27 Mar 2021
Ika
Tips Menyusui
Tips Menyusui
Beberapa waktu sesudah lahir, Si Kecil hanya boleh mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI) atau susu formula. Bahkan air putih pun tidak boleh diberikan kepada bayi yang baru lahir (newborn). “Pantangan” air putih bagi bayi 0-6 bulan tak selamanya terkait sistem pencernaannya. Lebih dari itu, agar bayi bisa menyerap nutrisi ASI dalam jumlah yang mencukupi pertumbuhannya.
ASI sangat kaya nutrisi. Tak hanya itu, ASI juga mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, sehingga air putih pun belum dibutuhkan. Lalu, apa dampaknya bila bayi diberikan air putih? Apabila bayi diberikan air putih maka bayi akan merasa kenyang sehingga tidak mau minum ASI. Lama-kelamaan produksi ASI menjadi berkurang, karena bayi tidak mau menyusu langsung.
Padahal, konsep produksi ASI itu seumpama grafik supply and demand. Semakin sering payudara dikosongkan atau disusui, semakin banyak pula produksinya. Lantas, apakah bayi boleh mengonsumsi air putih sebelum usia enam bulan? Pada kondisi tertentu, bayi di bawah usia enam bulan masih dapat minum air putih. Misal untuk membantu setelah minum obat ketika sedang sakit.
Risiko Memberikan Air Putih untuk Bayi
Jika diberikan air putih, bayi berusia di bawah 6 bulan dapat berisiko mengalami beberapa gangguan kesehatan, di antaranya:
Perut kembung
Memberikan air putih ke bayi dapat membuat perutnya terasa kembung, karena sistem pencernaannya belum mampu menyerap cairan dengan baik. Tak hanya itu, kapasitas perut bayi yang baru lahir masih belum maksimal, sehingga belum bisa menerima terlalu banyak asupan cairan.
Diare
Jika bayi mengonsumsi susu formula, gunakanlah air yang telah dimasak hingga matang dengan suhu minimal 80°C, lalu dinginkan sebelum diberikan ke bayi. Penggunaan air yang tidak bersih bisa meningkatkan risiko buah hati terkena diare. Bila menggunakan air kemasan, pastikan untuk melihat kandungan mineralnya terlebih dahulu. Jangan pilih air mineral yang mengandung terlalu banyak natrium maupun sulfat. Periksa label pada kemasan air dan pastikan kadar natrium (Na) tidak lebih dari 200 mg per liter dan kadar sulfat (SO atau SO4) kurang dari 250 mg per liter.
Keracunan air (intoksikasi air)
Meski jarang terjadi, memberikan terlalu banyak air putih dapat menyebabkan Si Kecil mengalami keracunan air. Hal ini terjadi ketika kadar garam (natrium) dalam darahnya menurun terlalu banyak, sehingga mengganggu keseimbangan elektrolit di dalam tubuhnya. Gejala yang muncul apabila bayi mengalami keracunan air adalah muntah, diare, dan tubuhnya terlihat membengkak. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat membuat bayi kejang dan bahkan koma.
Kekurangan gizi
Memberikan air putih dapat membuat bayi merasa kenyang, sehingga keinginannya untuk minum ASI atau susu formula jadi berkurang. Hal ini dapat membuat bayi tidak memperoleh asupan nutrisi yang cukup dari ASI atau susu formula untuk tumbuh kembangnya. Akibatnya, Si Kecil berisiko mengalami gizi buruk dan penurunan berat badan.
Kapan Bayi Boleh Meminum Air Putih?
Selain saat mengonsumsi obat dan dalam jumlah yang sangat sedikit. Bayi baru diperbolehkan untuk diberikan air putih dalam situasi dan kondisi sebagai berikut:
Dehidrasi
Jika Si Kecil mengalami dehidrasi, misalnya karena diare, demam tinggi, atau muntah-muntah, dokter biasanya akan menyarankan untuk memberikan minuman elektrolit khusus bayi. Tujuannya adalah untuk mengganti kembali cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh Si Kecil karena penyakit yang dideritanya.
Kehausan
Setelah berusia 6 bulan, bayi boleh diberi air putih saat ia haus. Namun, dianjurkan untuk tidak memberikannya lebih dari 8 sendok makan atau setengah gelas air putih per hari. Tetap utamakan ASI sebagai asupan nutrisi utama meski bayi sudah berusia di atas enam bulan.
Sudah dapat mengonsumsi MPASI
Bayi boleh minum air putih setelah ia berusia 6 bulan dan mulai mengonsumsi makanan padat (MPASI). Namun, sebagian dokter mungkin menyarankan untuk menunda pemberian air putih pada bayi hingga usia 1 tahun.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM