31 Jan 2020
Ratu
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Ketika ibu hamil menangis, bagaimana itu bisa mempengaruhi janin? Benarkah bayi ikut sedih? Kehamilan merupakan hal yang sangat membahagiakan bagi setiap pasangan suami istri. Tentunya kita pun mengharapkan masa-masa kehamilan yang membahagiakan, tapi seringkali perubahan hormon memengaruhi mood atau suasana hati kita, ibu hamil juga cenderung lebih sensitif dalam menyikapi sesuatu. Tak hanya mudah marah, beberapa dari Moms malah mudah sedih atau menangis. Nah, jika begini kira-kira ketika ibu hamil menangis, apakah pengaruhnya pada janin? Apakah janin ikut bersedih? Simak penjelasannya yuk, Moms.
Ketika ibu hamil menangis, apakah berdampak pada bayi dalam kandungan? Seperti yang kita ketahui, makanan yang Moms makan saat hamil berpengaruh pada perkembangan janin. Hal ini dikarenakan zat gizi yang tubuh Moms serap dari makanan disalurkan melalui tali pusar. Nah, lalu jika ibu hamil menangis, apakah akan mempengaruhi janin juga? Sebuah penelitian dari Association for Psychological Science menyatakan bahwa saat janin berumur enam bulan, ia bisa merasakan dampak dari mood yang dirasakan Moms saat hamil.
Menurut para ahli, stres yang menyebabkan Moms menangis sesekali merupakan hal yang normal terjadi pada ibu hamil dan tidak akan mempengaruhi janin. Tapi, jika ibu hamil menangis berulang-ulang atau terlalu sering bersedih tentunya akan sangat berpengaruh pada janin. Ibu hamil menangis secara terus-menerus sangat memungkinkan mengalami stres berat hingga depresi lho Moms.
Nah, jika tingkat stres Moms tinggi, maka dampak lebih lanjut yang akan memengaruhi janin di antaranya adalah:
Saat Moms stres berat, maka janin akan merasakan ketidaknyamanan. Hal ini akan berdampak pada kejiwaan si kecil saat beranjak dewasa kelak, misalnya anak akan menjadi sosok yang penakut ataupun cengeng. Maka, kondisi stres pada ibu hamil yang menyebabkan ibu menangis terus menerus akan sangat menghambat perkembangan otak bahkan kondisi psikologisnya kelak.
Jika kehamilan sudah memasuki usia di atas enam bulan, saat ibu hamil menangis terus menerus, maka efek dari kesedihan atau rasa stress bisa membuat plasenta banyak mengeluarkan hormon pelepas kortikotropin (CRH).
CRH (corticotropin-releasing hormone) atau hormon kortikotropin merupakan hormon yang berfungsi sebagai pengatur jangka waktu kehamilan. Jika hormon ini diproduksi secara terus menerus oleh plasenta, akan mempercepat jangka waktu kehamilan Moms.
Sirkulasi oksigen akan terhambat saat ibu hamil menangis sedih atau stres. Hal ini dikarenakan pembuluh darah akan berikatan dengan kuat akibat meningkatnya produksi hormon Norepinephrine, sehingga akan mengurangi sirkulasi oksigen untuk janin.
Dampak paling buruk yang bisa memengaruhi janin jika ibu hamil menangis adalah keguguran. Kesedihan yang Moms rasakan akan membuat kondisi janin menjadi lemah, apalagi jika kondisi ini terjadi pada kehamilan yang masih muda.
(sumber gambar: https://hellosehat.com/)
Hal ini tidak mempengaruhi ekspresi dari janin, bahkan jika Moms senang pun bayi juga tidak akan ikut tersenyum. Hanya saja dikutip dari buku ‘Anti Panik Menjalani Kehamilan’ , jika Moms sudah merasa tertekan hingga depresi janin akan jadi sangat aktif dan sulit ditenangkan.
Usahakan untuk bisa mengontrol suasana hati ya Moms! Tentunya dukungan Paps juga sangat berarti bagi Mama, agar janin tetap sehat dan perkembangannya tidak terhambat. Selamat menikmati masa-masa kehamilan, Moms!
Source: phanie fauziah by phanie fauziah February 8, 2019 in Kehamilan, MAMA PAPA
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM