16 Sep 2020
Dinda Ayu Saraswati
Infeksi Virus Corona telah berlangsung cukup lama. Meskipun begitu, sampai sekarang virus satu ini masihlah berbahaya bagi tubuh. Itulah mengapa protokol kesehatan perlu tetap dilakukan.
Virus satu ini memang dapat menyerang siapa saja tanpa batasan usia, baik itu dewasa maupun anak-anak. Namun ternyata, infeksi corona pada anak-anak lebih berbahaya dari yang terjadi pada orang dewasa.
Virus corona ternyata berpotensi terjadi lebih lama pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Virus ini malah dapat berkembang menjadi penyakit lainnya yang lebih berbahaya jika dibiarkan begitu saja.
Infeksi Virus Corona yang terjadi pada anak-anak kemungkinan terjadi lebih berbahaya dibandingkan pada orang dewasa.
Pernyataan tersebut dilandaskan atas kasus Covid-19 yang terjadi pada seorang anak di Inggris. Awalnya ia hanya mengalami batuk tanpa gejala yang parah dan orangtuanya memutuskan untuk mengisolasinya di rumah sesuai arahan pemerintah pada bulan Maret yang lalu.
Di awal-awal pandemi ia tidak pernah dites untuk memastikan apakah ia terinfeksi virus corona SARS-CoV-2. Namun dokter mendiagnosis kondisi kelelahan pascavirus anak tersebut sebagai dampak infeksi terhadap virus SARS-CoV-2.
Kasus ini merupakan salah satu dari sejumlah anak yang menderita gejala virus Corona beberapa bulan setelah pertama kali jatuh sakit.
Sebenarnya gejala infeksi Covid-19 yang terjadi pada anak-anak lebih ringan dibandingkan pada orang dewasa. Kemungkinan kebutuhan rawat inap pasien anak pun tergolong lebih rendah.
Namun, virus satu ini perlu diperhatikan baik-baik. Dr Anthony Fauci direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menegaskan bahwa meskipun gejalanya ringan, tidak sebaiknya kita meremehkan gejala Covid-19 yang terjadi pada anak. Virus Covid-19 masihlah berisiko bagi kesehatan anak-anak, bahkan dapat berujung pada kematian.
Selain itu, ada kemungkinan anak mengalami jenis masalah pasca-Covid yang sama dengan yang terjadi pada orang dewasa jika dibiarkan, yaitu kelelahan jangka panjang.
Virus Covid-19 yang menginfeksi tubuh anak dapat menunjukan kondisi langka. Ini terjadi pada sebagian kecil pasien anak dan remaja dengan Covid-19 yang sudah dirawat di rumah sakit di Italia, Inggris Raya, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
Kondisi langka ini disebut sebagai sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak, atau disingkat MIS-C. Ini merupakan komplikasi potensial setelah infeksi Covid-19.
Athimalaipet Ramanan, Honorary Professor of Paediatric Rheumatology di University of Bristol, Inggris mengatakan, "Covid-19 pada anak-anak dibagi menjadi dua kategori. Infeksi utama virus yang secara umum lebih ringan, kecuali disertai kondisi penyakit. sudah ada sebelumnya,"
Namun, yang menjadi masalah adalah sebagian anak dengan sindrom hyper-inflammatory, yang cukup parah dan memerlukan perawatan medis.
Para peneliti kini memusatkan perhatian mereka terhadap beberapa anak-anak yang mengidap sindrom MIS-C, daripada mereka yang menderita gejala yang tidak kunjung hilang setelah dicurigai terpapar virus SARS-CoV-2.
Salah seorang dosen klinis, Dr. Nathalie MacDermott dari National Institute for Health Research di King's College London dan dokter dari rumah sakit London menyatakan bahwa kasus MIS-C kini terjadi lebih banyak dibandingkan pasien Covid-19 akut pada anak.
Mereka juga menyatakan bahwa sampai saat ini, belum ada data konkret yang telah dipublikasikan menyangkut masalah jangka panjang pada anak-anak. Semuanya masih tergolong dini, dan anak-anak sendiri belum begitu terpengaruh.
Dr. Nathalie MacDermott merekomendasikan orangtua dari anak-anak yang memiliki gejala signifikan, segera melakukan pemerikasaan dan perawatan pada ahli yang berpengalaman.
Tujuannya sederhana, untuk memastikan kondisi kesehatan anak tetap terjaga dan tidak terabaikan. Sehingga jika anak tidak mengikuti tes positif virus corona, maka ada baiknya Mama segera melakukan pengecekan pasca-Covid. Ini merupakan bentuk antisipasi terhadap dampak infeksi lainnya dari virus ini.
Menanggapi ini semua Mama tidak perlu panik. Cukup jaga kesehatan anak dengan selau mengikuti protokol yang ada, makan makanan bergizi juga menjaga pola tidur dengan baik.
(Sumber: popmama)
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM