13 Jun 2021
Dinda Ayu Saraswati
0-6 bulan
0-6 bulan
Tidak banyak orang tua yang benar-benar mengetahui bahwa menonton TV merupakan sesuatu yang buruk bagi bayi di bawah 18 bulan. Apakah Moms salah satu yang saat ini bertanya-tanya mengenai alasan TV menjadi pengaruh buruk bagi perkembangan bayi?
Menurut American Academy of Paediatrics (AAP) bayi dan balita belum memiliki keahlian untuk mengerti apa yang mereka tonton saat berada di depan televisi, sehingga dapat menyebabkan mereka mengalami masalah tidur dan berdampak negatif pada perkembangan bahasa maupun kesehatan sampai mereka berusia 10 tahun.
Meski tayangan televisi ada yang bermanfaat untuk bayi, namun terlalu banyak menonton televisi memberi banyak dampak buruk. Ini beberapa dampaknya:
Moms mungkin berpikir untuk membiarkan Si Kecil menonton TV karena dia menyukainya.
Tetapi, tahukah Moms bahwa sebenarnya otaknya tidak mampu menangkap maksud dari apa yang ditontonnya di TV?
David Hill, MD, FAAP, Wakil Presiden Cape Fear Pediatrics di Wilmington, NC, sekaligus Asisten Profesor Pediatri di UNC Medical School, menjelaskan bahwa dibutuhkan sekitar 18 bulan bagi otak bayi untuk memahami bahwa simbol-simbol yang muncul di layar TV merupakan gambaran dari suatu hal atau objek di dunia nyata.
Di sisi lain, bayi dan balita lebih membutuhkan interaksi dengan orang-orang di sekitar mereka dibandingkan dengan TV.
Antara lain bayi perlu menyentuh, mengguncang, membuang, atau meraih berbagai macam benda yang adda di sekelilingnya untuk belajar.
Sedangkan tontonan edukatif yang tayang di TV mungkin mengajarkan keterampilan tertentu untuk bayi dan balita, tetapi studi yang dilakukan oleh Dr. Hill, dkk., menemukan bahwa keterampilan tersebut tidak diterjemahkan oleh otak bayi ke dalam pembelajaran dunia nyata.
Seperti yang telah disinggung di atas, otak bayi belum mampu untuk memahami tayangan yang mereka lihat di TV. Oleh sebab itu, para peneliti setuju bahwa anak-anak di bawah 2 tahun tidak mampu mengambil pelajaran dari tayangan edukatif di TV.
Dimitri Christakis, MD, penulis The Elepant in the Living Room: Make Television Work for Your Kids mengatakan bahwa otak bayi baru lahir akan berkembang tiga kali lipat ukurannya sampai usia 2 tahun.
Pertumbuhan otak itu terjadi karena adanya respon langsung terhadap rangsangan eksternal dalam konteks pengalaman dunia nyata.
Sementara itu, Jill Stamm, PhD, direktur dari New Direction Institute for Infant Brain Development, di Phoenix, mengatakan bahwa tidak ada bahaya permanen terhadap bayi yang menonton tayangan TV.
Tetapi, dia mengatakan bahwa TV tidak membantu proses tumbuh kembang bayi. Bahkan, disampaikan pula bahwa TV sebenarnya dapat memperlambat perkembangan bayi.
Menonton tayangan TV sebelum berusia 18 bulan memberikan efek negatif yang dapat bertahan lama terhadap perkembangan bahasa bayi, keterampilan membaca, dan memori jangka pendek.
Hal ini juga berkontribusi terhadap masalah tidur dan perhatian. Bukan hanya TV, efek negatif ini juga berlaku terhadap penggunaan gadget pada anak-anak di bawah usia 2 tahun.
Daripada membiarkan si Kecil menonton tv, lebih baik berikan ia mainan MOMBELLA Teether Octopus. Terbuat dari silicone premium, sehingga aman untuk bayi.
Dapatkan di www.mooimom.id ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM