Debar-Debar Kontraksi yang Membahagiakan

calendar icon

22 May 2021

author icon

Ika

category icon

Debar-Debar Kontraksi yang Membahagiakan

Kontraksi! Sensasi misterius, sedikit menakutkan sekaligus menggembirakan yang ditunggu-tunggu pada akhir kehamilan. Sensasi yang seumpama memberi isyarat: “Sebentar lagi aku akan bertemu bayiku.”

Sejumlah perempuan mengungkapkan, kontraksi adalah sesuatu yang mendebarkan—terlepas dari “sedikit menakutkan sekaligus menggembirakan” yang tadi. Kontraksi, bagi mereka, menandakan denyut kehidupan janin dalam rahim. Bayi berdenyut, ia sedang dalam perjalanan bertemu dengan Moms.

Bagi sebagian lainnya, kontraksi justru menimbulkan kepanikan. Adakalanya mereka terintimidasi. Belum ada persiapan, sementara bayi seperti mengetuk pintu: “Ayo ke ruang bersalin!”

Kontraksi seperti apa yang normal? Apa yang tidak? Dan, sejujurnya, apa yang betul-betul Moms rasakan?

 

Seperti Apa Rasanya Kontraksi?

Memasuki bulan keenam kehamilan, gejala-gejala yang tampak pada satu hingga dua bulan sebelumnya masih berlanjut. Moms mungkin masih didera masalah sistem pencernaan, sembelit, mulas serta penumpukan gas dalam perut.

Masalah pencernaan terjadi ketika beberapa hormon kehamilan turut mengendurkan otot-otot pada saluran pencernaan. Ditambah pertambahan berat badan bayi yang meningkatkan tekanan pada perut, masalah pencernaan dalam trimester kedua belum akan hilang.

Mulai bulan keenam kehamilan, kontraksi seumpama alarm. Seperti ada yang mengingatkan, “Ayo, Moms. Waktunya semakin dekat.”

Baca juga: 4 Makanan yang Memancing Kontraksi secara Alami

Tahukah Moms bahwa setidaknya ada empat jenis kontraksi—baik yang alami maupun induksi? Mulai dari Braxton-Hicks yang digambarkan sebagai kontraksi lembut hingga pukulan-pukulan seumpama gunung berapi mau meletus. Seperti tinggal dekat sekali dengan salah satu gunung dalam rangkaian Cincin Api.

Kita mulai dari Braxton-Hicks, ya.

 

Braxton-Hicks

Mengimbuh nama dokter yang pertama kali menjabarkan detail kontraksinya, tanda-tanda “persalinan palsu” ini mulai muncul pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga. Ya, anggap saja sebagai latihan menjelang persalinan.

Biasanya kontraksi Braxton-Hicks muncul pada sore atau malam hari, saat Moms telah menyelesaikan rutinitas harian. Kontraksi ini normal terjadi dan bukanlah penanda akan persalinan dini.

Saat kontraksi Braxton-Hicks terjadi, Moms akan merasakan bagian perut menegang. Kontraksinya cenderung datang dan pergi, tak konstan. Tak pula semakin kuat atau terjadi dalam waktu yang berdekatan.

Kontraksi Persalinan Dini

Beberapa perempuan hamil menggambarkan kontraksi ini seperti keram saat menstruasi. Terasa nyeri pada bagian di dekat vagina. Bahkan ada yang mengalami sensasi tegang, mulai dari dada hingga lutut. Moms yang pernah mengalami kontraksi ini akan tak seberapa panik. Dibawa santai saja sembari membiarkan kontraksi terus mengalun.

Natalia Ririh, ibu dari seorang anak laki-laki yang tinggal di Ambarawa, Jawa Tengah, menyepakati soal debar-debar yang serupa keram perut. “Seperti keram waktu menstruasi, tapi berlipat-lipat,” ketiknya melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Sabtu (22/5).

Perasaan lain turut diungkapkan Yohana Asti, seorang ibu dari dua putri. Menjelang persalinan putri pertamanya, Asti—demikian ia biasa dipanggil—menjalani prosedur kontraksi induksi di sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat. “Setiap kontraksi muncul,” begitu Asti mengirimkan ketikannya melalui WhatsApp, “ibu harus bersyukur. Karena, itu berarti, bayi sedang mendorong keluar.”

Baca juga: Kontraksi Seumpama Alarm pada Bulan Keenam Kehamilan

Kontraksi Persalinan Aktif

Kontraksi ini banyak ditandai nyeri punggung bagian bawah, bahkan lebih hebat dari nyeri-nyeri sebelumnya semasa hamil muda. Seorang ibu di Amerika Serikat (AS) menggambarkan kontraksi ini serupa gelombang laut. Tak sekadar gelombang, melainkan gelombang pasang. Gelombang pasang itu berada di depannya. Dan ia, katanya, “baik-baik saja.”

 

Kontraksi Transisi

Moms pernah menonton film Thor di bioskop? Ketika Thor beraksi, rasa-rasanya satu ruangan bioskop seperti bergetar. Demikian juga kontraksi transisi, yang bisa tiba-tiba meremas rahim dengan tangan kosong. Seorang ibu yang pernah mengalami kontraksi transisi sampai-sampai berdoa: “Saya akan mati. Bayi saya harus selamat.” Begitu melewati kontraksi transisi, ibu itu langsung bersemangat mempersiapkan perlengkapan persalinan.

Setiap Moms memiliki pengalaman kontraksinya masing-masing. Barangkali ada irisan perasaan yang sama. Yang jelas, tak sepenuhnya seragam.

Pada akhir masa kehamilan, bobot dan panjang bayi terus bertambah. Kulitnya tampak kemerah-merahan, keriput, dengan urat-urat menyembul lewat permukaan kulitnya yang bening. Tangan dan kakinya mulai terlihat dalam sesi pemeriksaan ultrasonography atau USG. Terlihat kelopak mata, serta mata yang terbuka.

Ia juga mulai merespons suara; menambah kegembiraan baru dalam hati Moms.

Jangan lupa lengkapi nutrisi selama kehamilan. Salah satunya dengan mengasup suplemen pendukung kehamilan Prenavita Milk Vanilla. Suplemen ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM