Moms, Kenali Jenis-Jenis Batuk Gejala Asma pada Anak

calendar icon

12 Mar 2021

author icon

Ika

category icon

Balita

Moms, Kenali Jenis-Jenis Batuk Gejala Asma pada Anak

Ternyata asama merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh anak-anak sedunia. Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan asma pada anak-anak. Untungnya, asma bisa saja sembuh sendiri seiring ia tumbuh besar atau sebaliknya, gejalanya berlanjut hingga dewasa. Namun dengan perawatan yang tepat dan menghindari pemicunya, potensi asma kambuh bisa ditekan sekaligus mencegah kerusakan paru-paru di masa mendatang.

Asma yang diderita sejak kecil, terutama di usia yang masih sangat muda, seringkali luput dan tak terdeteksi oleh orang tua. Orang tua yang tak mengenali gejala asma mungkin menganggapnya sebagai batuk, pilek, atau reaksi alergi biasa. Apalagi, mengindikasikan penyakit yang diderita anak merupakan sebuah tantangan bagi orang tua. Sebab kebanyakan anak kesulitan untuk menjelaskan perasaan dan kondisi yang mereka rasakan.

Ini menjadikan orang tua mesti sensitif dan waspada jika gejala yang dianggap ringan itu terjadi cukup lama dan berulang. Bisa jadi merupakan indikasi bahwa sang anak mungkin menderita asma. Terlebih jika reaksinya bertambah buruk ketika anak berada di sekitar pemicu asma, seperti asap atau bau yang kuat, maupun alergen seperti debu, bulu boneka atau hewan peliharaan, dan sebagainya.

Gejala Asma pada Anak

Sebagian besar asma pada anak muncul sebelum usianya 5 tahun. Anak-anak memiliki saluran napas yang lebih kecil dibandingkan orang dewasa, sehingga asma bisa menjadi problem serius bagi mereka. Tingkat keparahan dan frekuensi kambuhnya asma dapat bervariasi. Baik anak maupun orang dewasa gejalanya mirip-mirip dan bisa memburuk ketika malam hari ataupun saat melakukan aktivitas fisik yang berat.

Gejala umum yang harus diperhatikan orang tua jika anak mungkin terserang asma, antara lain:

· Batuk yang tak kunjung sembuh berhari-hari bahkan berminggu-minggu

· Batuk semakin parah jika disertai flu dan pilek

· Batuk disertai napas berat

· Terdengar suara mengi atau seperti siulan, terutama saat bernapas

· Dada sesak

· Napas cenderung pendek

· Kesulitan bernapas meski sekadar bermain atau berlarian

· Sering masuk angin yang mengendap di dada

· Ketika mengalami serangan asma, anak mungkin akan sulit untuk berbicara, makan, atau tidur karena sesak yang dirasakannya. Yang harus dilakukan orang tua pertama kali adalah mendudukkannya dalam posisi tegak, sembari diberikan sandaran punggung yang empuk seperti bantal. Kemudian pandu mereka untuk bernapas pelan-pelan dan teratur. Moms, bisa mengambilkan sebaskom air panas dan minta anak untuk menghirup uapnya hingga saluran napasnya sedikit lega dan nyaman.

Penyebab Asma pada Anak

Asma bukanlah penyakit menular, namun bisa diwariskan dari orang tua kepada anak. Jadi anak lebih mungkin menderita asma jika terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini. Diketahui, 70 persen kasus anak yang menderita asma disebabkan oleh genetik. Namun, genetik bukan satu-satunya penyebab asma.

Ada faktor lain yang mencetus reaksi alergi sehingga mengakibatkan asma, yakni:

· Infeksi pernapasan seperti pilek dan flu

· Alergen dalam ruangan, seperti tungau di tempat tidur, debu pada furnitur dan Karpet, bulu boneka, dan bulu hewan peliharaan

· Alergen luar ruangan, seperti polusi udara, serbuk sari, jamur, asap rokok

· Bau yang tajam, seperti cat, pernis, lem

· Udara dingin

· Stres

· Mengonsumsi makanan dan minuman berpengawet

· Faktor emosional yang berlebihan, seperti marah, takut, kelelahan, aktivitas Fisik yang berat, dan sebagainya.

· Asma juga akan diperparah jika anak mengalami obestitas, punya alergi, orang tua perokok, dan tinggal di daerah dengan paparan alergen maupun polusi yang tinggi.

Pencegahan dan Penanganan Asma pada Anak

Ketika anak menunjukkan gejala asma untuk pertama kalinya, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dokter biasanya meresepkan obat yang mirip dengan orang dewasa, namun dengan dosis yang lebih rendah dan cara yang berbeda, seperti nebulizer, inhaler, atau obat kunyah.

Selain upaya pengobatan, ada cara lain yang penting diketahui orang tua untuk mengendalikan asma, yakni dengan upaya pencegahan. Sebab belum ada obat yang bisa menyembuhkan asma secara total, dan sebaiknya tidak membuat anak menggunakan obat secara terus-menerus. Orang tua dapat menerapkan cara dan kebiasaan sehat untuk mencegah munculnya gejala alergi dan asma pada anak, sebagai berikut.

· Rajin membersihkan rumah dengan vakum secara teratur untuk menghilangkan debu, jamur, kecoa, dan bulu-bulu hewan peliharaan

· Cuci sprei, selimut, dan handuk anak dengan air panas setidaknya seminggu sekali

· Bersihkan segala jamur yang menempel di area basah seperti kamar mandi

· Tutup jendela maupun pintu ketika jumlah polusi, asap, atau debu sedang tinggi

· Orang tua tidak merokok di dekat anak, di dalam mobil, atau di dalam rumah

· Nyalakan AC dengan mode sejuk. Udara sejuknya dapat mengurangi kelembapan dan alergen di udara pemicu asma.

· Perbanyak minum seperti air putih, jus buah alami, dan teh hangat untuk meringankan gejala asma

· Berikan makanan yang sehat dan bebas pengawet atau pemanis yang memicu batuk

· Jauhkan makanan pemicu alergi anak, misalnya udang

· Cuci mainan anak setiap minggu dengan direndam dalam air panas dan sabun

· Hindarkan anak dari bau-bauan menyengat seperti cat, parfum, hairspray, perapian atau pembakaran kayu

· Pakaikan anak masker dan penutup leher (scarf) ketika cuaca dingin atau berangin

· Beri anak vaksin influenza setahun sekali, terutama ketika masuk musim penghujan

· Sesuaikan aktivitas anak dengan kemampuannya agar terhindar dari stres dan capek berlebih.


Bagikan Artikel


Shop at MOOIMOM