Selain Perubahan Pola Makan, Inilah 4 Penyebab Diare pada Bayi 0-6 Bulan

calendar icon

22 Feb 2021

author icon

Ika

category icon

0-6 bulan

Selain Perubahan Pola Makan, Inilah 4 Penyebab Diare pada Bayi 0-6 Bulan

Ketika memiliki peran baru sebagai ibu, Moms mulai belajar kebiasaan Si Kecil saat buang air besar. Sesering apa dia BAB? Apakah cukup sekali sehari, tiga kali dalam sehari, ataukah setiap tiga hari sekali? Perubahan tinja pada anak pun tak luput dari perhatian. Apakah warnanya hijau atau kuning, teksturnya keras atau lembek, serta ia nyaman atau tidak saat BAB?

Ketika sesuatu terjadi pada bentuk tinja yang tidak seperti biasanya, Moms akan cepat menyadari. Salah satunya dugaan yang dikhawatirkan para ibu adalah Si Kecil tengah mengalami diare.

Pada bayi berusia 0 hingga 6 bulan, memang agak sulit membedakan sedang BAB biasa atau diare. Ciri-ciri bayi diare, jika frekuensi BAB nya lebih sering dan lebih banyak, serta tekstur tinja terlihat lebih cair dari biasanya. Jika Si Kecil mengalami diare lakukan pendekatan proaktif dengan memeriksa gejala awal, seperti popoknya tidak basah selama 6 jam, tidak keluar air mata saat menangis, serta mulutnya kering.

Moms, menangani anak yang diare butuh kecepatan dan kesigapan ekstra. Ini dikarenakan risiko yang dihadapi anak adalah dehidrasi. Gejala dehidrasi akut pada anak, seperti mudah tersinggung, kantuk berlebihan, rewel, urin terlihat kuning pekat dan lebih berbau, mata cekung, tangan dan kaki dingin, ubun-ubun cekung, serta bernafas secara cepat dan dalam.

 

Penyebab Diare

            Kebanyakan diare pada bayi berumur pendek. Namun, ada pula yang berlangsung lama karena disebabkan beberapa hal. Setidaknya ada 5 penyebab yang menyebabkan bayi di bawah 6 bulan mengalami diare akut.

  1. Rotavirus

Infeksi usus akibat rotavirus adalah penyebab paling umum bayi mencret dan diare. Penyakitnya disebut gastroenteritis, dimana infeksi menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan Si Kecil. Imbasnya, nutrisi makanan yang masuk sulit terserap secara sempurna dan keluar berbentuk cairan. Sebagai langkah pencegahan, pastikan Moms telah memvaksinasi Si Kecil dengan vaksin rotavirus. Vaksin ini tersedia dalam 2 bentuk, Monovalen dan Pentavalen. Perbedaan keduanya terletak pada jumlah jenis virus yang dikandung dalam satu vaksin.

  1. Perubahan Pola Makan

Pada bayi yang sudah makan, perubahan pola makan bisa memengaruhi kebiasaan BAB nya. Dari biasanya ASI atau susu berbentuk cairan menjadi makanan padat dapat membuat anak diare. Pola makan pada ibu menyusui juga bisa memicu diare, untuk itu Moms perlu merunut ulang telah mengonsumsi apa selama proses menyusui.

  1. Ibu Sedang Minum Antibiotika

Pada ibu yang sedang mengonsumsi obat karena penyakit tertentu dan mengandung antibiotik dapat memicu terjadinya diare pada anak.

  1. Penyakit yang Ditularkan melalui Bakteri

Makanan atau minuman bayi bisa saja terkontaminasi bakteri, seperti Salmonella atau E. Coli yang menyebabkan ia sakit perut dan muntah. Si Kecil yang menyusu melalui botol yang tidak disterilkan dengan benar juga dapat terpapar bakteri. Karena itu, Moms perlu memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi Si Kecil bersih dan higienis, juga alat-alat makannya dipastikan steril. Bayi yang terinfeksi bakteri gejalanya seperti infeksi virus, yakni mengalami demam, diare, dan sakit perut.

  1. Intoleransi Laktosa

Pada bayi ASI yang diare, Moms perlu mengamati apakah Si Kecil memiliki kecenderungan intoleransi laktosa atau gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa. Kondisi ini ditandai dengan bayi mencret, kembung, dan sering buang angin. Moms sebaiknya menghindari makan minum yang mengandung laktosa seperti susu, keju, dan turunannya.

 

Cara Mengatasi Bayi Diare

            Moms, jika Si Kecil sedang sakit, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare.

  1. Berikan ASI

Untuk mengatasi bayi diare yang berumur di bawah 6 bulan, cara terbaik adalah memberi cairan terus menerus yakni ASI atau susu formula pada bayi yang belum makan. Jika bayi sudah masuk MPASI dapat juga diberi air putih atau larutan oralit. Cara memberi cairan lainnya, Moms juga bisa menawarkan smoothies pisang atau es loli berbahan dasar buah utuh.

  1. Tawarkan Makanan

Moms dapat menawarkan makanan padat kepada Si Kecil yang sudah makan, seperti nasi, pisang, roti kering, atau kentang tumbuk. Berikan juga makanan mengandung protein yang mudah dicerna seperti telur, daging ayam, dan ikan. Menu makanan lain yang aman dikonsumsi bayi kala diare, dapat disimak dalam artikel ini.

  1. Berikan Probiotik

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik dapat mendukung proses penyembuhan dan mempercepat pemulihan bayi yang mengalami diare.

  1. Minumkan Tablet Zinc

Minumkan tablet atau sirup zync selama 10-14 hari berturut-turut. Dosis pemberian zinc pada bayi di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 miligram per hari.

Selain membuat nyaman perut Si Kecil, Moms juga perlu memperhatikan kondisi pantat bayi karena ruam popok. Agar bayi tetap nyaman, bersihkan area pantat dengan air, bilas atau bersihkan menggunakan kain lembut atau kapas, kemudian keringkan, dan pakaikan popok yang bersih. Jika terjadi ruam, Moms bisa memberi salep atau krim pelindung.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Ruam Popok Akibat Jamur

Apabila bayi mengalami salah satu gejala ini, maka jangan ragu membawa ke dokter atau pusat kesehatan terdekat.

  • Dehidrasi akut
  • Muntah dan sulit masuk cairan
  • Diare yang mengandung darah, lendir, atau nanah
  • Diare disertai demam lebih dari 40 derajat
  • Diare selama lebih dari 8 kali selama 8 jam
  • Gejala lain yang muncul bersama dengan diare.

Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM