28 Apr 2022
Dinda Ayu Saraswati
Trimester Kedua
Trimester Kedua
Ruam merah saat hamil bisa muncul di bagian tubuh mana saja. Bahkan, ruam di selangkangan saat hamil juga merupakan hal yang wajar. Beberapa bisa tampak seperti kemerahan biasa dan tidak berbahaya. Namun, terkadang kondisi ini juga bisa mengindikasikan masalah lain yang perlu ditangani.
Menurut situs Healthline, bintik merah yang terasa gatal pada kulit saat hamil terjadi akibat peningkatan suplai darah ke kulit. Serta tanda bayi berkembang. Kulit akan terasa meregang dan terasa sangat gatal.
Lantas, apa saja penyebab dan cara mengatasi ruam merah saat hamil? Simak penjelasan berikut yuk Moms!
Ruam merah saat hamil biasanya tidak perlu Moms khawatirkan, tetapi jika gatal menjadi parah bisa menjadi tanda kondisi serius yang disebut dengan kolestasis kebidanan.
Penting bagi Moms untuk mengenali bagaimana keluhan dan penyebab munculnya ruam merah saat hamil. Ketika Moms kontrol kandungan rutin, jelaskan dengan detail kepada dokter Moms untuk mengetahui penanganan apa yang perlu dokter berikan. Biasanya, penanganan yang diberikan dokter akan disesuaikan dengan penyebab ruam merah saat hamil.
Berikut adalah penyebab ruam merah saat hamil:
Disebut juga dengan pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy, ini adalah gatal pada kulit dan ruam yang umumnya muncul di trimester ketiga kehamilan. Awalnya, PUPPP terasa seperti bercak kemerahan yang gatal di area perut, dekat dengan munculnya stretch mark. Kemudian, ruam bisa meluas ke area lengan, kaki, dan bokong.
Cara mengatasi: Penanganan untuk PUPPP bisa dengan mengoleskan krim kortikosteroid atau minum obat antihistamin dan prednisone. PUPPP lebih rentan terjadi pada kehamilan pertama atau kehamilan anak kembar. Namun, ruam ini akan menghilang dengan sendirinya setelah persalinan.
Prurigo pada ibu hamil bisa terjadi pada trimester kapanpun. Bahkan, ruam jenis ini bisa terjadi hingga beberapa minggu atau bulan setelah persalinan. Gejalanya ditandai dengan benjolan kasar dan gatal di tangan, kaki, juga perut.
Cara mengatasi: Mengoleskan steroid dan minum obat antihistamin termasuk cara-cara untuk mengatasi prurigo. Moms juga bisa mengoleskan pelembab untuk mengurangi rasa gatal saat hamil. Jika kehamilan pertama disertai prurigo, ada kemungkinan terjadi kembali di kehamilan berikutnya.
Kolestasis merupakan penyakit pada hati yang disebabkan aliran empedu dari hati melambat atau tersumbat. Gatal ruam saat hamil yang kerap muncul di trimester ketiga ini bisa menjadi indikasi penyakit pada hati. Bahkan, terkadang tidak ada ruam yang muncul namun ada rasa gatal di seluruh tubuh, terutama di telapak tangan dan kaki. Rasa gatal ini bisa sangat mengganggu hingga sulit untuk tidur.
Cara mengatasi: Gejala lain yang menyertai adalah kulit dan mata tampak kuning. Meski kolestasis intrahepatik umumnya mereda setelah persalinan, tetap penting melakukan penanganan selama mengandung. Alasannya karena kondisi ini meningkatkan risiko melahirkan secara prematur, lahir mati (stillbirth), atau masalah paru-paru bayi karena menelan mekonium.
Untuk menanganinya, dokter akan memberikan resep obat bernama ursodiol untuk menurunkan kadar cairan empedu di dalam darah. Dokter juga akan mengawasi betul kondisi bayi untuk memastikan tidak ada komplikasi.
Sesuai dengan namanya, ini adalah jenis herpes yang terjadi saat Moms hamil. Penyakit dengan nama lain pemphigoid gestationis ini adalah masalah autoimun pada kulit langka yang bisa terjadi pada 1 dari tiap 50.000 ibu hamil. Umumnya, penyakit ini bisa terjadi pada trimester 2 dan 3.
Ruam ini akan muncul tiba-tiba di perut dan tengkuk. Kemudian, ruam kemerahan akan menyebar dalam hitungan beberapa hari atau minggu. Ruam akan berubah menjadi luka dengan tekstur menonjol.
Cara mengatasi: Dokter akan meresepkan obat kortikosteroid oral atau oles. Meskipun herpes ini dapat mereda setelah persalinan, tetap penting mendiskusikannya dengan dokter karena ada risiko bayi memiliki berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur.
Masalah gatal ruam saat hamil ini biasanya terjadi pada trimester kedua hingga ketiga. Ruam dapat muncul di bagian tubuh mana pun dan terlihat sangat merah, meradang, dan pecah-pecah. Gejala lain yang bisa menyertai impetigo adalah mual, muntah, demam, diare, dan masalah pada nodus limfa.
Cara mengatasi: Penanganannya bisa dengan memberikan kortikosteroid seperti prednisone. Terkadang, dokter juga akan memberikan antibiotik apabila luka terinfeksi. Meski sebagian besar impetigo herpetiformis hilang dengan sendirinya setelah persalinan, namun ada satu studi yang mendeteksi korelasi dengan kelahiran mati atau stillbirth.
Dalam upaya meredakan ruam merah saat hamil dan menghilangkan rasa gatalnya, bisa Moms lakukan beberapa cara berikut ini:
Kadang-kadang mereka dapat menjadi tanda reaksi alergi terhadap makanan, gigitan serangga, serbuk sari, atau pemicu lainnya. Bila hal ini terjadi Moms diminta untuk langsung mendatangi rumah sakit terdekat.
Selain menjaga kesehatan kulit, Moms juga harus menjaga kehamilan dengan menggunakan korset hamil MOOIMOM. Ada banyak variasi korset hamil di MOOIMOM, salah satu yang paling direkomendasikan dan yang paling diincar para Moms adalah MOOIMOM Bamboo Maternity Support Belt.
Terbuat dari serat bambu alami yang tidak akan membuat kulit gatal apalagi hingga menimbulkan ruam merah saat hamil. Moms juga tidak perlu khawatir, korset hamil ini juga aman digunakan karena adjustable lho! Yuk, dapatkan korset hamil terbaik di website dan offline store MOOIMOM terdekat dari rumah Moms.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM