Penyebab Bayi Kejang dan Pertolongan Pertama yang Dapat Moms Lakukan

calendar icon

05 Apr 2021

author icon

Nandita Adilfi

category icon

Penyebab Bayi Kejang dan Pertolongan Pertama yang Dapat Moms Lakukan

Kesehatan bayi adalah nomor satu bagi orang tua dan paling mendapat perhatian. Orang tua akan melakukan berbagai macam upaya dan cara agar bayi selalu sehat dan tercegah dari berbagai macam penyakit. Memberikan makanan bernutrisi dan tinggi akan gizi menjadi salah satu cara para orang tua untuk memiliki bayi yang sehat secara fisik. Salah satu hal yang ditakuti oleh orang tua adalah bayi mengalami kejang.

Bayi kejang merupakan salah satu kondisi yang paling ditakuti orang tua, karena kejang identik sebagai kondisi kesehatan yang cukup berbahaya. Kejang pada bayi diduga terjadi karena kenaikan drastis pada temperatur atau demam yang dialami oleh tubuh bayi. Skin to Skin dipercaya memiliki manfaat bisa turunkan demam pada bayi. Apa saja penyebab bayi kejang dan bagaimana pertolongan pertama yang bisa diberikan pada bayi kejang? Simak penjelasannya di artikel ini.

 

Baca juga: 6 Nutrisi yang Membuat Bayi Tak Gampang Sakit

 

Penyebab Terjadinya Bayi Kejang

Pada umumnya, kejang pada bayi tidak selalu berbahaya. Namun, pada beberapa kondisi, kejang pada bayi bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang serius. Untuk mewaspadainya, yuk Moms kenali beberapa penyebab terjadinya kejang pada bayi berikut ini:

1. Demam

Demam tinggi hingga mencapai suhu di atas 39℃ adalah penyebab utama bagi kebanyakan bayi mengalami kejang. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 4 tahun. Kejang demam biasanya berlangsung selama beberapa menit dan akan berhenti dengan sendirinya. Kejang akibat demam ditandai dengan bayi akan terlihat seperti memutar matanya, dan anggota tubuhnya terlihat kaku atau tersentak-tersentak. 

2. Epilepsi

Epilepsi bisa menjadi penyebab terjadinya kejang pada bayi. Kejang yang disebabkan oleh epilepsi umumnya memiliki pola dan gejala yang sama setiap kejang terjadi. Kejang pada bayi dengan epilepsi biasanya terpicu saat anak kurang tidur, stres, sedang sakit atau demam, melewati jam makan, makan berlebihan, atau terkena kilatan cahaya yang terlalu terang.

3. Meningitis

Dilansir dari laman Epilepsy Action, bayi kejang bisa disebabkan oleh adanya infeksi, salah satunya yaitu meningitis atau peradangan pada selaput otak. Meningitis pada bayi bisa ditandai dengan beberapa gejala seperti muntah, bayi kuning, sering mengantuk atau sulit untuk dibangunkan, nafsu makan menurun atau menolak untuk menyusu, lesu, dan tidak menanggapi saat diajak berinteraksi.

 

Pertolongan Pertama Saat Terjadinya Bayi Kejang

Saat bayi mengalami kejang, tentunya para orang tua akan khawatir dan panik. Tetap tenang adalah kunci untuk para orang tua dalam menghadapi bayi yang mengalami kejang. Orang tua harus tetap tenang dan memberikan pertolongan pertama pada bayi kejang melalui beberapa tahapan ini, antara lain:

  • Ketika bayi mengalami kejang, letakkan bayi di tempat yang luas, nyaman dan empuk.
  • Pastikan tidak ada benda-benda di sekelilingnya agar bayi tidak terbentur.
  • Jangan tahan gerakan tubuh bayi saat kejang sedang terjadi.
  • Jangan meninggalkan bayi dalam keadaan kejang demam. Perhatikan gerakan dan perilaku bayi ketika mengalami kejang demam.
  • Longgarkan pakaian yang dikenakannya, terutama pada bagian leher.
  • Jika bayi mengeluarkan busa atau muntah, posisikan bayi tidur menyamping untuk mencegah terjadinya bayi tersedak.
  • Hindari juga memasukkan benda apapun ke dalam mulut bayi, termasuk obat-obatan untuk menghindari bayi tersedak ketika mengalami kejang demam.

Moms harus perhatikan kejang yang terjadi pada bayi. Umumnya, kejang demam bayi yang sederhana dapat reda dengan sendirinya. Namun, Moms harus segera membawa bayi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara medis, jika bayi mengalami hal-hal seperti di bawah ini saat kejang, antara lain:

  • Kejang berlangsung selama lebih dari 5 menit.
  • Kejang hanya pada beberapa bagian tubuh, bukan seluruhnya.
  • Kesulitan bernapas dan wajah atau bibirnya menjadi kebiruan.
  • Kejang berulang dalam waktu 24 jam.

 

Bahaya Kejang pada Bayi

Meskipun mungkin terlihat menyakitkan, kejang sebenarnya tidak menyebabkan rasa sakit. Namun hal ini tentu menakutkan bagi bayi-bayi dan orang-orang di sekitar mereka. Jika bayi yang sedang mengalami kejang dibiarkan begitu saja tergeletak di tempat tentu membahayakan mereka. Pergerakan tubuh yang tidak terkontrol bisa membuat benda-benda di sekitarnya tersenggol dan jatuh ke tubuhnya, atau mereka bisa terjatuh ke lantai.

Berdasarkan laman yang dilansir oleh WebMD, para ahli menyebutkan bahwa kejang pada bayi tidak menyebabkan kerusakan pada otak dalam jangka waktu yang panjang. Dengan kata lain, sebagian besar kejang pada bayi bukan sesuatu yang membahayakan. Namun, para orang tua tetap perlu waspada. Sebab, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kejang demam merupakan tanda epilepsi atau gangguan medis serius lainnya. 

Moms, itulah informasi terkait bayi kejang yang disebabkan oleh berbagai beberapa hal. Moms harus tenang dalam menghadapi bayi saat mengalami kejang, karena sebetulnya bayi kejang tidak memiliki dampak yang serius untuk bayi. Meskipun begitu, Moms juga bisa periksakan bayi ke dokter jika bayi sering mengalami kejang.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM