Inversio Uteri, Ini Penyebab dan Gejalanya

calendar icon

09 Jul 2021

author icon

Ika

category icon

Inversio Uteri, Ini Penyebab dan Gejalanya

Sekitar setengah jam sesudah bayi dilahirkan, plasenta terlepas dari rahim dan keluar dari vagina. Adakalanya plasenta tetap melekat dan, ketika hendak keluar, jutsru menarik rahim ke dalam. Kondisi ini disebut inversio uteri atau inversi uterus.

Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat secara manual melepaskan plasenta sekaligus mendorong rahim ke posisinya. Tetapi jika tak bisa dilakukan secara manual, dokter akan melakukan pembedahan guna memposisikan ulang rahim.

Inversi uterus diprediksi terjadi pada 1:2.000 hingga 1:10.000 persalinan. Tingkat keberlangsungan hidup ibu yang mengalami inversi uterus sekitar 85%. Penyebab kematian antara lain pendarahan masif dan syok.

Berdasarkan tingkat keparahannya, inversi uterus dibagi menjadi empat. Masing-masing adalah:

Inversi tidak lengkap - bagian atas rahim (fundus) telah runtuh, tetapi uterus belum keluar melalui serviks.

Inversi lengkap - rahim keluar dari dalam dan keluar melalui serviks.

Inversi prolaps - fundus rahim keluar dari vagina.

Inversi total - baik rahim dan vagina menonjol , entah keluar atau ke dalam—kondisi ini kerap terjadi pada penderita kanker

 

Faktor risiko

Beberapa faktor yang terkait dengan peningkatan risiko inversi uterus meliputi:

    Persalinan sebelumnya.

    Proses persalinan lebih dari 24 jam.

    Penggunaan magnesium sulfat pelemas otot selama persalinan.

    Tali pusar pendek.

    Menarik tali pusat terlalu keras untuk mempercepat pelahiran plasenta, terutama jika plasenta melekat pada fundus.

    Plasenta akreta (plasenta telah menginvasi terlalu dalam ke dinding rahim).

    Kelainan bawaan atau kelemahan rahim.

inversio uteri 

Metode diagnosis

Diagnosis yang cepat sangat penting dan mungkin menyelamatkan nyawa. Beberapa tanda inversi uterus dapat meliputi:

    Rahim menonjol dari vagina.

    Fundus tampaknya tidak berada pada posisi yang tepat ketika dokter meraba (merasakan) perut ibu.

    Pendarahan yang lebih masif dari biasanya.

    Tekanan darah ibu turun (hipotensi).

    Ibu menunjukkan tanda-tanda syok (kehilangan darah).

    Pemindaian (seperti ultrasound atau MRI) dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk memastikan diagnosis.

Baca juga: Ciri Infeksi pada Luka Caesar Bagian Dalam, Begini Cara Menyembuhkannya

 

Pilihan pengobatan

Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung pada keadaan individu dan preferensi staf rumah sakit, tetapi dapat mencakup:

    Berupaya memasukkan kembali rahim dengan tangan.

    Pemberian obat-obatan untuk melunakkan rahim selama memposisikan ulang.

    Membilas vagina dengan larutan garam sehingga tekanan air 'mengembang' rahim dan menopangnya kembali ke posisinya (koreksi hidrostatik).

    Pemasangan kembali rahim secara manual saat pasien dibius total.

    Operasi perut untuk memposisikan ulang rahim jika semua upaya lain untuk memasukkannya kembali gagal.

    Antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi.

    Cairan intravena.

    Transfusi darah.

    Pemberian oksitosin intravena untuk memicu kontraksi dan menghentikan rahim agar tidak terbalik lagi.

    Histerektomi darurat (operasi pengangkatan rahim) dalam kasus ekstrem dengan risiko kematian yang tinggi.

    Pemantauan ketat dalam perawatan intensif selama beberapa hari, jika perlu.

Semoga tak terjadi pada Moms. Dan, semoga lekas pulih sesudah melahirkan. Jangan lupa melengkapi kebutuhan nutrisi pascamelahirkan dengan Prenavita Honey Lychee. Suplemen pendukung masa menyusui ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan tebraik bagi ibu dan anak.

suplemen menyusui


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM