14 Jan 2022
Anggraini Nurul F
0-6 bulan
0-6 bulan
Setelah melahirkan Moms mungkin cemas dan khawatir karena bayi sering BAB. Namun ternyata hal ini wajar terjadi lho, Moms. Justru bayi baru lahir sering pipis dan BAB karena mereka sedang mengeluarkan sisa asupan makan pemberian ibu selama mereka masih di dalam perut yang disebut mekonium.
Umumnya kotoran ini berwarna hijau dan teksturnya lengket. Kemudian tekstur dan warna BAB bayi akan berubah tiap harinya. Perubahan tersebut terjadi karena berbagai hal. Untuk itu, penting bagi Moms memantau tekstur dan warna BAB bayi sebab berhubungan dengan kondisi kesehatan si kecil. Agar tidak bingung, mari simak ulasan lengkapnya berikut.
Moms tidak perlu khawatir karena bayi sering BAB dan kentut adalah hal normal. Meski begitu, frekuensi BAB tiap bayi berbeda dan bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi, Moms. Kira-kira bagaimana perbedaannya?
Moms, pada 6 minggu pertama setelah bayi lahir, memang bayi sering BAB, terlebih setelah minum ASI. Setidaknya bayi akan pup 3 kali sehari, bahkan bisa juga mencapai 4-12 kali sehari.
Pada 2-3 hari pasca melahirkan, produksi ASI Moms akan berubah dari yang tadinya masih berupa kolostrum (cairan susu yang keluar sebelum produksi ASI dimulai) kemudian menjadi ASI matang. Hal tersebut juga akan mempengaruhi frekuensi BAB bayi, di mana setidaknya ia buang air besar sebanyak 2-5 kali dalam sehari.
Oleh karena itu, jika bayi sering BAB Moms tidak perlu khawatir ya, sebab ini berarti nutrisi dalam ASI dapat diserap dengan baik oleh tubuh si kecil.
Bayi sering BAB tidak hanya terjadi pada bayi yang mendapat ASI, melainkan juga susu formula. Biasanya si kecil dapat BAB 1-4 kali sehari selama 1 bulan pertama, kemudian frekuensinya turun menjadi 2 kali sehari pada bulan ke 2 hingga 6.
Meski bisa dikonsumsi bayi, ada baiknya Moms menghindari pemberian susu formula pada bayi baru lahir, ya.
Setelah mengetahui jika bayi baru lahir sering BAB dan kentut adalah hal normal, mungkin Moms akan cemas apabila si kecil justru BAB kurang dari semestinya. Namun, seperti penjelasan di atas, frekuensi BAB bayi memang akan berkurang seiring dengan berkembangnya sistem pencernaan si kecil.
Selain itu, bayi baru lahir juga bisa mengalami perubahan frekuensi BAB yang disebabkan oleh berbagai hal lain lho, Moms. Simak ulasan di bawah ini, ya.
Bayi baru lahir masih memiliki sistem pencernaan yang lemah, akibatnya mereka mudah terkena masalah pencernaan.
Masalah pencernaan seperti diare menyebabkan bayi baru lahir lebih sering BAB daripada biasanya. Diare terjadi karena infeksi bakteri pada usus atau kurang bersihnya makanan MPASI.
Saat mengalami diare, di kecil bisa menjadi lebih rewel akibat rasa tidak nyaman dan sakit pada perutnya, Moms. Umumnya diare juga diikuti dengan gejala lain seperti demam dan muntah.
Pada beberapa kasus, bayi harus beralih mengonsumsi susu formula. Perubahan ini membuat sistem pencernaan bayi perlu beradaptasi dengan perubahan kandungan pada susu formula, akibatnya frekuensi BAB juga ikut berubah.
Susu formula memiliki kandungan protein lebih tinggi dari ASI sehingga sistem pencernaan bayi perlu waktu lebih lama untuk memprosesnya.
Jika terlalu banyak mengonsumsi susu formula, si kecil bisa mengalami konstipasi atau sembelit yang membuat mereka semakin jarang BAB. Konstipasi dapat diketahui dengan memegang perut bagian bawah bayi, apabila terasa lebih keras dari biasanya maka bisa dikatakan kalau bayi mengalami sembelit.
Ternyata mengetahui warna BAB bayi baru lahir itu penting lho, Moms. Sebab warna feses bayi dapat menggambarkan kondisi kesehatan tubuh terutama sistem pencernaan si kecil. Warna feses juga bisa menggambarkan apa penyebab bayi baru lahir sering BAB. Agar makin paham, berikut penjelasannya.
Jika bayi baru lahir sering BAB dengan feses berwarna hijau kecoklatan, Mom tidak perlu khawatir. Warna ini menandakan sistem pencernaan bayi dapat mencerna nutrisi dalam kolostrum dengan sempurna.
Bayi yang mengonsumsi susu formula juga akan mengeluarkan feses berwarna hijau kecoklatan setelah semua mekonium dikeluarkan dari sistem pencernaannya.
Warna hijau kehitaman pada feses bayi baru lahir terjadi karena bayi sedang mengeluarkan mekonium dari sistem pencernaanya. Mekonium terdiri atas sisa makanan dari ibu selama janin di dalam perut, juga air ketuban dan lendir yang tertelan selama proses kelahiran.
Si kecil dengan sistem pencernaan sehat akan mengeluarkan mekonium pada hari pertama dan kedua setelah dilahirkan sehingga feses berwarna hijau kehitaman.
Kuning gelap adalah warna umum pada feses bayi. Warna kuning pada feses bayi baru lahir menunjukkan jika si kecil sudah mengonsumsi ASI matang, Moms. Kandungan lemak tinggi pada ASI membuat feses bayi berwarna kuning. Berbeda dengan kolostrum yang kaya akan laktosa.
Warna feses bayi bisa berubah menjadi kuning terang apabila mereka mengonsumsi makanan atau obat-obatan tertentu.
Meski jarang terjadi, Moms harus waspada jika bayi baru lahir sering BAB dan fesesnya berwarna pucat. Feses berwarna pucat atau putih menandakan adanya gangguan pada hati bayi lho, Moms.
Feses bisa berwarna putih karena hati tidak memproduksi cairan empedu yang berfungsi mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Kondisi ini harus segera ditangani, sebab jika terlambat si kecil dapat terkena penyakit kuning.
Warna kemerahan menandakan adanya darah dalam feses saat bayi BAB. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti luka pada anus karena sembelit, pendarahan pada usus, infeksi bakteri, atau menelan asi yang berdarah.
Hal tersebut termasuk kondisi tidak normal dan jika si kecil mengalaminya, Moms sebaiknya segera menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat, ya.
Bayi baru lahir sering BAB dengan feses berwarna hitam memang normal untuk 1-2 hari pertama, karena sistem pencernaan sedang berusaha mengeluarkan mekonium. Namun apabila kondisi ini berlanjut sampai si kecil berusia lebih dari 3 bulan, Moms harus mulai khawatir.
Pasalnya warna hitam pada feses dapat diakibatkan oleh melena atau pendarahan pada organ pencernaan seperti kerongkongan, lambung, atau usus 12 jari, Mom.
Membawakan bekal makanan untuk si Kecil tanpa takut wadah terbalik dan tumpah. Wadah makan ini terdapat sekat untuk menjaga makanan tetap rapih, memberikan kenikmatan maksimal di setiap hidangan si Kecil! Menjaga makanan terpisah dengan rapi, keseimbangan nutrisi terjaga, sehingga nafsu makan si Kecil pun meningkat!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM