5 Risiko Bayi Tabung Yang Harus Moms Tahu

calendar icon

16 Jul 2021

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

5 Risiko Bayi Tabung Yang Harus Moms Tahu

Program bayi tabung kerap menjadi pilihan bagi pasangan suami istri yang ingin segera memiliki momongan, namun memiliki kendala kesehatan tertentu. Mulai dari kalangan biasa hingga kalangan artis, banyak yang mencoba program bayi tabung.

Walau angka keberhasilan bayi tabung termasuk tinggi, namun ada beberapa risiko yang perlu Moms waspadai. Apa saja? Yuk, Ketahui beberapa risiko bayi tabung berikut ini, Moms!

1. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium

Sindrom hiperstimulasi ovarium atau ovarian hyperstimulation syndrome merupakan salah satu risiko program bayi tabung yang mungkin terjadi. Pada kondisi ini, penggunaan obat kesuburan seperti human chorionic gonadotropin (HCG), untuk menginduksi ovulasi dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium, di mana indung telur Moms menjadi bengkak dan nyeri.

Gejala yang tampak biasanya berlangsung seminggu lamanya, mulai dari sakit perut ringan, kembung, mual, muntah, dan diare. Dalam beberapa kasus, sindrom hiperstimulasi ovarium juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat dan sesak napas.

Baca Juga: Syarat Bayi Tabung yang Harus Diketahui para Moms

2. Keguguran

Tingkat keguguran untuk ibu hamil dengan program bayi tabung rata-rata berkisar antara 15-25%. Terutama jika tidak dibarengi dengan pola istirahat yang cukup dan makanan bergizi seimbang. Angka ini juga bisa meningkat seiring dengan bertambahnya usia Moms saat menjalani program bayi tabung.

3. Kehamilan Ektopik

Sekitar 2 persen hingga 5 persen perempuan yang menjalani program bayi tabung berisiko mengalami kehamilan ektopik. Ini merupakan kondisi di mana sel telur yang dibuahi justru tumbuh di luar rahim.

Lokasi yang paling sering menjadi area tumbuhnya sel telur adalah di saluran tuba. Padahal faktanya, sel telur yang telah dibuahi rata-rata tidak dapat bertahan hidup lama di luar rahim. Kuret biasanya menjadi tindakan untuk mengatasi kondisi ini.

Jika mengalami kehamilan ektopik, Moms biasanya akan merasakan ada nyeri hebat di area perut bawah, pusing hingga perdarahan. Segera cek ke dokter jika pada usia awal kehamilan Moms merasakan gejala-gejala tersebut, ya.

Baca Juga: Mengenal Inseminasi Buatan dan Perbedaannya dengan Bayi Tabung

4. Kehamilan Kembar

Dikutip dari Mayo Clinic, program bayi tabung seringkali dapat berkembang menjadi kehamilan kembar. Terutama jika ada lebih dari satu embrio yang ditransfer ke rahim.

Kehamilan kembar, terutama yang tidak dijaga dengan benar dan tidak sesuai dengan kondisi kesehatan tubuh Moms, dapat meningkatkan persalinan prematur. Janin kembar juga lebih rentan memiliki berat badan yang lebih rendah dari seharusnya, serta berisiko lebih tinggi meninggal saat dilahirkan.

5. Gangguan Siklus Haid

Salah satu risiko yang terkait dengan obat yang diberikan selama program bayi tabung yakni siklus haid yang tidak teratur. Terutama setelah program dan segala perawatannya selesai. Biasanya setelah itu siklus haid akan terlambat datang dan dapat berlangsung lebih lama dari biasanya. Selain itu, darah haid yang keluar juga mungkin akan menjadi lebih banyak daripada sebelumnya. Masalah pada siklus haid ini umumnya berlangsung tidak lebih dari 3-4 bulan sejak prosedur bayi tabung selesai.

Untuk menjaga stamina Moms selama masa kehamilan, Moms bisa rutin mengonsumsi suplemen kehamilan  PRENAVITA Milk Vanilla. Mengandung nutrisi lengkap dan vitamin yang dibutuhkan ibu hamil, suplemen ini akan menjaga kondisi tubuh Moms agar tetap fit selama masa kehamilan.

Dapatkan di  www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM