Moms Kerap Merasakan Tekanan pada Panggul? Waspadai Rahim Turun

calendar icon

22 Apr 2021

author icon

Ika

category icon

Trimester Kedua

Moms Kerap Merasakan Tekanan pada Panggul? Waspadai Rahim Turun

Prolaps uteri atau rahim turun merupakan kondisi yang relatif umum terjadi pada perempuan. Prolaps uteri menandai keadaan rahim turun ke arah vagina. Rahim turun terjadi karena otot dasar panggul dan ligamen melemah dan tidak mampu menopang rahim. Pada beberapa kasus, rahim bisa menonjol keluar dari lubang vagina sehingga membutuhkan pembedahan. Jika terjadi pada tahap awal dapat diatasi dengan olahraga. 

Rahim turun dapat terjadi ketika sebelumnya Moms mengalami persalinan spontan atau pervaginam. Namun, terdapat kondisi-kondisi lain yang melemahkan otot dan jaringan dasar panggul sehingga tidak dapat lagi menopang berat rahim. Penyebab lain tersebut, antara lain: 

  • Kelemahan pada otot panggul seiring bertambahnya usia.
  • Melemah dan hilangnya warna jaringan setelah menopause dan hilangnya estrogen alami.
  • Kondisi yang menyebabkan peningkatan tekanan di perut seperti batuk kronis karena bronkitis, mengejan karena sembelit, memiliki tumor panggul, atau ada penumpukan cairan di perut.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas dengan tekanan tambahan pada otot panggul
  • Operasi besar di area panggul yang menyebabkan hilangnya dukungan eksternal
  • Kebiasaan Merokok
  • Kebiasaan mengangkat beban berlebihan
  • Faktor usia, biasanya usia 55 tahun ke atas
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi rahim turun.

 

Gejala

Adapun gejala wanita yang mengalami rahim turun bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Beberapa gejala khas rahim turun, ialah; 

  • Terasa ada tekanan di panggul seolah-olah seperti sedang menduduki bola kecil
  • Terasa ada sesuatu yang keluar dari vagina 
  • Terdapat jaringan rahim yang menonjol
  • Saat berhubungan seks terasa menyakitkan
  • Kesulitan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB)
  • Mengalami rasa nyeri pada punggung bawah
  • Serta, merasa tidak nyaman saat berjalan.

 

Cara pengobatan

Rahim turun memiliki tingkat keparahan berbeda-beda, yang terbagi menjadi 4 tahap, sebagai berikut. Tahap pertama, yaitu ketika rahim turun mencapai bagian atas vagina. Tahap kedua, yaitu ketika rahim turun mencapai mulut vagina. Tahap ketiga, yaitu ketika rahim turun mencapai sebagian mulut vagina bagian luar. Tahap keempat, yaitu ketika mulut rahim keluar sepenuhnya dari mulut vagina. 

Untuk mengobati rahim turun, tergantung pada seberapa lemahnya struktur pendukung seperti otot yang ada di sekitar rahim. Biasanya, dokter akan menanyakan gejala, memeriksa panggul, serta melihat tingkat keparahan rahim yang turun. Untuk memastikan, dokter akan memanfaatkan USG atau layanan MRI. 

Baca juga: Benarkah Kista Rahim Menyebabkan Perempuan Tak Bisa Hamil?

Dikutip dari medicalnewstoday, rahim turun sampai tahap ketiga masih dapat sembuh dengan diobati melalui perawatan di rumah. Namun, jika memasuki tahap keempat membutuhkan pembedahan. Berikut ini beberapa cara pengobatan rahim turun yang dapat Moms lakukan: 

  • Perawatan Diri di rumah

Moms dapat memperkuat otot panggul dengan melakukan senam kegel. Caranya dengan mengencangkan otot panggul, seolah mencoba menghentikan aliran urin. Latihan ini memperkuat diafragma dan mendukung otot panggul. Jika belum paham, Moms dapat bertanya pada dokter mengenai cara yang tepat melatih otot panggul. 

  • Pengobatan Medis

Teknologi memasukan cincin supositoria ke dalam vagina dapat membantu memulihkan kekuatan dan vitalitas jaringan di vagina. Tetapi, terapi ini cocok digunakan pada wanita yang telah menopause. 

  • Pembedahan

Pembedahan dapat dilakukan tergantung pada usia Moms. Serta apakah Moms ingin hamil lagi atau tidak. Jika tidak ingin hamil, operasi dapat dilakukan karena perbaikannya bahkan dapat mengangkat rahim. Dalam kasus yang parah, rahim dapat diangkat bersama ovarium dan tuba falopi. 

  • Terapi lainnya

Jika Moms tidak menginginkan pembedahan atau tidak lolos syarat bedah, Moms dapat memakai alat pendukung yang disebut pessarium. Alat ini diletakkan di saluran vagina untuk menopang rahim yang turun. Moms dapat memakai alat ini baik untuk jangka waktu sementara atau selamanya. Pessarium memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan bentuk rahim. Jika rahim turun berada pada tingkat keparahan yang sulit ditangani, pessarium malahan tidak berfungsi. Selain itu, pessarium dapat mengiritasi di dalam vagina dan dapat menyebabkan keluarnya cairan yang berbau tidak sedap.

  Meskipun rahim turun berisiko terjadi ketika perempuan memasuki usia 55 tahun dan seterusnya, tak menutup kemungkinan mendera mereka yang masih dalam rentang usia subur, juga pada ibu yang melahirkan secara spontan. Oleh karena itu, ibu yang baru saja melahirkan jangan mengabaikan kesehatannya. Apalagi, jika di masa depan Moms masih berencana untuk hamil kembali. Perbanyak asupan gizi seimbang, cukup istirahat, berolahraga, serta tidak stres. Bila diperlukan Moms dapat mengonsumsi suplemen kesehatan untuk untuk menunjang kesehatan.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM