12 May 2022
Anggraini Nurul F
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Pada dasarnya, risiko penularan HIV/AIDS dari ibu hamil yang positif ke bayi kemungkinannya sekitar 2-10 persen. Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat terjadi sejak masa awal kehamilan, persalinan, hingga menyusui. Kebanyakan anak di bawah usia 10 tahun yang tertular HIV dari ibunya, terjadi sejak dalam kandungan.
Itulah sebabnya, ibu hamil yang positif HIV harus rutin melakukan pemeriksaan darah untuk membantu ibu mendeteksi segala kemungkinan sedini mungkin. Tindakan ini sangat membantu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menekan risiko kemungkinan tertular pada janin.
Untuk mengetahui proses penularan virus HIV dari ibu ke bayi perlu dilakukan pemeriksaan. Melalui serangkaian pemeriksaan, setidaknya dapat diketahui kapan kemungkinan bayi mulai terinfeksi. Penularan HIV dari ibu ke bayi dalam kandungan terjadi melalui tali plasenta, saat terjadi pertukaran asupan makanan untuk janin.
Selain dapat menular sejak dalam kandungan, biasanya seorang anak dapat mengalami HIV saat peristiwa persalinan. Pada tahap ini, bayi dapat tertular darah atau cairan milik ibu yang terinfeksi HIV. Umumnya cairan ini mungkin telah terminum oleh bayi, sehingga virus yang terkandung di dalamnya mulai menginfeksi tubuh bayi.
Ibu yang positif terinfeksi HIV biasanya ditemukan virus pada cairan yang keluar dari sekitar area organ intim. Di samping itu, sekitar 21 persen dari virus itu juga ditemukan pada bayi yang dilahirkan. Hanya saja besarnya paparan pada proses persalinan sangat dipengaruhi dengan beberapa faktor. Seperti kadar HIV pada cairan vagina, cara persalinan, ulkus serviks, dan permukaan dinding vagina. Selain itu, ada pula faktor infeksi cairan ketuban, ketuban pecah dini, serta persalinan prematur yang juga dapat memengaruhinya.
Bayi yang lahir dari ayah dan ibu yang positif HIV belum tentu mewarisi penyakit tersebut dari orang tuanya. Memang, saat ini belum ada obat atau vaksin yang betul-betul menyembuhkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun, terapi antiretroviral (ARV) dapat memperlambat pertumbuhan virus sehingga harapan hidup ODHA lebih tinggi.
ODHA memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga kuman penyakit bisa masuk dengan mudah. Karena itu, ODHA diwajibkan mengonsumsi obat-obatan ARV setiap hari.
Ibu penderita HIV/AIDS bisa mencegah penularan HIV kepada bayi dengan meminum obat ARV selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Bayi baru lahirpun perlu mendapatkan terapi ARV untuk menurunkan risiko penularan.
Ibu hamil sebaiknya melakukan tes HIV agar bisa diketahui sejak dini untuk mengetahui risiko penularan HIV dari ibu ke bayi. Jadi, Moms bisa lebih bijak memutuskan akan melakukan persalinan normal atau Caesar serta memberikan ASI atau susu formula.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM