30 May 2021
Ika
Tips Menyusui
Tips Menyusui
Kini semakin banyak ibu menyusui yang beraktivitas di luar rumah. Memerah ASI pun menjadi pilihan agar asupan gizi anak tetap terpenuhi. Itu sebabnya penting untuk mengetahui bagaimana penyimpanan ASI perah (ASIP) yang benar.
Ada berbagai pilihan tempat untuk menyimpan ASI perah, seperti botol kaca, botol plastik dengan label bebas bahan berbahaya, ataupun kantung ASI. Sebaiknya hindari menyimpan ASI perah dalam kemasan botol atau plastik yang biasa digunakan untuk keperluan umum. Hal ini karena tempat penyimpanan ASI turut mempengaruhi kualitas stok ASI.
Agar ASI yang disimpan terjaga kualitasnya, penting untuk terlebih dahulu melakukan sterilisasi botol bayi atau kemasan penampung ASI perah yang akan didinginkan atau dibekukan. Lakukan sterilisasi dengan merebus botol dan bagian pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit, dalam air panas mendidih sekitar 5-10 menit.
Selain merebus secara manual, Bunda juga dapat menggunakan alat sterilisasi elektrik. Namun sebelumnya, jangan lupa mengecek keamanan dan ketahanan kemasan pada label. Hati-hati saat melakukan sterilisasi botol yang terbuat dari kaca, karena bahan ini lebih berisiko pecah.
Hal yang tak kalah penting demi mencegah perkembangan bakteri dari ASI perah yaitu menjaga kebersihan tangan saat memerah, ataupun saat menyimpan ASI dalam kemasan. Gunakan sabun untuk mencuci tangan sebelum memerah, serta cuci bersih botol kemasan ASI sebelum dilakukan sterilisasi.
Untuk ASI perah yang akan dibekukan, masukkan langsung botol ke dalam freezer segera setelah diperah. Sebaiknya Bunda tidak mengisi penuh botol atau plastik kemasan. Alasannya karena ASI perah cenderung mengembang dalam keadaan membeku.
Khusus untuk kemasan plastik penampung ASI perah, tempatkan lagi dalam kontainer atau kotak kemasan lain sebelum memasukkannya ke dalam lemari pendingin. Hal ini karena kemasan plastik lebih berisiko mengalami kebocoran. Terakhir, jangan lupa memberikan label yang mencantumkan tanggal ASI diperah, pada botol atau plastik kemasan.
Penyimpanan ASI perah sebaiknya disesuaikan dengan penggunaannya. ASI yang akan digunakan secepatnya, lebih baik dimasukkan ke dalam bagian lemari pendingin yang tidak akan membuat beku.
ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa bulan, tergantung dari suhu penempatannya. Berikut prinsip penyimpanan ASI yang harus diketahui:
ASI perah tahan hingga 6 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar 25 derajat Celcius.
ASI perah tahan hingga 24 jam, saat disimpan dalam kotak pendingin yang ditambah kantung es (ice pack).
ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari pendingin dengan suhu minimal 4 derajat Celcius.
ASI perah tahan hingga 6 bulan apabila disimpan di dalam freezer dengan suhu -18 derajat Celcius atau lebih rendah lagi.
Hanya saja perlu diingat, proses pembekuan ASI perah kemungkinan menghilangkan beberapa zat yang penting untuk menghalau infeksi pada bayi. Semakin lama penyimpanan ASI perah, baik didinginkan maupun dibekukan, akan menghilangkan kandungan vitamin C pada ASI. Meski demikian, ASI perah yang sudah dibekukan itu, nilai gizinya masih jauh lebih baik dibandingkan susu formula.
ASI perah beku yang dicairkan kemungkinan akan mengalami perubahan pada warna, bau, dan konsistensinya dibandingkan ASI segar. Oleh karena itu, wajar jika Bunda mendapati ASI mengendap setelah disimpan di dalam kulkas. Kondisi ini normal dan cukup kocok botol penyimpanan untuk mencampurnya lagi.
Sebagian bayi ada yang menolak ASI perah beku. Jika demikian, Bunda bisa mencoba memperpendek masa simpan ASI atau menghangatkan ASI sebelum diberikan pada Si Kecil.
Untuk mencairkan ASI perah yang dibekukan, dapat menggunakan penghangat ASI elektrik yang bisa digunakan di rumah atau di mobil. Jika tidak tersedia, maka Anda dapat menempatkan botol penyimpan ASI perah ke dalam panci atau mangkuk berisi air hangat. Diamkan beberapa saat. Ingat, jangan menaruh panci atau baskom tersebut di atas kompor yang menyala.
ASI perah yang dibekukan, sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam suhu ruang. Beberapa penelitian mengungkap perubahan suhu yang cepat dapat memengaruhi kandungan antibodi dalam ASI yang bermanfaat bagi bayi. ASI perah beku dari freezer dapat diletakkan terlebih dahulu di ruang pendingin pada kulkas, kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas.
Jika ASI perah dibutuhkan segera, maka Anda dapat menempatkannya di bawah air mengalir dengan suhu biasa. Lalu lanjutkan mengalirinya dengan air hangat. Jika belum cukup hangat, tempatkan botol di dalam mangkuk berisi air hangat. Untuk memeriksa apakah suhu ASI sudah sesuai untuk Si Kecil, teteskan ke pergelangan tangan. Jika suhu sudah sesuai, ASI bisa langsung diberikan pada Si Kecil.
Meski tampaknya mudah, hindari menghangatkan atau mencairkan ASI perah menggunakan microwave. Alat ini dapat menciptakan bintik-bintik pada botol ASI perah yang kemungkinan berbahaya bagi Si Kecil. Bintik ini muncul karena suhu panas. Sekali lagi, perubahan susu yang terlalu cepat pada ASI perah bisa menghilangkan kandungan antibodi yang dibutuhkan oleh bayi.
ASI merupakan asupan nutrisi yang terbaik bagi bayi. Penyimpanan ASI perah yang benar dapat membantu ibu menyusui yang bekerja atau beraktivitas di luar rumah untuk tetap mencukupi kebutuhan bayi. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Lengkapi peralatan menyusui Moms dengan produk-produk aman dan berkualitas baik, salah satunya menggunakan MOOIMOM Cooler Bag. Moms juga dapat memilihkan perlengkapan teraman untuk Si Kecil melalui website Mooimom.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM