7 Penyebab Kandungan Lemah yang Perlu Moms Hindari

calendar icon

24 Sep 2021

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

Trimester Pertama

7 Penyebab Kandungan Lemah yang Perlu Moms Hindari

Meski setiap wanita ingin menjalani kehamilan lancar hingga persalinan, tetapi sebagian Moms harus menghadapi kenyataan, sesuatu hal yang tak diinginkan, yaitu bahwa dirinya mengalami keguguran.

Bahkan, ada yang mengalami keguguran hingga berkali-kali. Bila keguguran terjadi berulang kali, Moms harus mencurigai beberapa penyebab kandungan lemah yang selama ini Moms tidak sadari.

Apakah itu? Kandungan lemah dalam istilah medis adalah adanya gangguan pada leher rahim, yaitu yang disebut inkompetensi serviks.

Bagaikan sebuah bangunan, mulut rahim (serviks) merupakan pondasi yang akan menahan janin agar tetap berada di dalam rahim. Lalu, pada saat melahirkan, mulut rahim akan menipis dan mengalami pembukaan sehingga bayi bisa lahir. Nah, bila mulut rahim ini memiliki kekuatan untuk menahan, tentu saja janin akan keluar.

Masalahnya, pada kondisi inkompetensi serviks, mulut rahim mengalami pembukaan dan penipisan (mudah terbuka dan menjadi pendek) sebelum waktunya, sehingga tak bisa menahan janin.

Dengan kata lain, penyebab kandungan lemah ini mungkin terjadi karena adanya ketidaknormalan atau kelemahan dari bentuk serviks. Pada saat usia kehamilan 4 bulan, seharusnya serviks belum terbuka. Akan tetapi, karena faktor ketidaknormalan tersebut, serviks mengalami pembukaan sehingga hasil pembuahan keluar dari rahim atau mengalami keguguran.

Jadi, pada wanita yang mengalami inkompetensi serviks, rata-rata akan mengalami keguguran pada saat usia kehamilan menginjak 4 bulan. Demikian pula pada kehamilan berikutnya. Diperkirakan, inkompetensi serviks terjadi sekitar 1-2 persen dari seluruh kehamilan.

bannerbanner


Baca Juga:

10 Jenis Makanan Penguat Kandungan, Sudah Dicoba Moms?


Penyebab Kandungan Lemah

Lalu, apa saja yang penyebab kandungan lemah yang berujung pada keguguran? Ada beberapa kemungkinan penyebab kandungan lemah, di antaranya:

  • Faktor bawaan atau keturunan. Kelainan rahim dan kelainan genetik yang mempengaruhi jenis protein berserat yang membentuk jaringan ikat tubuh (kolagen) dapat menyebabkan leher rahim tidak normal. Paparan dietilstilbestrol (DES), bentuk sintetis dari hormon estrogen, sebelum lahir juga telah dikaitkan dengan kondisi kandungan lemah.
  • Kelainan bentuk rahim sejak lahir (anomali rahim).
  • Trauma akibat proses kuret sehingga menyebabkan efek samping pelemahan serviks.
  • Ibu menderita penyakit kolagen. Perlu Moms ketahui, pada mulut rahim terdapat zat kolagen. Inilah salah satu faktor risiko yang perlu diwaspadai.
  • Adanya infeksi dari luar rahim.
  • Pasca Persalinan yang menimbulkan robekan mulut rahim yang cukup besar dan tidak pulih seperti semula.
  • Menjalani tindakan tertentu yang bisa mengubah kondisi serviks. Misalnya, konisasi (pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut untuk tujuan diagnosis), biopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium), LEEP (suatu prosedur dengan memotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim).

Ciri-ciri Kandungan Lemah

Kandungan yang lemah tidak mudah terdeteksi. Biasanya, apabila dokter kandungan memang mendeteksi ada kemungkinan kondisi ini, maka akan direkomendasikan obat pencegahan yang dikonsumsi sebelum kehamilan.

Tak hanya itu, ibu hamil dengan kandungan yang tidak kuat juga disarankan untuk lebih sering memeriksakan kehamilan mereka lewat USG. Beberapa gejala kandungan lemah biasanya juga baru terasa pada trimester kedua, saat kehamilan menginjak minggu ke-14 hingga ke-20. Beberapa ciri-ciri kandungan lemah adalah:

  • Terasa sensasi panggul tertekan
  • Rasa sakit di punggung yang tidak terasa sebelumnya
  • Kram perut
  • Perubahan cairan yang keluar dari vagina
  • Sedikit pendarahan

Meskipun kandungan yang tidak kuat sangat mengkhawatirkan, faktanya hal ini hanya terjadi 1 kasus pada setiap 100 kehamilan. Artinya, kondisi ini tidak umum melanda ibu hamil.


Baca Juga:

Penyebab dan Fakta Janin Menendang dalam Kandungan


Kapan Moms Harus Khawatir?

Setelah mengetahui beberapa penyebab kandungan lemah, Moms juga perlu memahami diagnosis rahim lemah. Lalu, bagaimana cara dokter melakukan diagnosis rahim lemah?

Pada awal kehamilan, dokter akan melakukan pemeriksaan dalam. Dokter akan melihat mulut rahim yang terbuka.

Bahkan, dengan pemeriksaan USG transvaginal dapat diketahui ketebalan mulut rahim (cervical length) pada awal kehamilan. Melalui pemeriksaan ini bisa dilihat kondisi inkompetensi serviks lebih dini atau sebagai prediksi apakah seseorang berpotensi melahirkan prematur atau tidak.

Nah, perlu kita tahu Moms, inkompetesi serviks karena faktor keturunan, biasanya akan berulang pada kehamilan berikutnya. Ini terjadi karena struktur mulut rahim lemah dan tidak sanggup mendukung isi rahim.

Sebagai upaya diagnosis, dokter akan melakukan pemasangan cerclage (setelah usia kehamilan 14 minggu) sehingga mulut rahim tidak membuka dan melebar.

Selain itu, terkadang disertai pula jahitan di sekitar area mulut rahim. Jahitan akan dibuka kira-kira pada saat usia kehamilan 37 minggu untuk persiapan persalinan.

Sementara, pada inkompetensi serviks yang disebabkan oleh bekas robekan persalinan, bila dilakukan koreksi atau perbaikan maka bisa hamil seperti normal lagi.

Meski mengalami inkompetensi serviks, janin bisa dilahirkan hingga cukup bulan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melakukan teknik pengikatan mulut rahim pilihan: pengikatan melalui perut (transabdominal) ataupun melalui jalan lahir (transvaginal).

Umumnya, pengikatan melalui jalan lahir banyak dilakukan karena tanpa perlu mengiris dinding perut dan bisa dibius atau atau bahkan tanpa pembiusan.

Proses pengikatan tersebut menggunakan benang khusus yang bersifat tidak tajam, tidak mengiris jaringan, tidak hancur, dan diserap oleh tubuh. Waktu pengerjaannya saat usia kehamilan 14-16 minggu, bergantung pertimbangan dokter.

Bila mengalami penyebab kandungan lemah dan menginginkan lahir normal tentu dilakukan pelepasan jahitan mulut rahim terlebih dulu. Lalu, bila menginginkan lahir secara caesar maka operasi cesar dan pelepasan jahitan dikerjakan sekaligus.

Sejauh ini tidak ditemukan efek samping yang terjadi. Namun risiko yang bisa terjadi adalah perdarahan, infeksi, ketuban bocor.

Cara Mencegah Kandungan Lemah

Jika sudah terkait dengan kondisi sejak lahir, kandungan lemah tidak bisa dicegah. Tapi ada cara untuk setidaknya mengantisipasi hal terburuk terjadi. Tujuannya tentu saja agar kehamilan dapat berlangsung aman dan sehat hingga persalinan.Beberapa cara menjaga kandungan yang lemah adalah:

1. Konsultasi kandungan berkala

Lebih rutin ketimbang ibu hamil yang kandungannya normal, mereka yang kandungannya lemah perlu berkonsultasi tentang kandungan secara berkala. Jangan ragu untuk menyampaikan gejala sekecil apapun kepada dokter kandungan, meski Anda mungkin merasa hal itu tidak penting.

2. Konsumsi makanan bernutrisi

Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi seorang ibu menjadi dua kali lipat. Terlebih bagi mereka dengan kandungan yang tidak kuat, maka kebutuhan kalsium, zat besi, asam folat, dan nutrisi penting lainnya juga harus diprioritaskan. Moms juga bisa mengonsumsi suplemen tersebut bahkan saat masih dalam tahap merencanakan kehamilan. Tujuannya untuk memastikan tubuh benar-benar siap menghadapi kehamilan.

3. Kendalikan kenaikan berat badan

Saat hamil dan menyusui adalah fase-fase terberat untuk mengendalikan kenaikan berat badan. Padahal, menjaga kenaikan berat badan agar tidak berlebihan juga berkontribusi pada kesehatan bayi. Rekomendasi kenaikan berat badan adalah sekitar 11-16 kilogram jika sebelum hamil berat badannya cukup ideal.

Dapatkan suplemen kehamilan PRENAVITA Milk Vanilla hanya di www.mooimom.id atau klik gambar di bawah ya Moms!

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM