Menjadi Tradisi di Indonesia, Begini Cara Bedong Bayi yang Tepat dan Aman

calendar icon

26 May 2021

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

Pengembangan Diri

Menjadi Tradisi di Indonesia, Begini Cara Bedong Bayi yang Tepat dan Aman

Membedong bayi baru lahir merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh sebagian besar Moms di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui bagaimana cara bedong bayi baru lahir yang tepat dan aman. 

Tujuan dari membedong bayi sebenarnya sederhana saja, yaitu untuk memberikan bayi rasa hangat dan nyaman seperti saat dia berada di dalam rahim. Dengan bedong, bayi dapat beradaptasi dengan suhu lingkungan. Membedong bayi juga dapat menjauhkannya dari sianosis atau kedinginan sehingga dia menjadi tampak kebiruan.

Selain itu, saat dibedong bayi juga tidak akan terganggu dengan refleks Moro atau gerakan kejut yang biasanya dilakukan bayi. Mengingat banyaknya manfaat bedong yang dapat dirasakan bayi baru lahir, yuk simak bagaimana cara bedong bayi yang tepat dan aman.

Baca Juga: Rekomendasi Gendongan Bayi Hipseat Incaran Para Orang Tua, Pilih yang Mana Ya?

Cara Bedong Bayi yang Tepat

Orang tua baru sering belajar cara bedong bayi dari perawat di rumah sakit. Selimut yang dibungkus rapat di tubuh Si Kecil bisa menyerupai rahim ibu dan membantu menenangkan bayi yang baru lahir. American Academy of Pediatrics mengatakan, ketika dilakukan dengan benar, membedong bayi bisa menjadi teknik yang efektif untuk membantu menenangkan bayi dan meningkatkan tidur.

Jika Moms berencana ingin membedong si Kecil, ketahui cara bedong bayi yang benar berikut ini:

1. Temukan Permukaan yang Rata

Sebarkan selimut bedong bayi dalam bentuk segi empat dengan satu sudut mengarah ke permukaan yang rata (seperti bagian tengah tempat tidur). Lipat sudut atas ke bawah sekitar 15 cm.

2. Tempatkan Bayi Menghadap ke Atas

Langkah kedua untuk cara bedong bayi yang benar, Moms harus menempatkan tubuh bayi menghadap ke atas, dan harus duduk di atas tepi selimut yang terlipat. Tubuhnya juga harus membentang lurus ke bawah menuju sudut bawah.

3. Luruskan Lengan Kiri Bayi

Kemudian ambil sisi kiri selimut dan bungkus di lengan dan dada kirinya. Selipkan selimut di bawah lengan kanan dan punggungnya. Pada langkah cara bedong bayi ini, perlu diketahui bahwa lengan kiri Si Kecil akan tertutup tetapi lengan kanannya akan bebas.

4. Angkat Bagian Bawah

Cara bedong bayi selanjutnya, lipat sudut bawah selimut ke atas tubuh bayi dan selipkan di bawah lipatan pertama, di bawah dagunya. Luruskan lengan kanan bayi dan tarik sisi kanan selimut ke tubuh bayi dan selipkan di bawah sisi kirinya.

5. Amankan Selimut

Putar dengan lembut bagian bawah selimut dan selipkan di bawah badan bayi. Sebagai catatan penting, Moms perlu mengingat bahwa membedong bayi harus nyaman, tetapi tidak terlalu ketat.

Moms harus bisa meletakkan dua atau tiga jari di antara dada dan selimut bayi, dan selimut harus longgar di pinggulnya sehingga Si Kecil bisa menggerakkan kakinya dengan bebas. Jika bayi tampaknya lebih suka membebaskan lengannya, tidak apa-apa untuk membiarkan satu atau kedua lengan keluar bebas.

Batas Usia Membedong Bayi

Moms sudah mengetahui seperti apa cara bedong bayi yang benar. Namun, Moms pasti banyak yang bertanya sebenarnya sampai kapan batas usia membedong bayi?

Bayi baru lahir yang dibedong memang membuat si Kecil merasa aman dan nyaman pada bulan awal kehidupannya. Hal ini tidak lepas karena bedong bayi dapat memberi kehangatan seperti saat bayi berada di dalam rahim Moms.

Namun, sebagian besar bayi akan tumbuh besar dengan sangat cepat, hingga tanpa terasa bayi sudah dapat menggulingkan badannya sendiri. Perkembangan kemampuan gerak bayi inilah yang dapat menjadi panduan untuk mengetahui batas usia penggunaan bedong bayi.

Anggota American Academy of Pediatrics sekaligus kepala bagian Sudden Deaths Infant Syndrome (SIDS), Rachel Y. Moon, M.D., FAAP, mengatakan bayi seharusnya sudah tidak dibedong melewati usia dua bulan.

“Mengingat bahwa kami melihat adanya kematian bayi yang dibedong dan berakhir pada posisi tidur tengkurap di usia dua sampai dua setengah bulan, saya menjadi khawatir jika bayi usia di atas delapan minggu masih dibedong,” ungkap Rachel, dikutip dari American Academy of Pediatrics.

Dengan mengetahui batas usia penggunaan bedong bayi, Moms turut perlu menyesuaikan dengan perkembangan gerak bayi yang biasanya berbeda-beda pada setiap anak.

Baca Juga: Terlalu Sering Digendong Membuat Bayi Bau Tangan, Benarkah?

Tips Bedong Bayi agar Aman

​​​​​​​

Melakukan cara bedong bayi sama menenangkannya untuk bayi prematur, seperti halnya pada bayi baru lahir cukup bulan. Tetapi pertimbangkan untuk menyatukan kedua tangan di dadanya di hadapannya ketimbang meluruskan lengannya di sisi samping, karena posisi ini mungkin bisa lebih nyaman untuk beberapa bayi prematur.

Ada beberapa tips membedong bayi yang bisa lakukan sebagai bagian dari cara bedong bayi untuk si Kecil.

1. Pilih Kain Bedong dengan Teliti

Hal ini karena bedong akan membungkus seluruh tubuh bayi kecuali kepalanya. Pastikan Si Kecil akan tetap merasa nyaman dan hangat tapi tidak kepanasan. Pilih kain bedong dari bahan katun yang lembut.

2. Hindari Membedong Terlalu Kencang

Bedong yang terlalu kencang tidak hanya akan membuat bayi merasa sangat terkekang, tapi juga tidak baik bagi pertumbuhannya. Jika si Kecil tidak bisa menekuk lututnya, berarti Moms terlalu ketat membedong. Sisakan ruang yang cukup di bagian bawah bedong atau bagian kaki, sehingga bayi tetap bisa menekuk lututnya.

3. Jangan Bedong Terlalu Longgar

Nah, jika tadi tidak boleh terlalu ketat, membedong bayi juga tidak boleh terlalu longgar. Jika bayi sampai bisa mengeluarkan tangannya dari dalam bedong, berarti Moms terlalu longgar membungkus si Kecil. Segera benahi bedongannya.

4. Pastikan Ruang Nyaman

Dengan bedong yang sudah membungkusnya, bayi membutuhkan sisa ruang yang cukup baginya untuk bernapas dan memperoleh udara segar. Jadi pastikan di sekeliling tempat tidurnya hanya ada dia saja ya, Moms, tanpa bantal, guling, apalagi boneka berbulu. Ini juga akan meminimalkan risiko terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)

5. Perhatikan Cuaca

Moms perlu perhatikan cuaca di lingkungan jika ingin membedong bayi. Jika cuaca dan udara sedang panas, lebih baik pakaikan si Kecil kaos singlet dan celana pendek sebelum dibedong. Moms juga bisa memakaikan si Kecil HAMAKO Basic Button Coverall sebagai ganti singlet. Karena baju anak HAMAKO ini bisa Moms jadikan alternatif jika ingin memberikan kenyamanan pada bayi selain membedong atau memakaikannya singlet. Namun jika udaranya dingin, baju dan celana panjang menjadi pilihan tepat untuk dipakai di dalam bedong.

Dapatkan HAMAKO Basic Button Coverall di www.mooimom.id ya!

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM