12 Mar 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Pada awal kehidupannya, bayi menghabiskan sebagian waktu mereka untuk tidur. Namun, seiring berjalannya waktu dan usia Si Kecil, bayi akan mulai memiliki kebiasaan untuk bangun dan bahkan sering terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali atau sleep regression.
Sleep Regression
Kondisi ini biasanya berulang selama beberapa hari atau minggu dan bisa terjadi hingga 1-4 minggu. Biasanya terjadi tiba-tiba dan dialami pada balita usia 3-4 bulan, 9 bulan dan 18 bulan.
Sleep regression bisa terjadi pada bayi yang sedang mempelajari pola tidur mereka. Terkadang mereka bergerak tanpa sadar dan akhirnya terbangun karena ada perasaan insecure terhadap lingkungannya sehingga membuat mereka lebih sulit tidur.
Ketika bangun, mungkin bayi merasa bingung apakah harus melanjutkan tidur atau waktunya bangun. Demikian juga beberapa bayi atau anak masih sulit untuk bisa menyamankan diri mereka untuk tidur sendiri kembali. Sehingga, mereka cenderung meminta "kenyamanan" itu dari orang tua. Kenyamanan bisa berupa susu atau gendongan.
Selain itu, sleep regression juga bisa terjadi pada balita yang sedang mengalami perkembangan atau milestones tertentu seperti berguling, duduk, tumbuh gigi, potty training atau perkembangan apapun. pada umunya, balita yang overtired atau kelelahan secara otomatis akan memengaruhi pola tidur mereka, sehingga saat bayi kita semakin berkembang dalam "bermain", hal ini akan memengaruhi tidur mereka di malam hari.
Sleep regression biasanya sulit dihindari karena disela perkembangan balita, kita sendiri sulit untuk menyesuaikan waktu kita dan lebih sering tidak sadar akan perubahan mereka. Sehingga kita pun berada dalam proses adaptasi dengan pola mereka.
Penyebab Bayi Susah Tidur
Selain sleep regression, bayi memang bisa sering terbangun selama beberapa menit, lalu akan tertidur kembali. Hal ini normal terjadi pada bayi di bawah usia 3 bulan karena ia belum terbiasa dengan jam dan pola tidur yang teratur. Seiring bertambahnya usia bayi, biasanya ia akan terbiasa dengan pola tidur yang teratur.
Namun, di luar hal tersebut, terkadang ada beberapa gangguan kesehatan yang bisa menyebabkan bayi susah tidur, antara lain:
1. ISPA
Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang, sehingga rentan terserang infeksi virus dan bakteri. Beberapa jenis infeksi yang kerap dialami bayi adalah ISPA. Ketika terkena ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut, bayi akan mengalami demam dan lebih sulit bernapas karena hidungnya tersumbat oleh lendir. Hal inilah yang membuatnya susah tidur.
Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan beberapa cara, yakni dengan membuang ingus di hidung bayi menggunakan pipet khusus. Untuk mengencerkan lendir di hidungnya, bisa dilakukan dengan meneteskan air garam steril (cairan saline) atau membiarkan Si Kecil menghirup uap hangat.
2. Refluks Asam Lambung
Refluks asam lambung atau gumoh adalah kondisi ketika Si Kecil mengeluarkan kembali susu dari mulutnya. Kondisi ini berbeda dengan muntah. Gumoh sebenarnya bukanlah kondisi yang berbahaya, namun terkadang gumoh bisa membuat Si Kecil susah tidur. Kondisi ini biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah ia bertambah besar.
Meski tidak berbahaya, Bunda perlu waspada dan memeriksakan Si Kecil ke dokter anak apabila ia sering mengalami gumoh atau jumlahnya banyak. Begitu pula jika gumoh terjadi ketika Si Kecil berusia lebih dari 6 bulan, membuatnya tidak mau menyusu, mengalami penurunan berat badan, terlihat lemas, sesak napas, atau memuntahkan cairan berwarna hijau, cokelat, atau bercampur darah.
3. Infeksi Telinga
Infeksi telinga oleh bakteri atau virus dapat menyebabkan penumpukan cairan di bagian belakang gendang telinga yang terkena infeksi. Kondisi ini membuat bayi rewel dan susah tidur serta lebih sering menangis dari biasanya. Ketika mengalami infeksi telinga, Si Kecil juga akan mengalami demam, pilek, dan tidak mau menyusu. Kondisi ini perlu segera diperiksakan ke dokter agar Si Kecil dapat mendapatkan pengobatan.
4. Tumbuh Gigi
Tumbuh gigi pertama kali merupakan hal normal bagi pertumbuhan bayi. Namun, proses tumbuh gigi dapat berlangsung cukup lama dan menyakitkan. Sejumlah tanda bayi tumbuh gigi, antara lain banyak meneteskan air liur, gusi merah dan bengkak, pipi merah, sulit tidur pada malam hari namun selalu aktif di siang hari, makan kurang lahap, serta rewel dan tidak tenang.
Untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang Si Kecil rasakan dan mengantisipasi Si Kecil tumbuh gigi, Moms bisa melakukan beberapa cara, seperti memberi mainan teething, mengusap gusi bayi dengan jari atau kain bersih yang sudah direndam air dingin, serta menyusui Si Kecil lebih sering.
5. Sleep Apnea
Apnea tidur atau sleep apnea tergolong kondisi serius yang dapat mengganggu sistem pernapasan bayi saat tidur. Meski seluruh bayi memiliki risiko terkena sleep apnea, namun kondisi ini lebih banyak terjadi pada bayi prematur atau bayi yang mengalami kelainan bawaan.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM