20 Feb 2021
Ika
Konon, saat Si Kecil mulai suka bermain ludah, maka ibunya akan mengalami kerontokan rambut. Apakah Moms pernah mendengar pernyataan seperti itu dari ibu atau nenek? Kira-kira pernyataan ini mitos atau fakta, ya?
Moms, meskipun menyusui kerap disebut sebagai penyebab kerontokan rambut ibu pada fase setelah melahirkan, nyatanya sampai saat ini belum ada bukti medisnya. Apalagi gejala rambut rontok setelah melahirkan atau post partum hairfall dialami hampir semua ibu, baik yang menyusui atau tidak. Kejadian ini dianggap normal. Biasanya terjadi selang tiga bulan setelah melahirkan, dan akan berakhir dengan sendirinya saat Si Kecil berusia lima atau enam bulan. Pada beberapa ibu akan berhenti setelah satu tahun.
Penyebab Rambut Rontok
Lantas, apa penyebab rambut rontok jika bukan karena kegiatan menyusui? Simak penjelasan berikut ini ya, Moms.
Moms mungkin pernah memperhatikan ketika hamil kondisi rambut tampak lebih tebal dan subur. Salah satu alasannya karena Moms mengonsumsi vitamin prenatal yang membantu rambut terlihat menawan.
Saat hamil, terjadi lonjakan pada hormon estrogen yang berfungsi memperpanjang fase hidup rambut. Hormon mencegah rambut-rambut rontok, membuat rambut terlihat lebih subur, lebih tebal, dan tumbuh lebih banyak dari biasanya. Ketika Moms melahirkan, produksi hormon estrogen kembali ke level sebelum kehamilan terjadi. Rambut yang sempat tumbuh subur dan tebal tadi kembali ke keadaannya semula. Lebih lanjut tentang macam-macam hormon kehamilan, bisa disimak di sini.
Ketika Moms hamil, rambut akan memasuki siklus tidak aktif atau disebut fase telogen dan Moms hanya kehilangan sedikit rambut. Kemudian rambut memasuki fase berikutnya, telogen effluvium, dan mengalami kerontokan. Karena itu, Moms akan mengalami kehilangan semua rambut yang tidak hilang selama hamil. Rambut yang rontok dan tumbuh kembali paling terlihat di area atas dahi. Jika area ini ditumbuhi rambut ekstra saat hamil, maka akan tampak dramatis ketika memasuki fase telogen effluvium.
Kondisi ibu baru yang kurang tidur karena begadang menjaga Si Kecil, dikombinasikan dengan rasa lelah dan stres, dapat memicu lebih banyak kerontokan rambut. Normalnya orang kehilangan rambut sekitar 80-100 helai per hari. Kehilangan helai-helai rambut ini tidak terjadi sekaligus sehingga Moms tidak menyadarinya. Sementara, pada ibu yang menyusui, jumlah kerontokan rambut bisa mencapai 400 helai. Perbedaannya memang cukup signifikan, ya Moms.
Cara Mengatasi Rambut Rontok
Dari penjelasan penyebab di atas, Moms kini bisa memahami bahwa kerontokan rambut saat menyusui dikarenakan bayi bermain ludah hanyalah mitos belaka. Kerontokan rambut ttidak dapat dihentikan. Namun, dapat diatasi guna mengurangi potensi rontok parah. Berikut ini beberapa cara mengatasi rambut rontok pada ibu menyusui.
Melakukan pijatan pada kepala dapat menstimulasi kulit kepala dan melancarkan peredaran darahnya. Semakin lancar peredaran darah, maka semakin banyak oksigen yang mengalir ke kulit kepala. Kondisi ini mampu menstimulasi folikel rambut agar bisa menjaga batang rambut dengan baik sehingga mengurangi kerontokan.
Jika mengalami kerontokan, perlakukan rambut dengan lembut supaya rambut rontok tidak makin parah. Keramas tidak usah terlalu sering demi menjaga rambut tidak mengalami kerontokan parah. Misalnya, jadwal keramas menjadi seminggu dua kali saja. Moms sebaiknya memakai sisir bergigi jarang untuk meminimalkan kekusutan.
Selain itu, rambut lebih baik diurai. Hindari penataan yang malahan menambah tekanan pada rambut. Namun, jika gerah, Moms dapat menggunakan jepit rambut bukan karet. Serta, jangan menguncir rambut supaya mengurangi kerontokan.
Ikatan dokter kulit di Amerika memaparkan kiat-kiat penggunaan sampo yang benar pada kasus kerontokan rambut pascamelahirkan. Menurut para dokter, Moms sebaiknya sebaiknya menghindari produk sampo kondisioner yang dikemas menjadi satu karena kandungannya bersifat intensif sehingga berat bagi rambut. Gunakan kondisioner terutama pada bagian ujung rambut bukan kulit kepala. Pakailah sampo dan kondisioner yang berbahan keratin karena membantu menjaga fleksibilitas rambut.
Moms, setelah keramas, sebaiknya biarkan kering alami. Kurangi menggunakan pengering rambut, juga alat pengeriting atau pelurus rambut bersuhu panas. Jika terpaksa menggunakan alat, maka atur suhunya lebih rendah. Tunda perawatan berbahan kimia dulu sampai kondisi rambut rontok telah berlalu.
Mengganti gaya rambut mungkin menjadi cara tercepat mengatasi kerontokan. Moms bisa mengubah gaya rambut menjadi gaya bob yang berkesan lebih tebal, atau memotong rambut lebih pendek. Gaya ini akan membuat Moms tampil praktis, serta lebih mudah mengatur waktu menata rambut di sela-sela merawat Si Kecil.
Selamat mencoba, Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM