01 Oct 2021
Dinda Ayu Saraswati
0-6 bulan
0-6 bulan
Gizi buruk pada bayi bisa disebabkan oleh kekurangan makronutrisi, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein; atau mikronutrisi, yaitu vitamin dan mineral. Bentuk paling sering muncul terkait kondisi kurang gizi pada anak adalah kwashiorokor dan marasmus.
Kurang gizi dapat membuat anak mengalami gangguan pertumbuhan, seperti berat badan kurang, perawakan yang pendek, bahkan mengalami gagal tumbuh.
Kondisi malnutrisi atau gizi buruk merupakan kondisi ketika anak tidak menerima nutrisi penting, mineral, dan kalori yang membantu perkembangan organ vital dalam jumlah yang memadai.
Nutrisi penting bagi anak untuk menjalani hidup yang bebas penyakit dan sehat. Kurang gizi yang cukup dapat menyebabkan beberapa kelainan, baik fisik maupun perilaku.
Abby Sauer, MPH, RD, ahli nutrisi dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa malnutrisi terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan nutrisi yang tepat untuk menjalani kehidupan yang sehat. Baik itu dari tidak makan cukup atau makan terlalu banyak.
"Kurang gizi menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh kita dan jika itu berlangsung lama, bisa berdampak signifikan pada kesehatan," kata Sauer.
Malnutrisi dan kelaparan tidak sama meskipun keduanya mungkin berhubungan. Kelaparan dirasakan saat perut dalam keadaan kosong sedangkan kekurangan gizi adalah kekurangan nutrisi yang cukup.
Anak-anak yang kurang gizi dapat rentan terhadap penyakit yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat serta penyakit kronis.
Secara umum, kurang gizi pada anak disebabkan oleh tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi harian. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi yang seimbang merupakan penyebab paling umum kurang gizi pada anak. Bila orang tua tidak mengetahui jenis dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan anak, asupan nutrisi yang diberikan bisa tidak mencukupi kebutuhan anak sehingga ia menjadi kurang gizi.
Kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang baik juga bisa menjadi penyebab anak mengalami kekurangan gizi. Hal ini karena jika porsi dan jenis makanannya tidak memenuhi kebutuhan gizi dalam waktu yang lama, anak akan mengalami gizi kurang.
Namun, hal ini bisa diakali dengan mengetahui sumber-sumber makanan yang bergizi lengkap yang mudah ditemui. Sumber makanan ini tidak perlu mahal, tetapi tetap terjaga kebersihannya.
Lingkungan yang tidak bersih juga dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi, sebab lingkungan yang kotor bisa membuat anak terserang beragam penyakit. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan gizi terhambat, meskipun asupan makanannya sudah baik.
Selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga disebabkan oleh suatu penyakit atau kondisi medis, terutama penyakit saluran pencernaan yang membuat tubuh anak sulit mencerna atau menyerap makanan. Contohnya adalah penyakit celiac, penyakit Crohn, dan radang usus.
Selain itu, penyakit jantung bawaan dan penyakit infeksi, seperti TB paru, juga bisa menyebabkan anak mengalami kurang gizi.
Sebenarnya tanda dan gejala malnutrisi pada bayi dan anak-anak tergantung pada jenis kekurangan gizi yang dimiliknya. Namun beberapa tanda dan gejala malnutrisi yang mudah dikenali, antara lain:
Malnutrisi dapat memiliki efek jangka panjang pada anak-anak jika tidak didiagnosis dan diobati tepat waktu. Berikut ini adalah dampak dari kekurangan gizi pada anak:
Stunting atau kerdil adalah salah satu efek jangka panjang dari kekurangan gizi pada anak-anak. Kurang gizi dapat membatasi kemampuan anak untuk tumbuh secara normal baik dalam hal tinggi badan dan berat badan.
Pertumbuhan yang terhambat bisa bersifat permanen dan tidak dapat diubah. Stunting juga bukan sekadar gagal tumbuh, tapi juga gangguan perkembangan otak sehingga anak tumbuh dengan IQ rendah.
Melansir informasi dari Kementerian PPN/Bappenas, stunting pada anak merupakan bentuk kekurangan gizi yang paling umum di Indonesia dan masih menjadi tantangan utama hingga saat ini.
Data Riskesdas yang diperoleh pada tahun 2018 menunjukan bahwa prevalensi stunting pada anak usia di bawah dua tahun sebesar 29,9%. Angka tersebut sangat tinggi dan mengkhawatirkan sehingga pemerintah pun terus berupaya untuk mengatasinya sehingga anak-anak di masa depan bisa tumbuh dengan baik.
Kekurangan energi-protein yang parah dapat menyebabkan kekurangan gizi yang disebut dengan marasmus. Marasmus lebih sering terjadi pada anak kecil dan bayi.
Marasmus juga dikenal sebagai kekurangan energi dan ditandai dengan penurunan berat badan yang parah, kulit tipis, rambut rontok, dehidrasi, diare kronis, penyusutan perut, serta kelelahan.
Salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan marasmus, yakni jika tinggal di daerah pedesaan yang sulit mendapatkan makanan atau daerah yang kekurangan makanan.
Bayi, termasuk bayi yang tidak diberi ASI, anak kecil, atau orang dewasa yang lebih tua juga memiliki risiko marasmus yang cukup tinggi.
Kwashiorkor juga merupakan hasil dari kekurangan protein-energi yang parah. Ruam, retensi air, rambut rapuh, dan perut buncit adalah beberapa gejala dari kondisi ini.
Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tak hanya itu, malnutrisi pada anak-anak juga dapat menyebabkan kondisi seperti anemia, tulang lemah, sistem kekebalan tubuh lemah, penyakit kudis atau kegagalan organ tergantung pada nutrisi yang kurang.
Ternyata banyak sekali dampak kurang gizi ya, Moms. Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda malnutrisi, Moms sebaiknya segera membawanya ke dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Anda bisa mencegah masalah gizi pada bayi dengan selalu memperhatikan nutrisi yang dikonsumsi oleh bayi maupun Anda sejak hamil. Penyebab bayi kurang gizi disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi dalam makanan yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Beberapa faktor tersebut adalah seperti faktor medis, faktor fisik, hingga faktor sosial seperti sulitnya mendapatkan bahan makanan. Cara mencegah bayi dan anak kurang gizi yang bisa dilakukan sejak dini adalah:
Makanan yang dikonsumsi ibu saat hamil dan menyusui akan memengaruhi kandungan nutrisi pada ASI. Sementara ASI merupakan sumber gizi utama untuk bayi terutama dalam 6 bulan pertamanya. Untuk itu, penting menjaga asupan ibu agar si Kecil tidak mengalami masalah kurang gizi. Nutrisi yang harus diperhatikan oleh ibu menyusui adalah:
Sumber gizi dan nutrisi pada bayi dan balita bisa diperoleh dari asupan ASI, susu formula hingga MPASI yang diberikan. Beberapa kandungan gizi yang harus diperhatikan untuk bayi guna mencegah masalah gizi pada bayi adalah:
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM