17 Jul 2020
Dinda Ayu Saraswati
0-6 bulan
0-6 bulan
Tidak banyak orang tua yang benar-benar mengetahui bahwa menonton TV merupakan sesuatu yang buruk bagi bayi di bawah 18 bulan.
Apakah Moms salah satu yang saat ini bertanya-tanya mengenai alasan TV menjadi pengaruh buruk bagi perkembangan bayi?
Coba diingat-ingat, pernahkan Moms mengajak Si Kecil yang masih menonton acara edukatif di TV dengan tujuan membuatnya belajar dari acara tersebut?
Untuk mengetahui penjelasan medisnya, yuk, simak pembahasan yang ada di bawah ini.
Baca Juga: Bisakah Bayi Menonton Televisi atau Handphone?
Moms mungkin berpikir untuk membiarkan Si Kecil menonton TV karena dia menyukainya.
Tetapi, tahukah Moms bahwa sebenarnya otaknya tidak mampu menangkap maksud dari apa yang ditontonnya di TV?
David Hill, MD, FAAP, Wakil Presiden Cape Fear Pediatrics di Wilmington, NC, sekaligus Asisten Profesor Pediatri di UNC Medical School, menjelaskan bahwa dibutuhkan sekitar 18 bulan bagi otak bayi untuk memahami bahwa simbol-simbol yang muncul di layar TV merupakan gambaran dari suatu hal atau objek di dunia nyata.
Di sisi lain, bayi dan balita lebih membutuhkan interaksi dengan orang-orang di sekitar mereka dibandingkan dengan TV.
Antara lain bayi perlu menyentuh, mengguncang, membuang, atau meraih berbagai macam benda yang adda di sekelilingnya untuk belajar.
Sedangkan tontonan edukatif yang tayang di TV mungkin mengajarkan keterampilan tertentu untuk bayi dan balita, tetapi studi yang dilakukan oleh Dr. Hill, dkk., menemukan bahwa keterampilan tersebut tidak diterjemahkan oleh otak bayi ke dalam pembelajaran dunia nyata.
Seperti yang telah disinggung di atas, otak bayi belum mampu untuk memahami tayangan yang mereka lihat di TV.
Oleh sebab itu, para peneliti setuju bahwa anak-anak di bawah 2 tahun tidak mampu mengambil pelajaran dari tayangan edukatif di TV.
Dimitri Christakis, MD, penulis The Elepant in the Living Room: Make Television Work for Your Kids mengatakan bahwa otak bayi baru lahir akan berkembang tiga kali lipat ukurannya sampai usia 2 tahun.
Pertumbuhan otak itu terjadi karena adanya respon langsung terhadap rangsangan eksternal dalam konteks pengalaman dunia nyata.
Sementara itu, Jill Stamm, PhD, direktur dari New Direction Institute for Infant Brain Development, di Phoenix, mengatakan bahwa tidak ada bahaya permanen terhadap bayi yang menonton tayangan TV.
Tetapi, dia mengatakan bahwa TV tidak membantu proses tumbuh kembang bayi. Bahkan, disampaikan pula bahwa TV sebenarnya dapat memperlambat perkembangan bayi.
Menonton tayangan TV sebelum berusia 18 bulan memberikan efek negatif yang dapat bertahan lama terhadap perkembangan bahasa bayi, keterampilan membaca, dan memori jangka pendek.
Hal ini juga berkontribusi terhadap masalah tidur dan perhatian. Bukan hanya TV, efek negatif ini juga berlaku terhadap penggunaan gadget pada anak-anak di bawah usia 2 tahun.
Sebagai gantinya, Moms bisa memberikan Teether MOMBELLA pada bayi untuk membantu mengalihkan perhatiannya pada TV. Teether MOMBELLA ini bebas bahan kimia berbahaya sehingga aman di mulut si Kecil.
Tidak hanya itu, ternyata Teether memiliki manfaat untuk menstimulasi saraf penglihatan bayi lho, Moms.
Tertarik memberkan bayi teether sebagai pengganti TV? Dapatkan Teether MOMBELLA di sini.
Dilansir dari BabyCentre, beberapa ahli mengatakan bahwa anak-anak di bawah 2 tahun tidak boleh menghabiskan waktu menonton tayangan TV, menggunakan komputer, bermain game elektronik, atau memainkan gadget.
Seiring bertambahnya usia anak, mereka menjadi lebih mungkin untuk menerima manfaat dari teknologi yang ada di sekitarnya.
Meskipun pada saat itu tetap penting bagi Moms untuk memastikan bahwa screen time (menonton TV dan bermain gadget) tidak akan mengurangi peluang Si Kecil untuk bermain kreatif dan bersosialisasi.
Demikianlah Moms penjelasan singkat yang telah kami rangkum mengenai dampak buruk TV dan gadget terhadap tumbuh kembang bayi.
Jadi, Si Kecil lebih suka bermain gadget dan menonton TV atau bermain permainan kreatif Moms?
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM