16 Jul 2021
Dinda Ayu Saraswati
Tanda ovulasi berhasil dibuahi pada setiap wanita bisa sangat beragam. Bahkan, tidak sedikit wanita yang menganggap tanda tersebut sebagai tanda menstruasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda ovulasi berhasil dibuahi agar kehamilan dapat terdeteksi dan diperiksa sejak dini.
Ketika ovarium melepaskan sel telur di tengah siklus menstruasi, kamu mungkin mengalami nyeri ovulasi di satu sisi perut bagian bawah atau panggul. Di kalangan medis dikenal sebagai "mittelschmerz" (bahasa Jerman untuk "tengah" dan "nyeri"). Moms mungkin akan mengalami nyeri ovulasi sesekali atau selama siklus terjadi.
Sekitar dua minggu sebelum menstruasi atau saat masa ovulasi, Moms mungkin merasakan ovulasi seperti rasa sakit seperti tertekan. Tak jarang juga diiringi dengan kram, nyeri ringan, atau nyeri tajam yang tiba-tiba di satu sisi perut bagian bawah.
Moms mungkin merasakan sakit di sisi yang berbeda setiap bulan, atau di sisi yang sama selama beberapa bulan berturut-turut, tergantung ovarium mana yang melepaskan sel telur. Perlu diingat bahwa rasa sakit di perut pada titik lain dalam siklus Moms tidak terkait dengan ovulasi. Moms mungkin mengalami kram menstruasi atau kondisi panggul dan perut lainnya. Jika kondisinya parah, segera konsultasikan kepada dokter.
Nyeri ovulasi terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut:
Hubungi dokter jika nyeri yang dialami seperti berikut ini:
Ada beberapa alasan lain mengapa Moms mungkin mengalami nyeri ovulasi. Berikut beberapa penyebab nyeri saat masa subur yang mungkin terjadi.
1. Kista
Kista ovarium dapat menyebabkan sejumlah gejala, mulai dari kram dan mual, hingga kembung. Beberapa kista mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali. Kista dermoid, sistadenoma, dan endometrioma adalah jenis kista lain yang kurang umum yang dapat menyebabkan nyeri ovulasi.
Kondisi lain yang disebut sindrom ovarium polikistik (PCOS) ditandai dengan banyaknya kista kecil di ovarium. PCOS yang tidak diobati dapat menyebabkan kemandulan.
Dokter mungkin memesan CT scan, MRI, atau ultrasound untuk membantu menentukan apakah Moms memiliki kista dan jenisnya. Banyak kista sembuh dengan sendirinya tanpa intervensi medis.
Namun, jika tumbuh atau tidak normal, kista dapat menyebabkan komplikasi dan mungkin perlu diangkat.
2. Endometriosis atau Adhesi
Endometriosis adalah kondisi yang menyakitkan dimana jaringan dari lapisan rahim tumbuh di luar rongga rahim. Area yang terkena menjadi iritasi ketika jaringan lapisan merespons hormon selama siklus, menyebabkan perdarahan dan pembengkakan di luar rahim. Moms mungkin mengalami jaringan parut atau adhesi endometriosis yang sangat menyakitkan selama menstruasi.
Demikian pula, perlekatan intrauterin, juga dikenal sebagai sindrom Asherman, dapat berkembang jika Moms pernah menjalani operasi sebelumnya. Ini termasuk dilatasi dan kuretase (D & C) atau sesar. Infeksi sebelumnya di rahim juga dapat menyebabkan perlengketan ini. Kita juga dapat mengembangkan sindrom Asherman tanpa penyebab yang diketahui.
Karena dokter tidak dapat melihat kondisi ini selama ultrasound rutin, dokter mungkin memesan histeroskopi atau laparoskopi. Ini adalah prosedur pembedahan yang memungkinkan dokter melihat langsung ke dalam rahim atau panggul.
3. Kehamilan Ektopik
Nyeri ovulasi bisa menjadi tanda kehamilan ektopik. Ini terjadi ketika embrio ditanamkan di tuba falopi atau lokasi lain di luar rahim. Kehamilan ektopik berpotensi mengancam nyawa dan biasanya ditemukan pada minggu kedelapan. Jika Moms a merasa hamil, segera temui dokter. Jika mengalami kehamilan ektopik, Moms akan memerlukan perawatan segera dengan obat-obatan atau pembedahan untuk mencegah tuba falopi pecah.
Nyeri ovulasi adalah hal yang normal. Sekitar satu dari lima perempuan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan saat mereka berovulasi. Meskipun demikian, seharusnya kamu tidak mengalami nyeri ovulasi jika sedang mengonsumsi pil (kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin) atau menggunakan IUD hormonal karena jenis kontrasepsi tersebut menghentikan ovulasi.
Untuk mengetahui apakah nyeri yang kamu alami terkait dengan ovulasi, pantau siklus kamu selama dua hingga tiga bulan. Jika gejala terus-menerus terjadi sekitar dua minggu sebelum setiap periode, kemungkinan itu adalah nyeri ovulasi.
Untuk mengobati nyeri ovulasi, cobalah obat penghilang rasa sakit seperti asetaminofen. Hindari ibuprofen jika kamu sedang dalam program hamil, karena dapat meningkatkan risiko keguguran jika dikonsumsi saat waktu pembuahan.
Dalam menjaga perut yang kian membesar ketika hamil nanti, Moms membutuhkan penyangga MOOIMOM Maternity Belt yang berbahan elastis tanpa rasa menekan.
Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM