31 Oct 2021
Anggraini Nurul F
0-6 bulan
0-6 bulan
Henoch-Schonlein purpura (HSP) atau vaskulitis imunoglobulin A (IgAV) adalah peradangan pembuluh darah kecil di kulit, sendi, usus, dan ginjal. Gangguan ini dapat menyebabkan munculnya gejala ruam merah atau ungu (purpura) pada kulit di area tungkai bawah atau bokong.
HSP cukup jarang terjadi. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak-anak berusia di bawah 11 tahun. HSP tidak menular dan tidak diturunkan dalam keluarga. Sebagian besar penderita HSP dapat pulih dalam waktu beberapa minggu.
Henoch-Schonlein purpura atau vaskulitis imunoglobulin A (IgAV) merupakan peradangan pembuluh darah yang paling sering terjadi pada anak-anak, terutama yang berusia 2–11 tahun atau berjenis kelamin laki-laki.
Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya Henoch-Schonlein purpura (HSP). Meski demikian, peradangan pembuluh darah pada HSP diduga berkaitan erat dengan respon sistem imun yang abnormal terhadap infeksi.
Respon sistem imun yang tidak normal ini akan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Selanjutnya akan terjadi perdarahan dan munculnya ruam merah atau ungu (purpura) pada kulit.
Pada banyak kasus, HSP terjadi setelah penderitanya mengalami infeksi saluran pernapasan atas. Selain itu, kondisi ini juga dikaitkan dengan cacar air, campak, hepatitis, vaksinasi, gigitan serangga, penggunaan obat-obatan, atau paparan suhu dingin.
Gejala utama HSP adalah munculnya ruam merah atau ungu pada kulit (purpura), peradangan dan pembengkakan pada sendi (arthritis), gangguan pada sistem pencernaan, dan gangguan pada ginjal.
Berikut adalah rincian gejala dan keluhan yang bisa terjadi saat seseorang mengalami HSP:
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul gejala atau keluhan yang disebutkan di atas. Segera ke dokter jika mengalami ruam pada kulit yang disertai nyeri dan pembengkakan sendi, serta nyeri perut.
Karena HSP dapat kambuh, penderita HSP perlu tetap melakukan kontrol rutin ke dokter meskipun sudah sembuh. Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan jika keluhan HSP muncul kembali.
Untuk mendiagnosis Henoch-Schonlein purpura (HSP), dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, kemudian melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ruam kulit purpura, pembengkakan sendi, dan gangguan pada perut.
Untuk memastikan diagnosis dan mengetahui tingkat keparahan penyakit, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:
Keluhan yang dialami oleh penderita Henoch-Schonlein purpura (HSP) biasanya akan reda dan hilang dengan sendirinya setelah 6–8 minggu. Oleh karena itu, dokter hanya akan menyarankan pasien untuk beristirahat, minum air putih yang cukup, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.
Beberapa jenis obat yang bisa diberikan oleh dokter untuk meredakan keluhan dan gejala HSP adalah:
Walaupun bisa sembuh dengan sendirinya, HSP dapat kambuh kembali. Itulah sebabnya, penderita HSP dianjurkan untuk tetap kontrol ke dokter serta menjalani tes urine dan tes darah secara rutin. Tujuannya adalah untuk menilai fungsi ginjal dan memantau kondisi penderita. Pemeriksaan tersebut akan dilakukan selama 6–12 bulan dan dapat dihentikan jika tidak ditemukan adanya masalah.
Jika HSP yang dialami sudah cukup parah atau telah menyebabkan komplikasi, penderita mungkin perlu dirawat inap di rumah sakit. perasi juga mungkin perlu dilakukan jika HSP sudah mengakibatkan usus terlipat (intususepsi) atau pecah.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM