08 May 2021
Ika
Air ketuban seumpama "teman" Si Kecil dalam kandungan. Cairan ini yang menyelimuti janin, menjaganya tetap hangat dan nyaman.. Air ketuban mulai berproduksi sesudah kantung ketuban betul-betul terbentuk. Waktunya sekitar 12 hari sesudah pembuahan. Mula-mula air ketuban mengandung cairan yang diproduksi tubuh Moms. Ketika usia kehamilan mencapai 20 pekan, air ketuban didominasi air seni yang dikeluarkan janin.
Air ketuban berwarna kekuningan, bening dan tidak berbau. Komposisinya terdiri dari nutrisi, hormon, sel penunjang sistem kekebalan tubuh, dan urine janin. Air ketuban yang membantu janin belajar bernapas, menelan serta bergerak. Cairan ketuban menjaga bayi dari risiko terkena benturan ketika Moms terjatuh. Semoga tidak terjadi, ya.
Berikut beberapa fungsi air ketuban bagi bayi dalam kandungan:
1. Melindungi janin dari benturan. Milsanya benturan ketika Moms terjatuh.
2. Memberi ruang gerak bagi janin.
3. Mencegah infeksi.
4. Mengingat suhu yang lebih hangat ketimbang tubuh Moms, ketuban dapat menopang kenyamanan janin.
5. Mendukung perkembangan paru-paru.
6. Mendukung perkembangan sistem pencernaan.
7. Menopang perkembangan otot dan tulang.
Sebegitu penting fungsinya semasa janin berada dalam kandungan, sehingga akan membahayakan jika cairan ketuban merembes keluar rahim. Cairan ketuban dapat merembes, ketika selaputnya sobek. Terkadang ketika merembes, kita mengira alirannya adalah keputihan. Padahal sebetulnya cairan ketuban. Maka perhatikan setiap cairan yang merembes keluar dari vagina, ya.
Jika tidak berbau dan cenderung bening kekuningan, berarti cairan ketuban yang merembes. Segera memeriksakan diri ke dokter kandungan. Jangan ditunda-tunda. Jadi, apa yang menyebabkan cairan ketuban merembes?
Tak selalu pasti. Maka tidak disebut sebagai "penyebab", melainkan faktor risiko. Berikut beberapa faktor risiko yang mendahului rembesan cairan ketuban:
- Cairan ketuban berpeluang merembes jika sebelumnya Moms menjalani persalinan prematur.
- Moms mengidap infeksi tertentu. Misalnya pneumonia.
- Kantung ketuban terlalu meregang. Lumrah terjadi ketika Moms mengandung bayi kembar.
- Moms pernah menjalani operasi leher rahim.
Cairan ketuban yang bocor mungkin terasa seperti semburan cairan hangat atau tetesan perlahan dari vagina. Biasanya akan menjadi bening dan tidak berbau tetapi terkadang mengandung jejak darah atau lendir.
Jika cairan tersebut adalah cairan ketuban, kemungkinan tidak akan berhenti bocor.
Rahim berada di atas kandung kemih selama kehamilan, sehingga tidak jarang ibu hamil mengeluarkan air seni. Jika cairan yang keluar berbau seperti urine, mungkin memang begitu.
Ibu hamil juga mungkin mengalami peningkatan keputihan selama mengandung. Keputihan yang normal cenderung berbau ringan dan terlihat seperti susu.
Saat menunggu perawatan medis akibat air ketuban merembes, sebaiknya Moms tak menggunakan tampon, berhubungan seks, atau melakukan hal lain yang dapat memasukkan bakteri ke dalam vagina.
Seorang dokter mungkin mengambil sampel cairan untuk menentukan apakah itu cairan ketuban. Mereka juga dapat melakukan tes untuk menentukan penyebab perembesan.
Tes ini dapat mencakup pemeriksaan vagina untuk melihat apakah serviks membesar dan Moms sedang dalam proses persalinan. Ultrasonografi dapat membantu dokter memeriksa seberapa banyak cairan di sekitar bayi.
Mereka juga dapat melakukan tes pewarna, yang melibatkan memasukkan pewarna biru ke dalam kantung ketuban dan meminta wanita tersebut untuk mengenakan pembalut. Jika pewarna muncul di bantalan, ini bisa menandakan cairan ketuban merembes.
Salah satu cara paling sederhana untuk mengatasi air ketuban rembes adalah dengan cukup tidur. Pastikan Moms memiliki waktu beristirahat yang maksimal setiap harinya. Gunakan bantal hamil untuk membantu tubuh lebih relaks dan dapat tidur lebih tenang.
Jangan lupa lengkapi nutrisi selama kehamilan. Salah satunya dengan mengasup suplemen pendukung kehamilan Prenavita Milk Vanilla. Suplemen ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM