daripada bayi yang digendong oleh orangtuanya selama sekitar 8 jam setiap hari.
Bayi memiliki keinginan kuat untuk menghisap dalam beberapa bulan pertama kehidupan, dan memuaskan keinginan tersebut dapat dengan cepat menenangkan bayi yang rewel. Coba berikan dot pada bayi yang kolik. Meskipun beberapa bayi yang disusui mungkin menolaknya, hal itu akan berfungsi bagi beberapa bayi.
Posisikan bayi di lengan atau pangkuan Bunda dengan kepala diletakkan di tangan Bunda. Paling mudah untuk menenangkan bayi yang menangis saat dia berbaring miring atau tengkurap. Namun, bayi tidak boleh tidur miring atau tengkurap, karena hal ini meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak.
Karp berpesan bahwa setiap bayi berbeda. Beberapa perlu dibedong, sementara yang lain tidak tenang sampai Bunda mengayunnya.
"Dan anak-anak yang sangat rewel biasanya membutuhkan empat atau lima S yang dilakukan secara bersamaan — dengan semangat — untuk mengaktifkan refleks menenangkan mereka," jelasnya.
Kalau Bunda putus asa karena bayi tak kunjung berhenti menangisnya, Mary Ann LoFrumento, MD, penulis Simply Parenting: Understanding Your Newborn & Infant, mengatakan bahwa Bunda perlu mengetahui bahwa bayi kolik bukan salah Bunda. Bunda dapat bereksperimen dengan trik-trik ini sampai menemukan yang paling sesuai.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM