18 Jan 2021
Dinda Ayu Saraswati
Trimester Ketiga
Trimester Ketiga
Cairan ketuban atau cairan amnion adalah cairan pada selaput ketuban yang jika divisualisasikan seperti cairan dalam balon.
Cairan ketuban merupakan bantalan cairan hangat yang melindungi dan menopang bayi saat mereka tumbuh di dalam rahim.
Jika selaput ketuban mengalami robekan yang disebabkan trauma atau secara spontan dapat mengakibatkan bocor air ketuban saat hamil melalui vagina Moms.
Pahami ciri-ciri, risiko, dan pencegahan saat terjadi bocor air ketuban saat hamil.
Saat Moms sedang hamil, biasanya akan sangat biasa mengeluarkan cairan dari vagina dengan lebih beragam.
Oleh karena itu, Moms akan sulit membedakan antara urin atau ketuban merembes, serta cairan lainnya.
Moms perlu mengetahui bahwa air ketuban memiliki warna bening, namun juga terkadang akan terlihat kekuningan.
Cairan ketuban meninggalkan bercak putih dalam pakaian, dan tidak berbau seperti urin.
Kejadian bocor air ketuban saat hamil dapat disertai sedikit darah atau lendir.
Menurut Medical News Today, kadang kantung ketuban pecah atau bocor sebelum persalinan dimulai.
Jika kantung ketuban bocor sebelum minggu ke 37 masa kehamilan, dokter menyebutnya sebagai PROM prematur.
Cairan ketuban ini biasanya keluar tanpa diprediksi.
Bocor air ketuban saat hamil dapat terjadi dalam berbagai posisi, entah ketika berbaring, duduk, atau bahkan ketika sedang berjalan.
Cairan ini akan merembes terus menerus.
Baca Juga: Ketuban Pecah Dini, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pada trimester pertama dan kedua, bocornya air ketuban yang keluar dari vagina Moms dapat memicu komplikasi serius.
Contohnya adalah keguguran, cacat lahir, bayi lahir prematur, hingga yang paling fatal adalah kematian pada bayi.
Sementara jika bocor air ketuban saat usia kehamilan menginjak trimester ketiga berdampak cukup bahaya, karena akan menyulitkan proses persalinan
Dalam kondisi kekurangan air ketuban akan membuat tali pusar dapat terjepit dan melilit leher bayi, sehingga akan mengurangi aliran oksigen kepada bayi.
Kondisi ini pula akan memicu risiko dilakukannya operasi caesar, serta nantinya bayi dapat mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
Jika Moms tidak ingin mengalami bocor air ketuban saat hamil, Moms perlu mengetahui apa saja yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Moms perlu membersihkan organ genital dengan tepat dan benar.
Usahakan untuk menghindari guncangan, berhenti melakukan hubungan seksual untuk sementara.
Moms harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, gaya hidup sehat, dan mengurangi aktivitas atau meluangkan waktu untuk istirahat total di akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga.
Saat cairan berwarna kehijauan atau kuning kecoklatan, Moms perlu segera menghubungi dokter kandungan.
Sebab, hal ini dapat menjadi tanda bayi mengalami komplikasi di dalam kandungan.
Tetap berhati-hati memeriksa cairan yang keluar dari vagina saat sedang hamil.
Moms perlu memperhatikan tekstur, warna, dan bau dari cairan yang keluar.
(Sumber: orami)
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM