19 May 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Kulit di sekitar mata mungkin adalah kulit tubuh yang paling halus. Inilah tempat pertama kita akan melihat kerutan halus di kemudian hari. Jika seorang bayi menggosok matanya, area tersebut akan dengan mudah berubah menjadi merah.
Menggosok dengan sendirinya memang tidak terlalu mengkhawatirkan. Kecuali Si kecil menggosok-gosok mata dengan lebih serius. Yang terakhir, tentu, beda soal.
Yang harus kita ingat adalah, jari dan mata merupakan paduan "resep" untuk mendatangkan infeksi. Maka, seperti saran orang tua-orang tua zaman dulu, pakaikan sarung tangan supaya mata Si kecil tetap aman. Terlebih kala bayi mengantuk. Ia akan dengan refleksnya menggosok-gosok mata.
Iritan adalah zat yang melukai mata, kulit, atau saluran udara dengan cara tertentu. Iritan terbagi menjadi dua, masing-masing disebabkan benda atau partikel luar ruang dan dalam ruang.
Iritan dalam ruang, misalnya:
asap rokok
parfum
tabir surya
sabun
Iritasi luar ruangan meliputi:
merokok
uap
uap kimiawi
klorin dalam air kolam
Iritasi biasanya menyebabkan kemerahan lokal yang hilang setelah bayi dikeluarkan dari area iritan, atau iritan dikeluarkan dari rumah.
Alergi terjadi ketika mata kita (atau bagian lain dari tubuh kita) bereaksi terhadap alergen. Alergen biasanya merupakan zat tidak berbahaya yang memicu respons imun pada orang yang sensitif terhadap alergen.
Alergen umum meliputi:
tungau debu
cetakan
parfum dalam kosmetik dan losion
obat-obatan
makanan
bulu dari hewan peliharaan
serbuk sari dari pohon, tumbuhan, rerumputan, dan gulma
racun serangga
Jika Si Kecil memiliki kepekaan yang lebih sensitif terhadap alergen, mata mereka dapat menghasilkan histamin untuk melawan alergen. Akibatnya, kelopak mata dan konjungtiva (jaringan yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata) menjadi merah, bengkak, dan gatal.
Moms mungkin juga akan mendapati mata Si Kecil berair karena kelebihan air mata. Sebuah lingkaran setan dapat terjadi: Mereka menggosok mata mereka untuk menghilangkan rasa gatal dan perih. Namun, menggosok justru membuat mata mereka semakin iritasi dan kemerahan meningkat. Sementara beberapa alergen (seperti tungau debu dan bulu hewan peliharaan) ada sepanjang tahun, yang lain bersifat musiman.
Salep mata dapat digunakan untuk mengobati atau mencegah pelbagai infeksi pada indera penglihatan. Penggunaan salep mata antibiotik yang paling umum adalah untuk mencegah Ophthalmia neonatorum, yaitu infeksi mata yang dapat menyerang bayi baru lahir. Ophthalmia neonatorum memengaruhi bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi klamidia. Saat bayi melewati jalan lahir, matanya bisa terinfeksi Neisseria gonorrhoeae, yaitu bakteri penyebab gonore.
Jika sebelum hamil, seorang perempuan tak diskrining atas infeksi menular seksual (IMS), ia mungkin tak menyadari telah tertular gonore. Bayi dengan penyakit ini mungkin tak menunjukkan gejala apapun saat lahir. Gejala bisa berkembang hingga lima hari setelah melahirkan.
Mata mereka akan menjadi merah dan bengkak. Ophthalmia neonatorum membutuhkan antibiotik intravena. Selain itu, bayi mesti tinggal lebih lama di rumah sakit bersalin. Dalam beberapa kasus terparah, infeksi mata dapat menyebabkan kerusakan mata permanen serta kebutaan.
Untuk mencegah penyakit ini, salep oftalmik dioleskan ke mata setiap bayi yang baru lahir. Salep mengandung eritromisin antibiotik. Seorang dokter atau perawat akan mengoleskan salep tipis di bawah setiap kelopak mata bawah bayi. Salep akan menyebabkan penglihatan mereka kabur selama beberapa menit, tetapi tidak sakit atau sekonyong-konyong seperti membakar. Banyak dokter dan organisasi kesehatan merekomendasikan penggunaan salep mata untuk semua bayi baru lahir.
Gonore bukan satu-satunya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi mata pada bayi dan anak-anak. Penyebab lain dari oftalmia neonatal termasuk klamidia, bakteri seperti staphylococcus dan streptococcus, dan infeksi virus seperti herpes.
Meskipun sebagian besar mikroorganisme lain hanya menyebabkan infeksi ringan, konjungtivitis neonatal yang disebabkan oleh gonore dapat menimbulkan konsekuensi yang serius. Ophthalmia neonatorum memengaruhi 30 sampai 50 persen anak yang lahir dari ibu dengan gonore jika tindakan pencegahan tidak dilakukan selama kelahiran.
Jika bayi memiliki kelopak mata yang membengkak, mata merah, dan tampak cairan kekuningan, mereka mungkin mengidap konjungtivitis bakteri. Dokter anak dapat meresepkan salep mata antibiotik untuk mengobatinya.
Ketika menggunakan salep mata untuk bayi di rumah, Moms juga mesti ekstra hati-hati. Sebab, beberapa kandungan salep, jika terusap dan masuk ke mata, akan berakibat buruk bagi bayi. Maka menjadi penting untuk memastikan Moms sudah melakukan prosedur berikut ini:
1. Cuci tangan sebelum mengoleskan salep mata
Moms perlu memastikan tangan benar-benar bersih. Tiada lain, karena Moms akan memegang salep dan kelopak mata bayi.
2. Minta anak Anda berbaring telentang
Posisikan bayi dalam posisi telentang. Bungkus kedua tangannya dengan kaus tangan bayi atau pastikan tubuhnya terselimuti. Minta bantuan orang lain supaya prosedur lebih mudah dijalankan.
3. Tarik kelopak mata bawah Si Kecil dengan sangat lembut
Untuk menghindari timbulnya rasa sakit, lakukan gerakan ini dengan sangat lembut dan hati-hati tanpa memberikan tekanan apa pun pada mata.
Baca juga: Mata Bayi Belekan, Apakah Berbahaya?
4. Oleskan salep tipis di bagian dalam kelopak mata Si Kecil
Hindari menyentuh mata bayi dengan ujung tabung salep.
5. Biarkan ia memejamkan mata selama beberapa menit
Salep mata tidak terasa sakit atau seolah-olah membakar mata, tapi bisa membuat penglihatan bayi agak kabur. Biarkan mereka berbaring dengan mata tertutup selama beberapa menit.
6. Bersihkan sisa salep
Gunakan tisu bersih untuk membersihkan sisa salep oftalmik yang menyebar di sekitar mata Si Kecil.
Jangan lupa menjaga higienitas pakaian Si Kecil. Gunakan deterjen antibakteri yang tak mudah menimbulkan ruam pada kulit bayi. Salah satunya Oh My Orange Laundry Detergent. Deterjen ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM