27 Aug 2021
Dinda Ayu Saraswati
Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh Kembang Anak
Kentut bayi bau busuk, kenapa yah Moms? Kentut adalah gas yang diproduksi oleh bakteri normal yang ada dalam usus bayi, serta empedu yang dikeluarkan hati. Bayi dapat membuang gas setidaknya 13-21 kali sehari karena mereka juga lebih berpeluang menelan udara. Bayi dapat tidak sengaja menelan gas saat menangis, menyusu, minum dari botol, hingga mengisap dot. Gas yang terjebak dalam perut ini akan dikeluarkan berupa kentut dan juga dapat melalui sendawa.
Moms mungkin menemukan Si Kecil buang gas dengan suara keras, sementara di lain waktu kentutnya tidak bersuara. Demikian pula dengan baunya, beberapa bayi mungkin memiliki aroma kentut yang menyengat, sedangkan sebagian lainnya tidak memiliki bau sama sekali.
Sebenarnya apa yang menyebabkan perbedaan kentut bayi bau? Apakah hal ini selalu menjadi indikator adanya masalah pada pencernaan bayi? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Kentut bayi bau busuk? Lalu, bagiamanakah kentut bayi yang normal? Kentut merupakan gas yang diproduksi oleh sistem pencernaan karena adanya bakteri normal pada usus. Pada bayi, frekuensi buang gas atau kentut bisa menjadi sangat sering dan dapat mencapai belasan kali dalam sehari.
Frekuensi kentut yang sering ini bisa diakibatkan karena bayi cenderung lebih banyak menelan udara. Baik saat proses menyusui, menangis, minum dari botol dot, atau penggunaan empeng.
Selain itu, bau kentut juga beragam pada bayi. Kentut bayi bau sebenarnya adalah kondisi normal, karena gas kentut memang memiliki bau khas yang diakibatkan gas sianida yang terkandung di dalamnya.
Selama tidak ada gejala serius yang menyertai, Moms dan Dads tak perlu panik saat kentut bayi bau.
Kentut bayi bau? Kentut pada bayi dapat berubah-ubah intensitas baunya tergantung pada beberapa faktor. Termasuk di antaranya adalah berikut ini:
1. Bayi Mulai Mengonsumsi Makanan Padat
Moms akan menemukan perbedaan pada kentut bayi saat mereka masih mengonsumsi ASI atau susu formula dengan saat Si Kecil sudah memulai MPASI.
Bayi yang belum beralih ke makanan padat cenderung mengeluarkan gas yang tidak terlalu bau dibandingkan bayi yang sudah mulai makan berbagai jenis makanan padat.
Selain itu, jenis makanan yang dikonsumsi pun turut memengaruhi aroma kentut bayi. Makanan yang mengandung tinggi protein seperti telur dan ayam umumnya menyebabkan kentut bayi bau.
Demikian pula dengan sayuran berserat tinggi seperti brokoli dan kubis.
2. Intoleransi Makanan
Kentut bayi bau bisa menjadi tanda adanya kondisi tertentu pada bayi, termasuk jika bayi alergi maupun mengalami intoleransi makanan.
Pada bayi yang mengalami dua kondisi tersebut, biasanya kentut bayi akan berbau busuk atau asam. Terkadang, hal ini diikuti gejala lain seperti warna tinja yang berbeda dari biasanya.
3. Alergi Protein Susu
Umumnya, kentut pada bayi yang mengonsumsi susu formula beraroma lebih menyengat dibandingkan bayi yang diberi ASI. Selain itu, kentut bayi bau juga bisa diakibatkan oleh kondisi alergi terhadap susu sapi.
Dilansir laman What to Expect, hanya ada 3% bayi yang benar-benar memiliki alergi terhadap protein susu sapi. Sedangkan sisanya hanya mengalami intoleransi.
Namun, bayi yang diberikan susu formula bisa memiliki reaksi tertentu terhadap protein susu sapi, termasuk kasein dan whey. Dua jenis protein susu sapi tersebut banyak ditemukan di sebagian besar susu formula yang ada di pasaran.
Sistem kekebalan tubuh bayi dapat bereaksi negatif terhadap protein susu sapi hingga menyebabkan radang usus bayi. Selain kentut bayi bau, ciri bayi mengalami radang usus adalah adanya bekas darah atau lendir berserat di popok bayi, sesak napas, diare, ruam, dan refluks asam.
Sebaliknya, bayi yang mendapat ASI memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami alergi susu sapi. Namun, tetap ada kemungkinan alergi muncul akibat produk olahan susu yang dikonsumsi sang ibu.
Jika Si Kecil menunjukkan tanda adanya intoleransi bahkan hingga alergi protein susu, mungkin Moms dapat mempertimbangkan mengganti merk atau jenis susu dengan susu khusus alergi. Tentunya, setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak.
4. Sembelit atau Konstipasi
Sembelit atau konstipasi dapat menjadi salah satu penyebab kentut bayi bau. Menurut informasi pada laman Healthline, bayi biasanya jarang mengalami sembelit.
Bahkan, masih bisa menjadi hal wajar apabila bayi yang mengonsumsi ASI belum buang air besar selama tujuh hingga 14 hari.
Namun, risiko sembelit dapat terjadi pada beberapa bayi, terutama yang diberikan susu formula atau sudah mulai mengenal makanan padat.
Jika Si Kecil terlihat jarang buang air besar namun feses masih tetap lembut dan tidak tampak kering, Moms tidak perlu khawatir.
Hal ini karena feses yang kering merupakan salah satu indikasi bayi yang terkena sembelit. Meski begitu, feses bayi normalnya memiliki tekstur yang lembut atau terkadang sedikit padat.
5. Bayi Kurang Bergerak
Bayi baru lahir akan menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk tidur. Biasanya mereka hanya akan terbangun beberapa jam saja dalam sehari untuk menyusu.
Ada kemungkinan hal ini akan memengaruhi kerja sistem pencernaan, karena saluran pencernaan membutuhkan gerakan tubuh untuk membantu mendorong gas dan tinja keluar.
Sedangkan, bayi baru lahir belum dapat bergerak sendiri hingga setidaknya ia berusia tiga bulan. Gas yang menumpuk dalam perut Si Kecil akibat minimnya gerak akan membuat kentut menjadi lebih bau dan sering.
6. Banyak Menelan Udara
Bayi cenderung lebih sering kentut salah satunya diakibatkan karena mereka banyak menelan udara. Sistem pencernaan bayi baru lahir belum sempurna sehingga menghasilkan banyak gas, dan ini normal. Bayi juga menghirup banyak udara saat menyusu dan menangis, yang menghasilkan lebih banyak gas.
Selain itu, bayi yang menyusu dengan cepat atau terburu-buru dan juga menyusui lewat botol dapat memperbesar peluang masuknya udara. Demikian pula dengan penggunaan empeng atau pacifier.
7. Masalah Pencernaan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kentut bayi bau juga dapat mengindikasi adanya masalah pada pencernaan. Di antaranya infeksi saluran cerna, iritasi usus, alergi, malabsorbsi, penyakit celiac, diare, dan lain sebagainya.
Kentut bayi bau merupakan kondisi yang sangat normal pada bayi. Meski begitu, perhatikan apakah kentut bayi bau disertai beberapa gejala serius lainnya. Moms dapat mengonsultasikan ke dokter jika merasa kentut bayi mengeluarkan aroma yang sangat menyengat dan mengkhawatirkan. Ini karena pada beberapa kasus yang jarang terjadi, kentut bayi bau dapat menjadi salah satu tanda gangguan pencernaan serius. Segera periksakan ke dokter jika kentut bayi bau disertai gejala lain seperti:
Namun perlu juga diingat bahwa kentut bayi bau tidak selalu merupakan tanda adanya gangguan kesehatan. Orang tua sebaiknya tidak terlalu panik dan pantau Si Kecil terlebih dahulu. Jika bayi tampak tenang dan tidak menunjukkan gejala apapun, mungkin kentut bayi bau tersebut adalah hal yang normal.
Meskipun kentut bayi bau dapat menandakan adanya masalah, namun semuanya tak selalu begitu dan tak semua perlu mendapat penanganan.
Namun, Moms tetap bisa melakukan kiat-kiat berikut untuk mengatasi kentut bayi bau atau meminimalisir penyebabnya.
1. Berikan ASI Eksklusif
Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan sangat direkomendasikan, kecuali jika ada indikasi medis yang mengharuskan anak mulai makan makanan padat sebelum enam bulan. Hal ini untuk meminimalisir risiko gangguan pada pencernaan bayi atau pencernaan bayi belum siap.
Selain itu, usahakan menghindari penggunaan dot sebagai media pemberian ASIP maupun susu formula, karena hal ini memungkinkan bayi menelan udara lebih banyak. Hal tersebut berlaku juga pada pemberian empeng atau pacifier.
2. Lakukan Pijat Bayi
Memijat bayi secara teratur terutama di area perut dapat membantu bayi mengeluarkan gas yang terperangkap dalam perut. Sehingga, Si Kecil akan terhindar dari kembung atau rasa tak nyaman akibat menumpuknya gas.
Moms bisa melakukan gerakan memutar searah jarum jam pada perut bayi secara lembut. Gerakan seperti menekuk kaki dan mengayuh sepeda juga dapat dilakukan.
3. Jaga Kebersihan
Pastikan Moms menjaga kebersihan tubuh Si Kecil dan juga barang-barang yang ada di sekitarnya seperti mainan. Apalagi ketika bayi sudah memasuki fase oral dan cenderung memasukkan semua benda yang ia genggam ke dalam mulut.
Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir adanya bakteri yang masuk dan menyebabkan diare. Hal serupa juga perlu diterapkan pada botol minum atau pompa ASI yang Moms gunakan.
Berikan ruang gerak yang nyaman untuk si Kecil menggunakan MUGU Playmat. Playmat ini tebal dan empuk, sehingga Moms bisa dengan tenang memberikannya kebebasan dalam bermain. Memiliki tekstur permukaan yang bisa membantu mengembangkan motorik si Kecil.
Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM