Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum termasuk Obesitas pada Ibu Hamil

calendar icon

24 Jun 2021

author icon

Ika

category icon

Trimester Pertama

Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum termasuk Obesitas pada Ibu Hamil

Selama trimester pertama kehamilan, banyak perempuan mengalami mual dan muntah yang dikenal sebagai morning sickness. Terlepas dari namanya, morning sickness sebetulnya bisa terjadi kapan saja; siang atau malam. Biasanya dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan dan mencapai puncaknya sekitar minggu ke-9.

Morning sickness lumrahnya menghilang pada minggu ke-16 hingga ke-18 kehamilan. Meskipun tidak menyenangkan, mual pada pagi hari dianggap sebagai bagian normal dari kehamilan yang sehat.

Yang tidak normal adalah ketika morning sickness menjadi sangat parah. Seorang ibu hamil terus-menerus muntah beberapa kali sehari, kehilangan berat badan, dan mengalami dehidrasi atau berisiko mengalami dehidrasi. Inilah yang disebut dengan hyperemis gravidarum atau hiperemis gravidarum. 

 

Apa itu Hiperemesis Gravidarum dan Tandanya?

Morning sickness biasanya ditandai muntah 1-2 kali setiap pagi pada ibu hamil. Maka pada diagnosis hiperemesis gravidarum terparah, frekuensi muntahnya bisa mencapai hingga 50 kali sehari. Jika kondisinya sudah demikian, pakar kebidanan dan kandungan menyebutkan ibu hamil membutuhkan perawatan khusus. Jika tidak, efeknya bisa jadi membahayakan bagi ibu hamil dan juga janin. 

Beberapa dampaknya yakni dehidrasi, masalah metabolisme dan penurunan berat badan yang drastis. Di lain sisi, meski tak secara langsung memengaruhi janin, efek dehidrasi dari hiperemesis gravidarum dapat memengaruhi tumbuh kembang janin. Jumlah kasus hiperemesis gravidarum ini jarang terjadi. Kasus ini terjadi rata-rata pada 1 dari 100 ibu hamil.

hiperemesis gravidarum

Tanda-tanda awal dari hiperemesis gravidarum biasanya mulai muncul pada usia kehamilan 4-8 minggu alias di trimester pertama. Salah satu tanda khasnya adalah terus muntah sepanjang hari, disertai dengan mual yang tak kunjung henti dan menurunnya frekuensi buang air kecil. 

Selain itu, seringkali ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum juga mengeluhkan sakit kepala, tidak fokus dan sering pingsan. Saat tekanan darah diukur, biasanya hasilnya juga akan terlihat rendah. Kondisi ini umumnya akan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, bahkan sampai berminggu-minggu. Jika tanda-tanda ini terjadi, segeralah ke dokter.

Baca juga: 5 Tips Mengatasi Sakit Kepala pada Ibu Hamil

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Dalam mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dokter akan menanyakan gejala dan memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil dan keluarga. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk melihat dampak dari hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah dan denyut jantung cepat. 

Dari pemeriksaan fisik tersebut, dokter dapat menentukan apakah muntah yang dialami ibu hamil masih normal atau sudah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Untuk melihat lebih detail akibat dari hiperemesis gravidarum, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan lanjutan tersebut dapat dilakukan dengan tes darah dan urine. Tes ini dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit yang dapat muncul akibat terjadi hiperemesis gravidarum. USG kehamilan juga dilakukan untuk memantau kondisi janin dan mendeteksi kelainan dalam kandungan. 

Untuk memastikan gejala mual dan muntah yang dialami ibu hamil bukan disebabkan oleh suatu penyakit, misalnya penyakit liver, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya uji fungsi hati.

hiperemesis gravidarum

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini sering kali dikaitkan dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam darah. Hormon ini dihasilkan oleh ari-ari (plasenta) sejak trimester pertama kehamilan dan kadarnya terus meningkat sepanjang masa kehamilan.

Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu:

· Baru pertama kali mengandung

· Mengandung anak kembar

· Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum

· Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya

· Mengalami obesitas

· Mengalami hamil anggur

Baca juga: Kenali Penyebab dan Ciri-Ciri Hamil Anggur

Pengobatan Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Salah satu cara awal untuk mengatasi hiperemesis gravidarum adalah cukup makan makanan kecil dan minum lebih banyak air putih. Hindari membiarkan perut kosong dalam jangka waktu lama karena bisa memperparah rasa mual yang dirasakan.

Siapkan terus makanan dalam porsi kecil atau camilan untuk dikonsumsi secara teratur setiap waktu. Misalnya bisa berupa biskuit, roti gandum, kacang, atau buah-buahan. Apabila kondisinya sudah semakin parah, mungkin ibu hamil perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Jika perlu, cairan intravena (IV) mungkin akan dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi tubuh.

Untuk mencegah pelbagai gangguan selama kehamilan, Moms dapat mengonsumsi suplemen pendukung. Salah satunya Prenavita Milk Vanilla. Suplemen berupa serbuk ini dapat diperoleh melalui situs Mooimom, platform penyedia kebutuhan ibu dan anak. Sehat selalu, ya.

suplemen kehamilan


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM