Keluar Bercak Seperti Darah saat Ovulasi, Normalkah?

calendar icon

30 Mar 2022

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

Gaya Hidup

Keluar Bercak Seperti Darah saat Ovulasi, Normalkah?

Keluar bercak seperti darah saat ovulasi merupakan pendarahan ringan yang wajar terjadi di fase ovulasi atau masa subur pada sebagian wanita. Kumpulan gejala yang dialami wanita saat ovulasi ini disebut dalam dunia medis dengan mittelschmerz. Gejalanya adalah nyeri, kram, keluar flek, lendir, atau keputihan. Namun, hal ini harus dipastikan benar-benar melalui pemeriksaan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Ovulasi adalah kondisi dimana ovarium melepaskan sel telur. Tidak setiap wanita akan mengalami keluar darah saat ovulasi. Dilansir dari Firstcry Parenting, ternyata hanya sekitar 5 persen pada wanita yang mengalami keluar darah saat ovulasi di tengah siklus kesuburan.

Keluar darah saat ovulasi ini berwarna beragam, bisa jadi berwarna merah muda, merah gelap, atau kecokelatan. Bercak darah merah muda merupakan tanda bahwa darah bercampur dengan cairan serviks. Wanita biasanya menghasilkan lebih banyak cairan serviks pada saat ovulasi. Ini karena hormon esterogen pada wanita sedang tinggi-tingginya. Lantas apakah sebagian wanita merasakan keluar darah saat ovulasi itu baik-baiak saja? Apakah itu hal yang normal?

Apakah Keluar Bercak Darah saat Ovulasi Normal?

Mengutip Mayo Clinic, keluar darah saat ovulasi terjadi segera setelah ovulasi atau sekitar 10 - 16 hari setelah menstruasi. Ini disebabkan oleh lonjakan hormon estrogen yang sangat drastis saat ovulasi dan diikuti oleh penurunan estrogen yang juga sangat cepat.

Jenis keluar bercak seperti darah saat ovulasi ini juga memiliki ciri khusus, yaitu:

  • Hanya keluar setelah ovulasi. Meskipun beberapa wanita berovulasi lebih awal atau lebih lambat, alat uji ovulasi dapat digunakan untuk membantu menentukan waktu ovulasi.
  • Keluar darah saat ovulasi terjadi hanya sekali setiap bulan di sekitar waktu yang sama.
  • Perdarahan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa jam/ hari dan tidak berat ataupun menyakitkan.

Keluar darah saat ovulasi dapat disebabkan oleh perubahan hormonal yang cepat yang terjadi selama ovulasi. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan CDC Journal, tingkat progesteron luteal dan hormon luteinizing (LH) yang lebih tinggi di sekitar ovulasi terlihat pada wanita yang mengalami perdarahan ovulasi.

Memiliki kadar hormon yang lebih tinggi atau lebih rendah tidak menentukan seseorang mengalami kehamilan dengan cepat. Biasanya, keluar darah saat ovulasi berwarna merah muda terang sampai coklat tua. Sedangkan yang membedakan dengan pendarahan haid biasanya warna cerah hingga merah tua.

Keluar darah saat ovulasi jauh lebih ringan daripada ketika sedang mengalami menstruasi. Jika darah menstruasi terjadi pada kurun waktu seminggu, keluar darah saat ovulasi ini hanya berlangsung selama setengah hari hingga beberapa hari.


Baca Juga:

Mengecek Kalender, Cara Termudah Mengetahui Ovulasi Berakhir


bannerbanner

Penyebab Keluar Bercak Darah saat Ovulasi

Dilansir dari situs Healthline, keluar bercak darah saat ovulasi ini biasanya terjadi sebelum Moms memasuki waktu menstruasi. Tak hanya itu, bercak darah ini juga bisa keluar dengan intensitas ringan atau lebih deras dari biasanya.

Sebenarnya, keluar bercak darah saat ovulasi ini normal terjadi, karena adanya respons dari hormon atau perubahan hormon di dalam tubuh wanita yang terjadi saat fase ovulasi. Respons tersebut mengakibatkan adanya lonjakan dan penurunan hormon estrogen secara sangat cepat.

Berikut ini penyebab keluar bercak darah saat ovulasi:

1. Infeksi

Peradangan pada vagina ini sering kali disebabkan oleh tiga jenis infeksi, yaitu jamur, vaginosis bakterial, dan trikomoniasis. Infeksi ini dapat menyebabkan vagina gatal, keluar cairan, nyeri saat buang air kecil, dan keluar darah saat ovulasi atau saat berhubungan.

2. Polip Rahim

Polip rahim biasanya menempel pada rahim dengan ukuran kecil atau besar hingga beberapa sentimeter. Menurut Mayo Clinic, perdarahan menstruasi yang tidak teratur, pendarahan setelah menopause, aliran menstruasi yang berlebihan atau keluar darah saat ovulasi dan berhubugnan seks dapat menandakan adanya polip rahim.

3. Kanker Serviks

Saat ini, gejala umum tumor yang berkembang di serviks mungkin termasuk perdarahan vagina, setelah hubungan seksual atau perdarahan pasca menopause. Gejala yang dirasakan adalah keputihan yang tidak biasa, yakni berair, merah muda atau berbau busuk. Serta nyeri panggul.

4. Vagina Kering

Vagina kering bisa menyebabkan keluar darah saat ovulasi atau berhubungan seks. Vagina kering bisa disebabkan oleh banyak faktor lain seperti menyusui dan persalinan. Pelumasan alami yang dihasilkan oleh kelenjar di leher rahim (serviks) membuat vagina tetap kenyal dan lembab. Namun, menurut Women's Health Concern sebagian wanita berusia 50-59 tahun mengalami masalah vagina kering saat berhubungan seks dan 16% mengalami nyeri.

5. Vagina Robek

Seorang wanita mungkin mengalami pendarahan ketika dia melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya karena selaput daranya. Selaput dara adalah bagian kulit tipis yang menutupi sebagian pintu masuk vagina. Biasanya pecah saat berhubungan seks, jika belum pernah rusak sebelumnya.


Baca Juga:
Kerap Gatal pada Vagina Saat Hamil? Begini Cara Aman Mengatasinya


Perbedaan Bercak Darah saat Ovulasi dengan Pendarahan Implantasi

keluar bercak darah saat ovulasi

Ada beberapa perbedaan utama antara keluar bercak darah saat ovulasi dan pendarahan implantasi:

  • Pendarahan pertengahan siklus atau ovulasi ditandai dengan bercak ringan dan dapat terjadi jika sel telur pecah di ovarium, atau jika ada perubahan tingkat estrogen yang menyebabkan lapisan rahim luruh. Pendarahan implantasi terjadi ketika sel telur yang dibuahi menanamkan dirinya di lapisan rahim.
  • Pendarahan ovulasi adalah tanda kesuburan. Pendarahan implantasi merupakan tanda awal kehamilan.
  • Pendarahan ovulasi terjadi 15 hari sebelum menstruasi.
  • Pendarahan implantasi terjadi 1 – 2 hari sebelum tanggal dimulainya masa menstruasi.

Bahayakah Keluar Bercak Darah saat Ovulasi?

Jika Moms menghadapi pendarahan dan rasa sakit yang parah di tengah masa ovulasi, hal ini bisa menjadi pertanda adanya komplikasi serius. Apabila Moms mengalaminya lebih dari satu siklus pendarahan, kemungkinan mama tidak berovulasi sama sekali.

Kondisi seperti polip rahim, endometriosis, dan serviks yang terganggu, mungkin menjadi alasan di balik perdarahan yang dialami. Moms perlu segera menghubungi dokter untuk melakukan USG dan histeroskopi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM