5 Cara Mencegah Asma Kambuh saat Hamil

calendar icon

12 Mar 2021

author icon

Ika

category icon

Trimester Pertama

5 Cara Mencegah Asma Kambuh saat Hamil

Asma sebagai penyakit memang banyak diderita banyak orang, dari anak hingga dewasa, tidak terkecuali ibu hamil. Sayangnya, asma yang kambuh saat mengandung dan tidak terkendali bisa membahayakan Sang Ibu dan juga janin.

Ada sebagian penderita asma yang merasakan pemulihan gejala ketika hamil. Namun, pada kebanyakan kasus, kehamilan dapat membuat asma memburuk dan sering kambuh. Jika hal itu terjadi, ibu dan janin berisiko mengalami kekurangan oksigen, yang tentunya bisa membahayakan kondisi kesehatan ibu dan bayi yang dikandung.

Agar tidak sering kambuh saat hamil, Moms bisa mencoba beberapa cara seperti:

1. Mengonsumsi Obat Asma

Kunci utama mengontrol asma saat hamil adalah dengan tetap rutin mengonsumsi obat asma. Moms, tidak perlu khawatir, karena sebagian besar obat asma hirup atau inhaler yang berisi terbutaline, albuterol, prednisone, dan theophylline aman dikonsumsi saat hamil. Namun hati-hati, obat asma yang dikonsumsi dengan cara diminum (obat oral) dikhawatirkan berisiko bagi janin.

Untuk memastikan obat asma yang aman dikonsumsi ketika hamil, sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan sejak awal kehamilan. Informasikan secara rinci kepada dokter, mengenai riwayat penyakit asma yang diderita dan obat yang pernah Moms konsumsi.

Jika Moms ingin menghindari pemakaian obat-obatan, coba manfaatkan essential oil, ya. Apa saja manfaat essential oil bagi saluran pernapasan? Kenali dalam artikel ini.

2. Hindari Pemicu Munculnya Gejala Asma

Bagi penderita asma yang sedang hamil, menghindari faktor pemicu serangan asma merupakan langkah yang sangat penting. Seperti, hindari alergen pemicu asma, misalnya debu, asap, dan bulu binatang, hindari berdekatan dengan orang yang sedang menderita infeksi pernapasan, jangan merokok, dan jauhi asap rokok. Bukan cuma itu, rajin berolahraga, misalnya berenang, senam hamil, yoga, atau olahraga lain yang dianjurkan dokter.

3. Rutin Menjalani Medical Check-Up

Pemeriksaan ini dilakukan sebulan sekali, dan bertujuan memantau kondisi kesehatan tubuh secara umum, termasuk kondisi paru-paru. Pemeriksaan ini juga berguna untuk memastikan kondisi janin sehat. Dokter akan menggunakan spirometri atau peak flow meter untuk mengukur fungsi paru-paru ibu hamil.

4. Pantau Gerakan Janin Setiap Hari

Pantau gerakan janin setiap hari, terutama setelah kandungan Moms berusia 28 minggu. Untuk memastikan janin aktif dan sehat, bisa melakukan pemeriksaan USG kehamilan sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan rutin. Jika asma sering kambuh dan gejalanya semakin berat, segeralah konsultasikan pada dokter kandungan.

5. Melakukan Vaksin Flu

Vaksinasi flu direkomendasikan untuk dijalani oleh semua ibu hamil, apalagi ibu hamil dengan asma. Vaksin turut memberikan perlindungan ekstra terhadap serangan flu berat.

 

Jangan Abaikan Gejala Asma

Napas terasa berat saat hamil belum tentu menandakan asma. Ini normal terjadi di masa kehamilan, terutama pada trimester terakhir. Sedangkan gejala asma yang harus kamu waspadai dan memerlukan penanganan dokter segera adalah sesak napas, batuk yang bertambah parah pada malam dan pagi hari, batuk saat melakukan aktivitas fisik, dada terasa tertekan, kulit tampak pucat, lemas, bibir dan jari tangan tampak kebiruan.

Risiko Penyakit Asma pada Ibu Hamil

Ada beberapa risiko yang bisa terjadi pada ibu hamil dengan asma, baik bagi dirinya maupun janin, seperti bayi kekurangan asupan oksigen dan memengaruhi perkembangannya. Oleh karena itu, sangat penting agar ibu hamil mengonsumsi obat dibanding telanjur mengalami asma yang sebentar-sebentar kambuh. Oh, ya, Moms. Bayi lahir prematur juga bisa disebabkan oleh ibu hamil dengan asma.

Baca juga: Keistimewaan Bayi Prematur, Moms Wajib Tahu!

Saat janin kekurangan mendapatkan asupan oksigen karena sang ibu terserang asma, maka bisa menyebabkan persalinan prematur sebelum usia 37 minggu. Bayi yang lahir prematur punya risiko gangguan kesehatan jangka panjang seperti autisme, cacat intelektual, cerebral palsy, masalah paru-paru, gangguan penglihatan dan pendengaran.

Asma adalah kondisi paru-paru kronis. Jika saat hamil ibu terserang asma, maka dapat berdampak pada risiko yang lebih tinggi seperti preeklampsia. Biasanya preeklampsia terjadi karena ada gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan plasenta, sehingga mengganggu aliran darah sang ibu dan bayi di dalam kandungan. Sementara plasenta membutuhkan pasokan aliran darah yang besar dan konstan.

Asma pada ibu hamil juga bisa menimbulkan beberapa masalah seperti morning sickness yang berat. Kurangnya pemasukan oksigen ini bisa terjadi karena penyakit asma yang menyebabkan sang ibu menjadi sesak napas.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM