18 May 2021
Ika
Tips Menyusui
Tips Menyusui
Para ibu kerap diberi tahu mereka kesulitan menyusui karena bayi malas menyusu. Kadang kala juga, karena bayinya rakus. Lantaran bayi seolah-olah tak kenyang juga, para ibu jadi harus bekerja keras memasok lebih banyak cairan air susu ibu (ASI).
Menyusui adalah kerja keras, baik untuk bayi maupun ibu. Sejauh ini tak semudah yang dipikirkan kebanyakan orang. Sudah jalannya tak selalu mulus, masih ketambahan serangkaian masalah baru.
Beberapa orang tak sependapat ketika dibilang bayi mereka malas menyusu. Wajar. Sebab, setiap bayi memiliki kemampuan yang berbeda untuk menyusu. Pada akhirnya, ini soal bertahan hidup. Baik bagi Moms maupun bayi. Kalau bisa dicari solusinya, yang terbaik, tentu, win-win solution.
Beberapa penelitian menunjukkan pandangan tentang “bayi malas menyusu” dapat memengaruhi pemikiran seorang ibu terhadap bayinya. Sebaliknya, mungkin sekali berkecamuk dalam batin Moms mengenai perasaan sebagai seorang ibu. Nah, sebelum menyatakan “bayi malas menyusu”, berikut beberapa pandangan dari beberapa ibu soal hambatan menyusu.
Sebagai ibu yang baru melahirkan, Moms memeluk bayi bersama hormon, naluri serta refleks untuk memastikan Si Kecil tak kekurangan ASI. Maka Moms akan melakukan pelbagai cara untuk meyakinkan diri bahwa cairan Asi berkecukupan untuk Si Kecil.
Sementara, bayi diberkahi kemampuan untuk menyusu, dengan cara serta kemampuan masing-masing. Dorongan bertahan hidup mereka sangat kuat. Dan bertahan hidup, artinya menyusu. Entah dari puting Moms atau susu formula, mereka tak mengerti.
Tak satupun bayi yang malas menyusu, kecuali, secara fisik, memang ada yang menghambat mereka untuk menyusu. Tak satupun bayi yang serakah menyusu. Mereka mungkin menyesap lebih banyak Asi lantaran suatu alasan dalam tubuhnya.
Seorang ibu pernah menceritakan pengalamannya secara daring. Ia berkisah bagaimana ia bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit. Suatu hari, seorang pasien melahirkan anak kembar. Bayi yang satu tampak lahap menyusu. Sedangkan saudaranya, tidak demikian. Ia kemudian membungkus tangannya dengan selembar kain, lalu memasukkannya ke mulut si bayi. Ternyata bayi yang kurang lahap menyusu itu memiliki celah-celah pada langit-langit mulutnya.
Ia bukannya malas menyusu, tetapi secara fisik, ada yang menghambatnya untuk menyusu.
Menyusu dari puting payudara Moms membutuhkan keterampilan khusus. Si Kecil mesti mengeluarkan tenaga untuk memadukan lidah dan rahang yang akhirnya terkoordinasi ketika mengisap ASI. Sementara menyusu dari botol, yang dibutuhkan hanyalah gravitasi agar susu mulai menetes dari botol.
Bayi dilahirkan dengan suatu keterampilan menyusu langsung dari puting payudara Moms. Tetapi terkadang—dalam upaya beradaptasi saat mereka tak berhasil menyusu dari payudara Moms—Si Kecil mengembangkan preferensi botol sebagai gantinya.
William Penton Sears, seorang ahli pediatri sekaligus penulis buku tentang parenting, pernah menulis, “lebih mudah mencegah daripada memperbaiki kebingungan puting.” Nipple confusion sebetulnya bisa diatasi. Namun, tulis Sears, “sebaiknya bayi yang terbiasa menyusu langsung dari puting payudara ibunya jangan dulu ditawarkan puting buatan.” Sebaiknya, Moms menyimpan dahulu botol susu kembali ke dalam laci selama tiga hingga empat pekan pertama semenjak kelahiran Si Kecil.
Cara itu dibutuhkan supaya Si Kecil memiliki waktu yang lebih lapang untuk mempelajari, sekaligus menyempurnakan keterampilan menyusu. Menghindari pemakaian puting buatan, artinya mengesampingkan juga penggunaan empeng, ya. Kenapa penggunaan empeng sebaiknya dibatasi? Baca di sini, yuk.
Moms juga dapat mencoba langkah-langkah yang direkomendasikan oleh dokter Sears.
1. Perkenalkan kembali bayi akan kenikmatan menyusu langsung dari payudara Moms. Lakukan kontak antarkulit atau skin-to-skin contact. Cobalah menggendongnya hingga menempel pada payudara Moms.
2. Menyusui saat Si Kecil tampak lebih relaks. Biasanya pada pagi atau tak lama sesudah ia bangun dari tidur siang. Jangan menunggu hingga bayi merasa sangat lapar. Ketika itu terjadi, bayi mungkin sekali enggan mencoba sesuatu yang baru.
3. Gunakan pompa ASI manual untuk merangsang refleks pengeluaran ASI. Alirkan ASI sebelum menyusui Si Kecil.
Jangan lupa gunakan MOOIMOM Silicone Breast Pump yang dapat digunakan sebagai penampung ASI ketika bayi sedang menyusui. Bahannya lembut dan tidak membuat iritasi pada payudara. Dapatkan di www.mooimom.id ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM