19 Mar 2019
fallin
Trimester Kedua
Trimester Kedua
Saat hamil, perempuan cenderung mengeluarkan berbagai cairan dari vagina. Oleh karena itu mereka kerap tidak sadar ketika air ketuban telah merembes.
Pada beberapa kasus, ibu hamil kerap menganggap air ketuban yang keluar sebagai urine. Karena mereka terbiasa mengalami tekanan pada kantung kemih.
Air ketuban adalah cairan pelindung bagi janin yang berada di dalam kantung rahim atau selaput ketuban selama masa kehamilan. Jika selaput ketuban mengalami robek, maka akan terjadi kebocoran yang mengakibatkan air ketuban merembes.
Pada usia 36 minggu kehamilan, air ketuban memang akan berkurang lantaran tubuh sedang mempersiapkan proses kelahiran bayi.
Wajar saja bila air ketuban merembes sedikit, namun jika rembesan terlalu banyak dan terus menerus, itu dapat membahayakan bagi janin. Kondisi tersebut disebut ketuban pecah dini.
Air ketuban merembes dalam jumlah sedikit dan tidak terlalu sering memang dianggap normal, tapi bagaimanapun juga, Moms harus tetap waspada. Berkurangnya air ketuban dalam jumlah banyak akan menimbulkan risiko yang fatal bagi ibu dan janin yang ada di dalam kandungan.
Air ketuban merembes atau bocor pada trismester pertama dan kedua dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti keguguran, lahir prematur, atau cacat lahir.
Sementara itu, kehilangan air ketuban dalam jumlah besar di masa trismester ketiga akan menyebabkan kesulitan selama proses persalinan. Dalam kondisi kekurangan air ketuban, tali pusar bisa teremas dan hal tersebut akan mengurangi aliran oksigen ke janin.
Demi menjaga air ketuban agar tetap cukup di dalam perut Moms, gunakan MOOIMOM Maternity Belt yang memiliki bahan elastis sehingga mampu mengikuti bentuk perut Moms hingga menjelang persalinan.
Tidak hanya itu, MOOIMOM Maternity Belt juga memiliki bahan yang halus dan lembut, sangat cocok untuk teman beraktivitas Moms selama masa kehamilan. Dapatkan produk MOOIMOM Maternity Belt di sini ya, Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM