05 Jan 2021
Dinda Ayu Saraswati
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Manusia punya cara yang unik dalam menanggapi rasa makanan. Seperti yang kita tahu, tiap orang punya preferensi dan selera yang berbeda-beda terhadap makanan yang disukainya. Ternyata, hal ini tidak terjadi serta-merta lho, Moms. Indera perasa bayi terbentuk jauh sebelum ia lahir.
Penasaran? Yuk, simak penjelasan mengenai terbentuknya selera makan bayi sejak dalam kandungan di bawah ini.
Meskipun indera perasa bayi belum berkembang sepenuhnya di dalam rahim, penelitian menunjukkan bahwa janin mungkin saja sudah bisa merasakan apa yang dimakan oleh ibunya. Ya, si Kecil bisa mencicipi rasa, bahkan ketika masih dalam kandungan.
Ini adalah sesuatu yang membantu kita memahami bagaimana sebagian anak ada yang dapat menerima dengan baik makanan tertentu, sementara yang lain tidak. Paparan pada rasa tertentu di awal masa mengandung merupakan cara bagaimana bayi menunjukkan preferensi terhadap rasa makan tertentu, bahkan setelah ia lahir.
Ketika Moms makan, rasa makanan yang Moms konsumsi akan memengaruhi cairan ketuban yang mengelilingi janin saat dalam kandungan. Janin menelan banyak cairan ketuban ini setiap hari. Itu artinya, ia akan terpapar rasa yang berbeda begitu indera perasanya mulai terbentuk. Indera perasa bayi terbentuk pada usia kandungan sekitar delapan hingga 15 minggu.
Bayi membangun selera makannya secara bertahap. Dimulai sejak masih janin, dari minggu pertama hingga kedelapan kehamilan di mana sel otaknya mulai menyebar ke seluruh bagian tubuh, termasuk bagian mulut yang nantinya akan terbentuk.
Memasuki minggu ke-delapan kehamilan, indera perasa pertama terbentuk di sekitar area di mana lidah janin akhirnya akan berkembang. Neuron yang telah menyebar dari otak bayi akan terhubung ke indera perasa ini. Janin belum bisa merasakan, tetapi tunas yang terbentuk akan menjadi reseptor untuk kategori rasa utama, seperti manis, asam, asin, dan pahit.
Di minggu ke-14 hingga ke-16, pori-pori indera perasa telah terbentuk. Pori-pori kecil yang telah terbentuk inilah yang merangsang sel-sel otak untuk mencatat rasa begitu molekul makanan bersentuhan dengannya.
Apa yang janin rasakan tidak sekuat seperti yang Moms rasakan. Ini karena apa yang kita anggap sebagai rasa, seringkali sebenarnya adalah bau. Inilah mengapa saat indera penciuman janin berkembang, rasa makanan yang ia rasakan di dalam rahim tidak sekuat yang sebenarnya. Namun, ia akan memiliki pengalaman yang lebih intens dengan makanan yang memiliki bau kuat, misalnya mint atau bawang putih.
Menurut penelitian, ya, makanan yang dikonsumsi sang Moms berdampak besar pada makanan yang disukai anaknya setelah ia lahir. Moms yang banyak minum jus sayuran di trimester ketiga terbukti memberikan preferensi terhadap sang Anak. Sang Anak cenderung dapat menerima rasa langu sayuran dengan baik, tidak seperti anak-anak yang ibunya jarang mengonsumsi sayuran ketika hamil.
Para ahli kesehatan berpendapat bahwa jika calon mama menerapkan menu makanan yang bervariasi selama kehamilan, maka hal ini dapat memengaruhi kebiasaan makan anak di masa depan.
Jadi, jika Moms ingin si Kecil nantinya tidak menjadi picky eater dan doyan makan makanan yang sehat, Moms pun harus memulai pola makan yang sehat selama kehamilan. Penting mendorong kebiasaan makan sehat ini untuk mengurangi risiko obesitas dan diabetes.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM