Bubur dan Sup Bisa Meredam Diare Bayi Semasa MPASI

calendar icon

30 May 2021

author icon

Ika

category icon

0-6 bulan

Bubur dan Sup Bisa Meredam Diare Bayi Semasa MPASI

Ketika memiliki peran baru sebagai ibu, Moms mulai belajar kebiasaan Si Kecil saat buang air besar. Sesering apa dia BAB? Apakah cukup sekali sehari, tiga kali dalam sehari, ataukah setiap tiga hari sekali? Perubahan tinja pada anak pun tak luput dari perhatian. Apakah warnanya hijau atau kuning, teksturnya keras atau lembek, serta ia nyaman atau tidak saat BAB?

Ketika sesuatu terjadi pada bentuk tinja yang tidak seperti biasanya, Moms akan cepat menyadari. Salah satunya dugaan yang dikhawatirkan para ibu adalah Si Kecil tengah mengalami diare.

Pada bayi berusia 0 hingga 6 bulan, memang agak sulit membedakan sedang BAB biasa atau diare. Ciri-ciri bayi diare, jika frekuensi BAB nya lebih sering dan lebih banyak, serta tekstur tinja terlihat lebih cair dari biasanya. Jika Si Kecil mengalami diare lakukan pendekatan proaktif dengan memeriksa gejala awal, seperti popoknya tidak basah selama 6 jam, tidak keluar air mata saat menangis, serta mulutnya kering.

Moms, menangani anak yang diare butuh kecepatan dan kesigapan ekstra. Ini dikarenakan risiko yang dihadapi anak adalah dehidrasi. Gejala dehidrasi akut pada anak, seperti mudah tersinggung, kantuk berlebihan, rewel, urin terlihat kuning pekat dan lebih berbau, mata cekung, tangan dan kaki dingin, ubun-ubun cekung, serta bernafas secara cepat dan dalam.

 

Penyebab Diare

            Kebanyakan diare pada bayi berumur pendek. Namun, ada pula yang berlangsung lama karena disebabkan beberapa hal. Setidaknya ada 5 penyebab yang menyebabkan bayi di bawah 6 bulan mengalami diare akut.

  1. Rotavirus

Infeksi usus akibat rotavirus adalah penyebab paling umum bayi mencret dan diare. Penyakitnya disebut gastroenteritis, dimana infeksi menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan Si Kecil. Imbasnya, nutrisi makanan yang masuk sulit terserap secara sempurna dan keluar berbentuk cairan. Sebagai langkah pencegahan, pastikan Moms telah memvaksinasi Si Kecil dengan vaksin rotavirus. Vaksin ini tersedia dalam 2 bentuk, Monovalen dan Pentavalen. Perbedaan keduanya terletak pada jumlah jenis virus yang dikandung dalam satu vaksin.

  1. Perubahan Pola Makan

Pada bayi yang sudah makan, perubahan pola makan bisa memengaruhi kebiasaan BAB nya. Dari biasanya ASI atau susu berbentuk cairan menjadi makanan padat dapat membuat anak diare. Pola makan pada ibu menyusui juga bisa memicu diare, untuk itu Moms perlu merunut ulang telah mengonsumsi apa selama proses menyusui.

  1. Ibu Sedang Minum Antibiotik

Pada ibu yang sedang mengonsumsi obat karena penyakit tertentu dan mengandung antibiotik dapat memicu terjadinya diare pada anak.

 


Baca juga:

Ini Dampak Antibiotik untuk Kesehatan Anak


 

  1. Penyakit yang Ditularkan melalui Bakteri

Makanan atau minuman bayi bisa saja terkontaminasi bakteri, seperti Salmonella atau E. Coli yang menyebabkan ia sakit perut dan muntah. Si Kecil yang menyusu melalui botol yang tidak disterilkan dengan benar juga dapat terpapar bakteri. Karena itu, Moms perlu memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi Si Kecil bersih dan higienis, juga alat-alat makannya dipastikan steril. Bayi yang terinfeksi bakteri gejalanya seperti infeksi virus, yakni mengalami demam, diare, dan sakit perut.

  1. Intoleransi Laktosa

Pada bayi ASI yang diare, Moms perlu mengamati apakah Si Kecil memiliki kecenderungan intoleransi laktosa atau gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa. Kondisi ini ditandai dengan bayi mencret, kembung, dan sering buang angin. Moms sebaiknya menghindari makan minum yang mengandung laktosa seperti susu, keju, dan turunannya.

 

Yang Bisa Disertakan dalam Menu MPASI Bayi Diare

Beberapa bahan makanan dan minuman dapat diracik untuk meredam diare semasa MPASI. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Air (usia 6 bulan) 

Menawarkan beberapa teguk air matang dingin setelah setiap gerakan lepas membantu bayi untuk tetap terhidrasi. 

  1. Bubur beras (6 Bulan) 

Bubur beras adalah obat rumahan terbaik dan mudah tersedia untuk diare. Cairannya merupakan sumber rehidrasi terbaik, yang dapat digunakan sebagai pengganti cairan yang hilang pada diare. Bubur beras juga membantu Si Kecil mengurangi keluaran tinja. 

  1. Air jelai (6 Bulan) 

Air jelai memiliki jumlah pati yang baik, yang membantu menyerap kelebihan cairan dalam tinja dan membantu menghentikan diare. Pastikan untuk memberi makan Si Kecil dengan air jelai secukupnya jika keluarga Moms tak memiliki riwayat alergi terhadap gluten. 

  1. Plain Curd atau Buttermilk atau Plain Lassi (7 bulan) 

Menawarkan probiotik alami seperti dadih, buttermilk atau Lassi, yang merupakan dosis bakteri bermanfaat, dapat membantu mengembalikan semuanya ke jalur semula. Beberapa penelitian menunjukkan probiotik dapat mengurangi serangan diare yang menular hingga setengah hari atau sekitar 2 hari. 

  1. Air Lemon (8 Bulan) 

Air lemon adalah pengobatan rumahan yang mudah, yang dipercaya dapat meredakan iritasi pada usus, dan membunuh patogen penyebab diare. Buat perasan satu buah lemon, campur dengan segelas air, tambahkan sejumput garam atau gula, dan berikan ke Si Kecil. Jangan menambahkan gula atau garam untuk bayi berusia di bawah satu tahun. 

  1. Air Kelapa Lembut (8 Bulan) 

Air kelapa sangat ideal untuk mencegah dehidrasi; itu mengisi kembali garam alami yang hilang oleh tubuh. 


Baca juga:

Manfaat Air Kelapa untuk Ibu Menyusui


 

  1. Pisang (6 Bulan) 

Pisang juga dikenal membantu pengerasan tinja selama diare. 

  1. Rebus Apel (6 Bulan) 

Apel atau saus apel yang direbus adalah makanan pengikat yang sangat baik, yang mengencangkan tinja, dan karenanya sangat ideal untuk diberikan selama diare. 

  1. Wortel (6 Bulan) 

Wortel membantu mengencangkan tinja dan mengikat saat diare terjadi. Pilih wortel tumbuk kukus untuk hasil terbaik. 

  1. Sup Bening Sayur (8 Bulan) 

Sup bening nabati paling baik selama diare karena tubuh dengan mudah menyerapnya. Jadikan sebagai sup bening tanpa bumbu seperti lada, cabai hijau dan hindari sayuran yang mengandung gas seperti brokoli, kembang kol, kubis, bayam, dan tauge selama gerakan longgar. 

  1. Kentang Rebus (8 Bulan) 

Kentang rebus sarat dengan karbohidrat, yang membuatnya ideal untuk diberikan selama bayi diare.

  1. Sup ayam dengan kuah bening (9 Bulan) 

Sup ayam bening juga merupakan pilihan yang sangat baik selama diare, karena mudah dicerna sistem pencernaan bayi.

  1. Roti panggang (1 tahun) 

Roti panggang mudah dicerna selama diare. Khususnya untuk bayi MPASI berusia setahun.  

Pastikan Moms memilihkan perlengkapan makan yang aman sekaligus berkualitas baik untuk Si Kecil. Salah satunya produk keluaran MUGU, yang dapat Moms beli melalui website Mooimom.       

  


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM