Imunisasi Tambahan: Manfaat dan Efek Sampingnya

calendar icon

23 Jul 2021

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

Imunisasi Tambahan: Manfaat dan Efek Sampingnya

Salah satu ikhtiar Moms untuk dapat melindungi si kecil dari segala macam virus yang mengancam bahkan berbahaya adalah dengan cara rajin untuk melakukan imunisasi.

Tak hanya imunisasi wajib, sekarang sudah ada beberapa imunisasi tambahan yang bisa Moms berikan pada si kecil. Imunisasi tambahan bisa diberikan pada si kecil setelah imunisasi wajib sudah Moms lakukan.

Daftar rekomendasi imunisasi tambahan rekomendasi IDAI

Inilah beberapa rekomendasi imunisasi tambahan rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Indonesia) yang bisa moms berikan pada si kecil, pemberian vaksin tambahan ini juga lengkap disertai dengan jadwal imunisasinya:

1. PCV

Vaksin PVC (pneumococcal conjugate vaccine) atau PCV13 diberikan dengan tujuan melindungi anak dari infeksi bakteri pneumococcal. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi serius, seperti pneumonia, infeksi darah, hingga meningitis bakteri.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Layanan Imunisasi Anak di Rumah, Aman dan Praktis

Jadwal imunisasi tambahan PCV adalah sebagai berikut:

  • Usia bayi 2-6 bulan: 3 dosis, interval 6-8 minggu (diulang saat bayi berusia 12-15 bulan)
  • Usia bayi 7-11 bulan: 2 dosis, interval 6-8 minggu (diulang saat bayi berusia 12-15 bulan)
  • Usia bayi 12-23 bulan: 2 dosis, interval 6-8 minggu
  • Anak di atas 2 tahun: 1 dosis.

2. Rotavirus

Anak-anak sangat rentan terinfeksi rotavirus, apalagi jika tinggal di area dengan kebersihan yang buruk. Rotavirus dapat mengakibatkan diare parah, muntah, demam, hingga nyeri perut sehingga berpotensi membuat anak dehidrasi hingga harus dirawat inap di rumah sakit.

Kondisi ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin rotavirus. Di Indonesia, jadwal pemberian imunisasi tambahan untuk bayi tergantung dari jenis vaksin rotavirus yang Anda pilih:

  • Rotateq: 3 dosis dengan pemberian pertama pada usia bayi 6-14 minggu, pemberian kedua dengan jeda 4-8 minggu, pemberian ketiga maksimal saat usia bayi 8 bulan.
  • Rotarix: 2 dosis dengan pemberian pertama pada usia 10 minggu, dosis kedua saat usia 14 minggu.

Bila bayi Anda belum menerima imunisasi ini saat usia lebih dari 8 bulan, maka vaksin rotavirus tidak perlu diberikan.

3. Influenza

Influenza adalah penyakit pernapasan atas atau bawah yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Penyakit ini sangat awam terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Bagi Anda yang ingin memberi vaksin influenza pada anak, waktu pemberian imunisasitambahan ini adalah sebagai berikut:

  • Usia anak 6-35 bulan: 0,25 ml
  • Usia anak lebih dari 3 tahun: 0,5 ml 

4.MMR

Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) dapat mencegah penyakit campak, gondongan, sekaligus rubella (campak Jerman). Imunisasitambahan yang penting ini berbeda dengan imunisasi dasar MR yang hanya menyasar penyakit campak (measles dan rubella).

Jadwal pemberian vaksin MMR ini saat bayi berusia 15-18 bulan. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi lainnya.

5. Varisela

Infeksi virus varicella-zoster akan mengakibatkan penyakit cacar air yang ditandai dengan munculnya lesi seperti lentingan, terasa gatal, dan tersebar di sekujur tubuh. Meski cacar air kerap disebut sebagai penyakit khas anak-anak, namun ia dapat dicegah atau dikurangi keparahannya dengan pemberian vaksin varisela saat bayi berusia di atas 1 tahun sebanyak 1 dosis. Vaksin varisela dapat mencegah cacar air. Imunisasi bayi dengan vaksin varisela hanya dilakukan sekali saat bayi berusia 12 bulan sampai 18 tahun. Vaksin cacar air bisa diberikan kapan pun karena imunisasi ini bisa diberikan hingga dewasa. Namun, pada anak berusia di atas 13 tahun, waktu pemberian dan dosis yang diberikan ialah 2 kali dengan interval 4-8 minggu.

6. Japanese encephalitis

Japanese encephalitis (JE) sempat mewabah di Indonesia pada 2015, terutama di daerah Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, hingga Jawa Barat dan DKI Jakarta. Penyakit ini dapat mengakibatkan radang otak, bahkan pada anak-anak sampai dapat mengakibatkan kematian.

Imunisasi bayi dengan vaksin Japanese encephalitis diberikan pada anak sebanyak dua kali, yaitu saat bayi berusia 12 bulan dan saat berusia 24 bulan sampai tiga tahun. Namun, terkadang vaksin hanya diberikan pada daerah endemis atau daerah yang rawan akan penyakit itu.

Jadwal pemberian imunisasi tambahan ini dilakukan mulai pada bayi berusia 9 bulan. Meski vaksin masih diprioritaskan bagi bayi dan anak-anak di daerah endemik JE, Anda dapat melakukan imunisasi tambahan tersebut jika ingin membawa anak ke daerah yang pernah mengalami wabah ini.

Vaksin juga dapat diberikan kepada turis yang ingin mampir ke daerah tersebut. Jika orangtua menginginkan perlindungan jangka panjang, maka imunisasi bayi dengan vaksin Japanese encephalitis dapat diberikan satu sampai dua tahun setelah imunisasi awal. 

7. Hib

Serupa dengan vaksin PCV, imunisasi bayi dengan vaksin Hib bertujuan untuk mencegah penyakit infeksi telinga radang paru, meningitis, dan sebagainya. Vaksin Hib hanya untuk menangkal penyakit yang disebabkan oleh bakteri Hib dan tidak dapat mencegah penyakit karena bakteri pneumokokus.

Oleh karenanya vaksin PCV tetap perlu diberikan. Imunisasi bayi dengan vaksin Hib dilakukan sebanyak empat kali, yaitu saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan saat berusia 15 sampai 18 bulan. 

8. Hepatitis A & TifoidI

munisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada anak usia lebih dari 2 tahun untuk melindungi anak dari virus hepatitis A. Hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis interval usia 6-12 bulan. Sedangkan imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun dengan pemberian ulang setiap 3 tahun. 

Manfaat, Dosis, Usia Pemberian, dan Efek Samping

  • Manfaat

Sebagai orang tua, kita pasti ingin melakukan yang terbaik untuk anak ya moms. Untuk memberi perlindungan penuh pada si kecil dari penyakit-penyakit tertentu,

  • dosis dan usia pemberian

Berikut dosis imunisasi tambahan untuk anak yang sudah direkomendasikan oleh IDAI

Baca Juga: Catat! Inilah Jadwal dan Daftar Imunisasi Bayi, Moms

1. PVC

  • Usia 2-6 bulan: 3 dosis dengan jarak waktu 6-8 minggu (diulang saat bayi berusia 12-15 bulan)
  • Usia 7-11 bulan: 2 dosis, dengan jarak waktu 6-8 minggu, dan 1 dosis ulangan pada saat bayi berusia 12-15 bulan.
  • Usia 12-23 bulan: 2 dosis, dengan jarak waktu 6-8 minggu.
  • Di atas usia 24 bulan: 1 dosis.

2. Rotavirus

  • Rotateq, diberikan sebanyak 3 dosis dengan pemberian pertama pada usia 6-14 minggu, pemberian kedua setelah jeda waktu 4-8 minggu, dan dosis ketiga maksimal diberikan pada usia 8 bulan.
  • Rotarix, diberikan sebanyak 2 dosis dengan pemberian pertama pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu atau maksimal pada usia 6 bulan.

3. Influenza

  • Anak usia 6-35 bulan: 0,25 ml.
  • Anak di atas usia 3 tahun: 0,5 ml.

4. Varisela

  • Bayi - berusia diatas 1 tahun : 1 dosis
  • Berusia diatas 14 tahun : 2 kali

5. Hepatitis A dan Tifoid

 Vaksin hepatitis untuk anak berusia 2 tahun untuk melindunginya dari kedua penyakit tersebut. Vaksin hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis dengan jeda waktu 6-12 bulan. 

Sementara itu, vaksin tifoid diberikan pada saat anak berusia di atas 2 tahun, dengan vaksin ulangan setiap 3 tahun. Risiko jika tidak mendapatkan imunisasi tambahan

Meskipun tidak termasuk imunisasi dasar wajib untuk anak, tetapi imunisasi tambahan perlu moms pertimbangkan. Tujuannya agar sistem kekebalan tubuh si Kecil akan semakin aktif, dan itu bisa mencegahnya terkena suatu penyakit berat berikut komplikasinya

Moms bisa kunjungi website kami di www.mooimom.id sebagai toko online perlengkapan ibu hamil dan menyusui terlengkap.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM