Khasiat Oralit untuk Bayi saat Mengalami Diare

calendar icon

07 Apr 2022

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

7-12 bulan

Khasiat Oralit untuk Bayi saat Mengalami Diare

Oralit untuk bayi biasanya diberikan pada saat bayi mengalami diare. Biasanya diare pada bayi berlangsung selama kurang dari satu minggu namun tidak lebih dari 14 hari. 

Moms perlu waspada, diare pada bayi bisa menjadi parah, bahkan berisiko menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Bahaya terparah yang diakibatkan dari bayi diare adalah hilangnya cairan tubuh sehingga bayi mengalami dehidrasi.

Jika bayi masih bisa makan dan minum dengan baik, maka diare masih bisa dikatakan ringan dan tidak membahayakan. Lain halnya jika bayi diare diiringi dengan gejala lain, seperti demam, nafsu makan hilang, mual, muntah, sakit perut, kram, dan keluar darah atau lendir saat buang air besar.

Untuk mengobati diare secara mandiri di rumah, kebanyakan orang tua membeli oralit untuk bayi seperti larutan gula dan garam. Namun, muncul pertanyaan, amankah oralit untuk bayi? Adakah manfaatnya?

Penyebab Bayi Diare

Sebelum mengetahui oralit untuk bayi, ada baiknya Moms mewaspadai beberapa penyebab bayi diare:

1. Alergi 

Penyebab bayi diare yang pertama adalah karena ia mengalami alergi. Hal ini bisa disebabkan karena bayi tidak cocok terhadap suatu unsur makanan atau zat kimia tertentu. Bisa jadi, si Kecil alergi terhadap suatu makanan yang baru saja dimakannya ataupun alergi obat.

Bagi bayi yang masih mengonsumsi ASI secara penuh, Moms wajib memeriksa makanan apa saja yang Moms konsumsi sebelumnya. Jika tidak ada menu baru yang diadaptasikan pada bayi, maka dipastikan diare disebabkan oleh faktor lainnya.

2. Intoleransi Laktosa

Laktosa merupakan sumber karbohidrat di dalam susu, baik dalam ASI ataupun susu formula. Namun, tidak semua bayi bisa mencerna laktosa dengan baik. Hal ini disebabkan karena enzim laktase di dalam tubuh bayi belum diproduksi dengan baik.

Tentu Moms wajib memperhatikan bagaimana kemampuan tubuh bayi mencerna laktosa. Jika bayi selalu menunjukkan reaksi tidak wajar setelah mengonsumsi susu, Moms bisa segera mengkonsultasikannya ke dokter anak.

3. Salah Takaran Mengonsumsi Susu

Apabila bayi sudah mengonsumsi susu formula, pastikan Moms sudah meraciknya sesuai dengan takaran yang dianjurkan pada kemasan, ya! Tentukan hal tersebut sesuai dengan usia si Kecil.

Ternyata, kelebihan takaran susu untuk bayi bisa menyebabkan bayi mengalami muntah-muntah, perut kembung, konstipasi bahkan diare.

Diare juga bisa disebabkan karena si Kecil tidak cocok pada susu formula yang Moms pilih. Segera konsultasikan ini ke dokter agar Moms bisa mendapatkan rekomendasi susu formula yang lebih ringan dan lebih cocok untuk bayi Moms.


Baca Juga:
7 Makanan Menyehatkan untuk Anak yang Sedang Diare


bannerbanner

4. Pengenalan Makanan Baru

Jika si Kecil sudah mulai mengenal MPASI, bisa saja sistem pencernaannya kaget dan belum terbiasa. Akibatnya, feses yang dihasilkan pun cenderung lebih encer.

Hal ini wajar terjadi saat awal mula si Kecil mulai makan, Moms. Terus eksplor menu yang tepat untuk si Kecil sambil tetap memastikan ia tetap sehat dan tidak dehidrasi, ya.

5. Infeksi Virus, Bakteri, dan Kuman

Penyebab yang terakhir ini sungguh sangat dekat dengan si Kecil setiap hari! Virus, bakteri, dan kuman bisa masuk ke dalam tubuh si Kecil melalui medium apa saja mulai dari udara, makanan, minuman, ataupun permukaan benda-benda yang bersentuhan langsung dengan kulit ataupun mulut bayi.

Untuk itu, kebersihan adalah prioritas utama ya, Moms. Segera tingkatkan higienitas pada diri Moms, bayi, serta keluarga dengan cara-cara berikut:

  • Rajin mencuci tangan setiap sebelum dan setelah beraktivitas..
  • Memastikan kondisi Moms dan anggota keluarga lainnya sudah bersih saat akan berinteraksi atau bermain dengan bayi.
  • Bersihkan lantai rumah setiap hari, khususnya alas tempat si Kecil bermain.
  • Pastikan makanan, minuman, dan peralatan makan yang diberikan untuk bayi sudah steril dan higienis.
  • Pastikan benda-benda yang sering bersentuhan langsung dengan bayi juga selalu steril, misalnya teether dan mainan bayi.

Untuk memaksimalkan hal tersebut, 59S UVC LED Sterilizer Box hadir untuk membantu Moms mensterilkan benda apapun dengan mudah. Hanya dalam 180 detik saja, Moms bisa membunuh kuman yang menempel pada permukaan benda hingga 99,9%!

bannerbanner

59S UVC LED Sterilizer Box dirancang praktis dengan teknologi sinar UV. Temukan beragam tipe favorit 59S mulai dari yang berbentuk kotak hingga tas. Sangat praktis untuk dibawa bepergian dan bisa digunakan dengan mudah di rumah.

Dapatkan di www.mooimom.id atau di offline store MOOIMOM terdekat dari rumah ya Moms!

Khasiat dan Manfaat Oralit untuk Bayi Saat Diare

oralit untuk bayi diare

Oralit adalah larutan rehidrasi oral yang mengandung campuran garam, gula, kalium, dan mineral lain yang tepat untuk membantu mengganti cairan yang hilang dari tubuh.

Dilansir dari Healthline, oralit untuk bayi bermanfaat untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat ia diare dan muntah. Saat ini, oralit untuk bayi sudah ada dalam bentuk kemasan saset. Meski begitu, Moms bisa mengganti oralit untuk bayi ini dengan membuatnya sendiri dengan cara melarutkan 6 sendok teh gula dan 1/2 sendok teh garam ke dalam 1 liter air matang. Ini takaran untuk orang dewasa.

Takaran lainnya pada pembuatan oralit untuk bayi adalah campur 2 sendok teh gula pasir yang dengan setengah sendok teh garam, lalu dilarutkan ke dalam 1 gelas air matang. Setelah bayi mengonsumsi oralit, diare biasanya akan berangsur berhenti dalam tiga atau empat hari.


Baca Juga:
Ciri-Ciri Bayi Diare, Perhatikan Warna Tinjanya


Tips Lain Mengatasi Bayi Diare

Selain memberikan oralit untuk bayi, Moms juga bisa mengatasi bayi diare dengan beberapa tips berikut ini:

1. Berikan ASI

Untuk mengatasi bayi diare yang berumur di bawah 6 bulan, cara terbaik adalah memberi cairan terus menerus yakni ASI atau susu formula pada bayi yang belum makan. Jika bayi sudah masuk MPASI dapat juga diberi air putih atau larutan oralit. Cara memberi cairan lainnya, Moms juga bisa menawarkan smoothies pisang atau es loli berbahan dasar buah utuh.

2. Tawarkan Makanan

Moms dapat menawarkan makanan padat kepada si Kecil yang sudah makan, seperti nasi, pisang, roti kering, atau kentang tumbuk. Berikan juga makanan mengandung protein yang mudah dicerna seperti telur, daging ayam, dan ikan.

3. Berikan Probiotik

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik dapat mendukung proses penyembuhan dan mempercepat pemulihan bayi yang mengalami diare.

4. Minumkan Tablet Zinc

Minumkan tablet atau sirup zync selama 10-14 hari berturut-turut. Dosis pemberian zinc pada bayi di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 miligram per hari.

5. Hindari Makanan Manis dan Berminyak

Jika si Kecil sudah MPASI, saat sedang diare hindari dulu makanan manis, berminyak, dan berserat tinggi. Hal ini dikarenakan makanan jenis ini dapat memperburuk gejala diare pada bayi.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM