22 Jan 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Orang Indonesia sangat akrab dengan masuk hamil, tidak terkecuali ibu hamil. Masuk angin sendiri sebenarnya bukan suatu penyakit spesifik namun kumpulan gejala awal suatu gangguan kesehatan. Sama seperti manusia pada umumnya, saat ibu hamil masuk angin akan mengalami berbagai gejala seperti, perut kembung, mual, begah, pegal, linu, batuk, pilek, pusing, sakit kepala, sampai meriang.
Terjadi karena Perubahan Hormon dan Perkembangan Janin
Saat hamil atau tidak, memang terdapat angin di dalam tubuh kita. Diketahui, ibu hamil mungkin memiliki lebih banyak angin dari biasanya, sehingga lebih sering bersendawa. Kadang, ibu hamil butuh melonggarkan pinggang untuk meredakan kembung.
Tidak heran, ibu hamil cenderung mudah merasa masuk angin karena ada pengaruh hormon. Peningkatan kadar hormon tersebut pada akhirnya melemaskan jaringan otot polos di seluruh tubuh, termasuk otot-otot yang membantu pencernaan. Hasilnya, lebih banyak angin, kembung, dan rasa tidak nyaman yang dialami saat awal kehamilan.
Pada trimester awal kehamilan, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron dan estrogen yang lebih tinggi dibandingkan kondisi biasa. Kedua hormon tersebut meningkat secara signifikan untuk menebalkan lapisan rahim, sebagai jalan untuk mempersiapkan pertumbuhan janin. Saat progesteron meningkat, jaringan otot dalam tubuh, termasuk di usus, menjadi rileks. Akibatnya, sistem pencernaan jadi melambat.
Sedangkan saat estrogen meningkat, tubuh ibu hamil jadi menyimpan air dan gas di perut. Dengan begitu, ibu hamil jadi gampang merasa kembung atau mual mirip masuk angin, terutama pada masa awal kehamilan.
Selanjutnya, proses pencernaan juga terpengaruh ketika janin tumbuh semakin besar pada trimester akhir kehamilan. Pertumbuhan janin mendesak organ-organ di sekitarnya. Hal itu menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit dan kelebihan gas di perut, mirip gejala masuk angin.
Disebabkan Makanan
Selain dari faktor hormonal dan fisik, ibu hamil juga gampang merasa masuk angin saat mengonsumsi makanan tertentu. Angin adalah produk sampingan saat bakteri di usus besar memecah makanan yang tidak tercerna di perut. Bagi beberapa orang, mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula dapat menyebabkan kelebihan gas di perut.
Beberapa makanan tersebut antara lain: apel, aprikot, ceri, mangga, buah pir, dan semangka. Ada juga brokoli, kembang kol, kacang hijau, jamur, bawang, dan produk gandum. Beberapa makanan tinggi lemak seperti gorengan dan susu tinggi laktosa, juga kerap dikeluhkan sebagai biang kelebihan gas penyebab masuk angin pada ibu hamil.
Gejala masuk angin
Masuk angin merupakan sekumpulan suatu masalah kesehatan, umumnya maag dan flu. Karenanya, tanda dan gejala yang akan dirasakan, biasanya kombinasi antara kedua penyakit tersebut. Umumnya, berbagai gejala yang biasanya muncul saat seseorang masuk angin, seperti:
Cara Mengatasi
Ada beberapa cara mengatasi atau mencegah masuk angin pada ibu hamil. Antara lain menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi tinggi dan seimbang. Selain itu, hindari sejumlah makanan pemicu gas di perut di atas.
Agar tidak mudah masuk angin, ibu hamil juga disarankan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering untuk meminimalkan gangguan pencernaan. Hal yang tak kalah penting, usahakan tetap berolahraga ringan sepanjang kehamilan. Tak hanya menjaga daya tahan tubuh agar tak gampang sakit, olahraga juga bikin pencernaan lebih lancar.
Boleh Kerokan
Saat masuk angin, orang Indonesia akan segera mengatasinya dengan kerokan. Lalu bolehkah ibu hamil dikerok? Ternyata kerokan bisa dilaukan siapa saja termasuk ibu hami, asalkan tidak memiliki riwayat alegi atau masalah kelainan pada kulit.
Hanya saja yang membedakan adalah kekuatan mengeroknya serta tidak boleh hingga ke leher dan perut. Menurur beberapa ahli, kerokan bisa melancarkan peredaran darah dan memberikan efek menenangkan.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM