27 Feb 2020
Dinda Ayu Saraswati
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Virus corona masih meresahkan warga di dunia. Korban jiwa masih terus bertambah. Namun menurut penelitian terbaru dari China, kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona di China memiliki gejala yang ringan.
Demam adalah gejala yang paling umum
Demam adalah gejala yang paling umum di antara pasien yang mendapatkan virus corona baru yang melanda seluruh China. Sebuah penelitian baru-baru ini terhadap hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan virus corona atau dikenal sebagai COVID-19. Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas. Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China juga menunjukkan bahwa sekitar 80 persen kasus virus corona ringan. Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.
Bisa menular tanpa gejala
Konfirmasi terbaru dari Taiwan bahwa kasus virus corona untuk pertama kalinya terdeteksi tanpa gejala. Sebelumnya, telah dirilis di The New England Journal of Medicine (NEJM) pada 30 Januari lalu bahwa ditemukan 4 warga negara Jerman yang terinfeksi virus corona tanpa menunjukkan gejala.
"Inilah yang paling ditakuti para ahli kesehatan masyarakat jika virus tidak menunjukkan gejala namun masih bisa menular, karena mengontrol virus jenis ini jauh lebih sulit," ujar para ahli kesehatan, mengutip Xinhua.
Ilmuan China menemukan kasus baru mengenai penyebaran virus corona. Seorang perempuan muda asal Wuhan, China menyebarkan virus mematikan tersebut pada lima kerabatnya. Padahal perempuan berumur 20 tahun itu tidak menunjukkan gejala-gejala terinfeksi corona.
Ini menjadi bukti baru bahwa virus corona bisa menyebar tanpa gejala. Studi kasus ini telah dipublikasi di Journal of the American Medical Association yang memberikan petunjuk tentang bagaimana corona virus menyebar dan menunjukkan mengapa sangat sulit untuk menghentikan penyebarannya.
Melansir Reutres, pakar penyakit menular di Vanderbilt University Medical Centre, Dr William Schaffner mengatakan infeksi bisa terjadi tanpa menimbulkan rasa sakit.
Para peneliti sebelumnya telah melaporkan sejumlah individu yang tidak memiliki gejala namun telah menyebarkan virus corona.
Menurut laporan oleh Dr. Meiyun Wang dari Rumah Sakit Rakyat Universitas Zhengzhou dan rekannya, wanita itu melakukan perjalanan dari Wuhan ke Anyang pada 10 Januari dan mengunjungi beberapa kerabat.
Ketika mereka mulai sakit, dokter mengisolasi wanita itu dan mengujinya untuk virus korona. Awalnya, wanita muda itu dites negatif untuk virus corona, tetapi tes berikutnya dia positif.
Kelima kerabatnya menderita pneumonia COVID-19, tetapi pada 11 Februari, wanita muda itu masih belum mengalami gejala apapun, CT dadanya tetap normal dan dia tidak mengalami demam, gejala pernapasan atau perut, seperti batuk atau sakit tenggorokan.
Para ilmuwan dalam penelitian ini mengatakan jika temuan tersebut direplikasi, maka “pencegahan infeksi COVID-19 terbukti sangat menantang.” Katanya.
Pertanyaan kunci sekarang, kata Schaffner, adalah seberapa sering penularan semacam ini terjadi dan kapan selama periode tanpa gejala, seseorang terbukti positif virus corona?
Oleh karena penyebarannya yang kian hari kian mengkhawatirkan, sangat disarankan agar Moms selalu waspada dan melakukan serangkaian tindakan yang mampu mencegah virus corona. Mencegah lebih baik dari pada mengobati loh, Moms.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM