19 Mar 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Keju tidak hanya terasa enak tetapi juga sarat gizi seperti kandungan protein, kalori, vitamin A, D, dan B12. Saat Si Kecil sudah mulai makan, mungkin Moms ingin menambahkan keju sebagai salah satu asupannya. Kebanyakan bayi dapat mengonsumsi keju saat sudah bisa mengunyah. Biasanya dimulai sekitar usia 6-9 bulan, namun tergantung budaya tempat Moms tinggal. Ada yang menyarankan keju diberikan saat bayi berusia 8 bulan, tapi ada pula yang menyarankan sebaiknya setelah 1 tahun.
Perbedaan pendapat mengenai usia pemberian keju bagi Si Kecil dikarenakan keju adalah produk olahan turunan dari susu. Protein susu yang ada dalam keju disinyalir dapat menyebabkan masalah perut pada bayi, juga berisiko bagi bayi yang memiliki alergi terhadap susu dan produk olahannya. Namun, ada yang menyanggah pendapat ini. Protein susu akan rusak saat keju matang dan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan. Untuk menengahi berbagai pendapat ini, sebaiknya Moms memberikan keju setelah berkonsultasi dengan dokter anak.
Manfaat Keju bagi Bayi
Lepas dari berbagai perbedaan pendapat, keju rasanya enak dan mudah menyatu dengan berbagai jenis makanan bayi. Adapun manfaat keju bagi bayi, antara lain:
Saat Moms memperkenalkan keju kepada bayi, ada beberapa cara yang baik untuk melakukannya. Ingatlah untuk memulai hanya dengan keju yang memiliki rasa yang ringan. Keju yang rasanya tajam mungkin terasa aneh bagi bayi dan bisa membuat bayi langsung tidak suka. Beberapa cara sederhananya, seperti berikut ini.
Moms dapat melelehkan keju di atas roti atau biskuit, dan menghidangkannya sebagai makanan ringat atau camilan saat jam makan snack.
Moms dapat menjadikan keju sebagai pilihan finger food bagi bayi, caranya Moms potong keju menjadi beberapa potongan kecil agar bisa diambil oleh Si Kecil. Pastikan potongannya kecil untuk menghindari risiko tersedak.
Lelehkan keju di atas sayuran yang dipotong dadu dan tunggu hingga mengering. Biarkan dalam potongan-potongan kecil cukup mudah untuk diambil. Contoh sayurannya seperti brokoli atau wortel.
Moms dapat menambahkan keju ke omelet telur atau pasta yang telah direbus lebih dulu.
Keju yang Aman dan Tidak Aman bagi Bayi
Ada berbagai jenis keju yang bisa Moms pilih untuk MPASI Si Kecil. Namun, tidak semua keju ternyata cocok untuk bayi. Terutama keju yang dibuat dari susu yang tidak mengalami proses pasteurisasi. Keju yang terbuat tidak dari susu pasteurisasi mengandung listeria, yakni bakteri yang menyebabkan infeksi bawaan sehingga dapat membahayakan bayi.
Adapun jenis-jenis keju yang bisa dikonsumsi bayi, antara lain, keju cheddar, edam, parmesan, colby, colby jack, mozzarella, swiss, romano, romano, jack moneter, paneer, babybel, cheshire, gouda, grana padano. Ada juga keju yang lembut dan bisa dikonsumsi bayi, yaitu ricotta dan krim keju. Sementara jenis keju yang sebaiknya dihindari sampai bayi berusia 1 tahun karena terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi, ialah camembert, brie, chevre, queso, gorgonzola, wensleydale, dan roquefort. Selain itu, hindari keju olahan yang dimasak dengan tambahan perasa dan pengemulsi, karena beberapa bahan kimia penyertanya bisa jadi tidak cocok bagi bayi.
Seperti halnya makanan baru lainnya, Moms juga perlu memperhatikan apakah tubuh Si Kecil cocok mengonsumsi keju atau tidak. Jika Si Kecil mengalami reaksi alergi setelah 20 menit atau beberapa jam dari waktu makan keju, maka hentikan. Gejala yang muncul biasanya bibir bengkak, kemerahan pada mata dan wajah, serta ruam pada kulit bayi.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM