Pascapengobatan Trikomoniasis, Perempuan Tetap Berpeluang Hamil

calendar icon

21 May 2021

author icon

Ika

category icon

Pra-kehamilan

Pascapengobatan Trikomoniasis, Perempuan Tetap Berpeluang Hamil

Trikomoniasis atau trichomoniasis merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebarkan melalui hubungan seksual. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), sekitar 3,7 juta orang di negara itu mengalami trikomoniasis pada kurun waktu tertentu. Menurut American Sexual Health Association (ASHA), trikomoniasis lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pria pada rentang usia 14 hingga 49 tahun. 

Badan Kesehatan Dunia atau WHo menyatakan kasus trikomoniasis pada perempuan mencapai 5,3 persen dan pada pria sebanyak 0,6 persen. Namun, bisa saja kasus sesungguhnya bisa melebihi angka statistik di atas karena penyakit ini sulit dideteksi, terutama pada pasien laki-laki. Risiko penularan trikomoniasis bisa meningkat kepada mereka yang berganti-ganti pasangan saat berhubungan seksual, telah memiliki riwayat penyakit IMS lainnya, telah mengalami trikomoniasis sebelumnya, serta berhubungan seks tanpa alat pengaman.

Secara umum, infeksi karena organisme ini tidak berakibat fatal. Namun, trikomoniasis berisiko memicu komplikasi, seperti ketidaksuburan pada perempuan, infeksi dan peradangan pada vagina, peradangan dinding rahim, peradangan indung telur, sehingga meningkatkan risiko terjadinya radang panggul yang merupakan salah satu penyebab kemandulan.

Sementara pada pria, penyakit ini bisa menyebabkan peradangan pada prostat, epididimis, dan infertilitas yang disebabkan oleh kerusakan sperma sehingga gerakannya untuk mencapai sel telur menjadi tidak memadai.

 

Penyebab dan Gejala Trikomoniasis

Penyakit infeksi ini disebabkan oleh organisme parasit bernama Trichomonas vaginalis. Patogen ini berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak genital saat berhubungan seksual, tanpa kondom atau metode penghalang lainnya. Penyakit ini tidak ditularkan melalui kontak fisik seperti berpelukan, berciuman, berbagi alat makan, atau berbagi dudukan di toilet. Selain itu, penyakit ini juga tidak bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak melibatkan alat kelamin, seperti oral seks. 

 

Pada perempuan, trikomoniasis dapat menyebabkan infeksi pada vagina, uretra, atau keduanya. Selain itu, trikomoniasis menyebabkan rasa gatal dan rasa sakit saat buang air kecil. Pada pria, trikomoniasis menyebabkan uretra tersumbat. Kebanyakan pria tidak akan mengalami gejala apa pun sehingga sulit dideteksi. Selain itu, penyakit ini juga berpotensi mengakibatkan komplikasi kehamilan bila terjadi pada ibu hamil.

Baca juga: 5 Komplikasi Kehamilan, Salah Satunya Diabetes Gestasional

Ketika gejala trikomoniasis benar-benar terjadi, biasanya berlangsung sekitar 5 hingga 28 hari. Bagi sebagian orang, bisa memakan waktu lebih lama. Atau, bisa juga trikomoniasis akan menghilang sementara waktu dan kembali lagi. Adapun gejala paling umum trikomoniasis pada wanita, ialah: 

  • Bau tidak sedap pada vagina.
  • Cairan vagina berwarna kehijauan atau kekuningan dengan tekstur berbuih.
  • Rasa gatal, bengkak, atau panas pada vagina.
  • Sakit saat berhubungan seksual.
  • Sakit saat buang air kecil.

Dibandingkan dengan wanita, pria dengan penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, ketika terjadi, gejala trikomoniasis pada pria meliputi:

  • Kesulitan buang air kecil.
  • Rasa sakit atau panas saat ejakulasi.
  • Rasa gatal atau iritasi di penis.
  • Keluar cairan dari penis.

 

Cara Pengobatan dan Pencegahan

Tanpa pengobatan, trikomoniasis bisa terus berlanjut. Dengan pengobatan, biasanya bisa sembuh dalam waktu seminggu. Untuk memastikan infeksi tidak kembali, lakukan pemeriksaan selama 3 minggu hingga 3 bulan untuk memastikan Moms telah sembuh dari trikomoniasis. 

Baca juga: Kebutuhan Asupan Gizi pada Masa Awal Kehamilan

Untuk mengobati trikomoniasis, dokter akan meresepkan metronidazole atau tinidazole. Selama masa pengobatan, pasien dilarang berhubungan seksual sampai dinyatakan sembuh oleh dokter. Pasien juga harus menghindari konsumsi minuman beralkohol 24 jam setelah mengonsumsi metronidazole, karena bisa menyebabkan mual dan muntah. Untuk mengurangi risiko terinfeksi trikomoniasis, lakukanlah beberapa langkah pencegahan seperti di bawah ini:

 

  • Tidak berganta-ganti pasangan seksual.
  • Menggunakan kondom saat berhubungan intim.
  • Tidak berbagi pakai alat bantu seks, dan membersihkannya setiap selesai digunakan.
  • Selain itu, pastikan pasangan seksual Moms juga bebas dari trikomoniasis. Karena jika tidak, maka dapat tertular kembali

 

Komplikasi Trikonomiasis

Peradangan alat kelamin yang disebabkan oleh trikomoniasis dapat meningkatkan risiko Moms tertular HIV juga penyakit IMS lainnya. Begitupun sebaliknya, jika memiliki HIV, maka akan mudah ditularkan ke pasangan jika mengalami trikomoniasis ini. Penyakit IMS lainnya, berpotensi terjadi saat sakit trikomoniasis, sepeerti gonore atau kencing nanah, klamidia, dan vaginosis bakterialis. Apabila tidak segera diobat dapat menyebabkan sakit radang panggul. Trikomoniasis saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah. Meskipun jarang terjadi, tapi infeksi ini bisa ditularkan ke bayi saat melahirkan. 

Memasuki masa awal kehamilan, Moms harus mulai memperbaiki dan atau menjaga nutrisi. Baik untuk Moms maupun janin. Nutrisi bisa diperoleh dari makanan dengan bantuan produk suplemen khusus. Salah satu produk yang menawarkan kelengkapan nutrisi kehamilan adalah Prenavita Milk Vanilla. Bentuknya yang serupa serbuk dalam kemasan ringkas dapat dengan mudahnya dibawa bepergian.

suplemen kehamilan


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM