Trend Water Birth (Melahirkan di Air), Benarkah Lebih Aman di Luar Negeri?

calendar icon

30 Jun 2022

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

Trimester Pertama

Trend Water Birth (Melahirkan di Air), Benarkah Lebih Aman di Luar Negeri?

Moms, water birth adalah proses melahirkan yang dilakukan di dalam air. Benarkah water birth lebih aman dilakukan di luar negeri? Water birth adalah satu dari beberapa jenis persalinan. Selain melahirkan di air, ada juga melahirkan normal, operasi caesar, gentle birth, dan hypnobirthing.

Jadi, penting untuk menentukan metode persalinan di samping menyiapkan berbagai persiapan persalinan. Selama proses melahirkan di dalam air atau water birth berlangsung, Moms akan berada di dalam sebuah bak atau kolam kecil berisi air hangat.

Penggunaan air selama melahirkan ini bertujuan untuk mempermudah prosesnya sekaligus meredakan rasa sakit dan tidak nyaman yang mungkin Moms alami. Agak berbeda dengan persalinan yang berlangsung di rumah sakit, proses melahirkan di dalam air atau water birth bisanya dilakukan secara alami.

Benarkah Water Birth Lebih Aman di Luar Negeri?

melahirkan di air water birth aman diluar negeri

Melahirkan dengan metode water brith sebenarnya sama amannya baik diluar negeri atau pun di dalam negeri Moms. Asalkan Moms tetap mematuhi beberapa syarat utama water brith tersebut.

Berikut beberapa syarat penting yang harus Moms perhatikan saat hendak melahirkan dengan metode water birth.

Tidak semua ibu hamil boleh melahirkan di dalam air (water birth). Hal ini dikarenakan water birthbisa menimbulkan risiko yang fatal bagi Anda dan bayi jika tidak dilakukan dengan prosedur yang benar.


Baca Juga:
Metode Eracs : Melahirkan Secara Caesar dengan Minim Rasa Sakit. Benarkah?


bannerbanner

Melahirkan di dalam air mempunyai risiko tersendiri bagi ibu dan janin, seperti yang juga dijelaskan oleh American Pregnancy Association.

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko dari water birth, ibu hamil diharuskan dalam kondisi yang sehat dan prima.

Metode melahirkan di dalam air tidak dianjurkan dilakukan bagi Anda dengan kondisi sebagai berikut:

  • Umur di bawah 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
  • Memiliki komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia, diabetes gestasional, dan hipertensi gestasional
  • Sedang hamil bayi kembar dua, tiga, atau lebih
  • Melahirkan sebelum waktunya atau lahir prematur karena bayi perlu perawatan khusus jika lahir prematur
  • Ukuran bayi terlalu besar
  • Pernah memiliki riwayat operasi caesar atau kesulitan saat melahirkan sebelumnya
  • Bayi dalam posisi sungsang sehingga perlu dilakukan operasi caesar
  • Ibu punya penyakit infeksi
  • Ibu demam lebih dari 39 derajat Celcius
  • Perdarahan vagina berlebihan
  • Kesulitan melacak detak jantung bayi
  • Pernah mengalami distosia atau persalinan macet. Ini dikarenakan posisi kepala bayi sudah di luar vagina, tapi salah satu bahu masih ada di dalam) pada persalinan sebelumnya

Apa risiko melahiran di dalam air (water birth)?

Melahirkan di dalam air memiliki beberapa risiko untuk bayi.

Bayi yang mengalami stres saat proses melahirkan di dalam air atau water birthberlangsung bisa sulit bernapas dengan lancar.

Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi serius pada pernapasan bayi, seperti aspirasi mekonium.


Baca Juga:
Metode Persalinan Ila, Melahirkan Tanpa Rasa Sakit, Benarkah?


Aspirasi mekonium terjadi ketika bayi menghirup mekonium (tinja pertama bayi) yang ada pada cairan ketuban saat proses persalinan.

Adapun beberapa risiko melahirkan di dalam air atau water birth bagi bayi adalah sebagai berikut:

  • Tali pusat bayi rusak saat diangkat ke permukaan air.
  • Bayi mengalami kejang.
  • Bayi susah bernapas.
  • Suhu tubuh bayi menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM