12 Mar 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Asma adalah kondisi radang tabung bronkus yang disebabkan oleh alergi atau infeksi. Ini menyebabkan kesulitan penderita asma bernapas. Meskipun asma ini umum menyerang orang dewasa, para dokter juga menemukan tinggi kasus asma pada bayi. Dalam kondisi yang cukup parah, saluran pernapasan membengkak dan memblokir aliran udara. Pada anak-anak, asma menjadi salah satu penyakit yang paling banyak diderita anak-anak di seluruh dunia.
Gejala Asma pada Bayi
Asma bisa sangat berbahaya jika tak diatasi tepat waktu. Maka, penting untuk melihat tanda-tanda awal untuk mengantisipasi serangan asma. Apalagi, bayi memiliki saluran udara yang lebih kecil dari orang dewasa yang membuat penanganan lebih berisiko. Apalagi Si Kecil juga belum bisa mengeluh dan hanya bisa menangis sehingga ibu harus bisa lebih telaten saat asma sudah menyerang Si Kecil usianya masih sangat dini. Kesulitan bernapas, saat orang tua menyadarinya menjadi salah satu gejala yang paling umum. Biasanya saat kesulitan bernapas, perut bayi bergerak sangat cepat saat bernapas.
Selain itu, batuk juga jadi ciri dan gejala lain dari asma. Umumnya batuk untuk menghilangkan ruang udara di tenggorokan. Batuk yang berlebih mengindikasi adanya sesuatu yang menghalangi pernapasan, kemungkinan ada pembengkakan pada saluran pernapasan. Ada pula, napas berbunyi, ciri nafas yang mengganggu dengan bunyi yang tak wajar. Jika menyadari bayi mengalami napas yang berbunyi, sudah saatnya ada mengecek ke dokter.
Terakhir adalah kesulitan makan atau bahkan dan cenderung mengisap sesuatu saja, kondisi itu berpotensi mengurangi asupan oksigen bagi mereka. Meskipun kurang nafsu makan belum tentu gejala asma, namun untuk memastikan perlu memeriksa gejala itu kepada tim medis.
Mendeteksi Asma pada Bayi
Gejala umum memang menjadi hal awal yang harus dikonsultasikan langsung dengan dokter. Apalagi, diagnosis asma pada bayi juga agak menjebak. Tes yang dilakukan atas paru umumnya untuk mendiagnosis asma bagi anak usia dini. Meskipun begitu, tes ini tidak memungkinkan bagi bayi. Dokter akan bergantung pada informasi yang diberikan dan berdasarkan gejala yang mungkin orang tua temukan.
Ada dua tes yang bisa mengidentifikasi apakah bayi menderita asma atau tidak yakni tes spiromerty dan methacoline. Pada tes spirometry, udara yang keluar bisa mengindikasi tentang pola kerja saluran pernapasan. Sementara tes methacholine melibatkan bronchoprovocation dan jika hasilnya negatif, asma dikesampingkan. Selain itu, dokter mungkin juga menyarankan rontgen dada untuk pemeriksaan rinci pada jantung dan paru-paru. Jika dokter mencurigai asma, mereka mungkin meresepkan beberapa obat asma untuk melihat bagaimana Si Kecil akan meresponnya. Jika gejala mereda setelah pengobatan, dokter dapat menyimpulkannya sebagai asma.
Pengobatan Asma pada Bayi
Bayi yang menderita asma akan membutuhkan lebih banyak perhatian dan perawatan. Ada banyak pengobatan yang bisa mengobati asma pada bayi. Menggunakan inhaler adalah salah satu metode umum mengatasi asma pada bayi. Meskipun ada beberapa bayi yang tidak cocok, namun dengan memastikan anda menjaga dia bisa memberikan pertolongan pertama. Inhaler secara tepat membantu saluran pernapasan lancar dan mengatasi pembengkakan. Bersama dengan pengobatan, penting untuk mengenal penyebab pasti kondisi bayi. Selain itu, pastikan untuk menjauhkan mereka dari apapun yang memicu asma kambuh, misalnya debu, rokok, dan serbuk.
Bayi Tumbuh Bersama Asma?
Gejala asma bisa kembali muncul dan hilang. Saat asma menghilang, gejalanya bisa kembali dalam beberapa tahun selanjutnya. Meski begitu, bayi dengan asma bisa menderita sakit ini sepanjang hidup mereka. Maka penting mendeteksi asma lebih awal agar bisa menyusun rencana perawatan. Namun, penting juga memahami pemicu asma pada bayi dan memastikan mereka jauh dari itu. Ini bukan hanya untuk mengurangi potensi mereka terserang asma, namun juga memberikan kehidupan yang normal bagi bayi saat tumbuh.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM