07 Apr 2020
Dinda Ayu Saraswati
Di tengah kelangkaan masker bedah, masker kain bisa menjadi alternatif untuk mencegah penularan virus corona. Seperti diketahui, penggunaan masker sangat dianjurkan untuk melindungi diri dari percikan droplet atau cairan yang keluar saat seseorang batuk atau bersin. Cairan ini mengandung berbagai kuman termasuk virus corona penyebab Covid-19.
Itulah sebabnya masyarakat dianjurkan menggunakan masker untuk melindungi diri. Namun, belakangan ini masker medis sekali pakai menjadi barang langka yang mahal harganya. Hal itu membuat banyak orang beralih menggunakan masker kain untuk mencegah risiko tertular virus corona. Masker kain memang mampu melindungi dari droplet, namun tidak cukup ampuh menangkal virus corona yang bersifat aerosol.
"Jadi pencegahan keluarnya droplet dari batuk atau bersin itu pada pemakai kalau yang dropletnya besar bisa, kalau yang dropletnya kecil tidak bisa masker kain ini," terang dokter spesialis paru-paru di RS Persahabatan anggota Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan, seperti dilansir Liputan6, Rabu (1/4/2020).
Filter masker kain tidak serapat masker medis yang cukup aman menangkal virus corona. Masker kain mampu mencegah masuknya partiker berukuran 3-10 mikron hingga 60%. Jadi, masih ada kemungkinan kebocoran.
Hal senada diungkapkan Dokter Siloam Clinic, Joseph Halim. Menrutnya masker kain tidak begitu efektif menangkal virus corona. “Masker kain tidak dianjurkan karena tidak memiliki filter untuk menyaring patogen,” terang Joseph Halim seperti dikutip dari Okezone.
Erlina Burhan menambahkan, bagian masker bedah yang menutup hidung dan mulut mampu menyerap cairan yang keluar. Sementara bagian luarnya bersifat anti-air, sehingga cairan dari luar tidak bisa masuk.
Itulah sebabnya masker bedah sangat efektif mencegah penularan virus. Sementara masker kain tidak memiliki proteksi yang kuat seperti itu.
Meski demikian, pemakaian masker kain untuk mencegah penularan virus corona lebih baik ketimbang tidak sama sekali. “Tapi masih lebih baik pake masker yang terbuat dari kain, ketimbang tidak menggunakan masker sama sekali,” ujar Joseph Halim.
Menurut Erlina Burhan, masker kain bisa dicuci dengan bersih menggunakan detergen dan air hangat yang mampu mematikan virus. Dia pun menyarankan masyarakat memakai masker kain ketimbang tidak sama sekali untuk mencegah tertular virus corona.
"Jadi bilamana lagi tidak ada lagi masker bedah, maka masyarakat bisa memakai masker kain," tandasnya. Pada dasarnya, masker dipakai untuk mencegah terkena cipratan droplet. Sebab, cairan mulut atau hidung yang terpapar virus itu sangat berbahaya bagi orang lain.
Meski demikian, penggunaan masker bedah maupun kain dalam pencegahan penularan virus corona alias SARS-CoV-2 bukanlah prioritas. Ahli kesehatan menegaskan masker bedah sebaiknya dipakai orang yang sakit atau sedang menangani pasien corona.
Sementara bagi yang sehat disarankan menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. Yang paling penting adalah mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan diri, serta daya tahan tubuh.
Di tengah kelangkaan masker, beberapa orang membuat masker sendiri dengan segala bahan mulai dari kain hingga syal. Penelitian menunjukkan masker buatan sendiri yang terbuat dari kaos katun hanya sekitar sepertiga efektifnya dengan masker bedah dalam mencegah infeksi, tetapi mereka masih "secara signifikan mengurangi" jumlah kuman yang disebarkan oleh pemakainya.
Menurut WHO, panas 133 derajat Fahrenheit atau 56 derajat Celcius dapat membunuh virus corona.
Jadi jika Moms menggunakan masker kain, pertimbangkan untuk mencuci dengan deterjen dan air panas biasa, lalu keringkan dengan suhu tinggi. Hal yang sama juga disarankan oleh Health State.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM